eps24

788 63 2
                                    

Keesokan harinya...
Drrrt Drrrt Drrrt
Sending message from my heart
"Krist...Lunch time kau masih sibuk?aku ingin mengajakmu melihat rumah kita."Krist tersenyum membaca pesan dari kekasihnya.
"Ok..phi...Sing..."balas Krist.
"Kalian mau lunch bareng?"goda Puim.
"Khap."Krist menoleh ke arah Puim. Puim menghela napasnya dalam.
"Yang lagi jatuh hati. Kau mau lunch dengan dia?"tanya Puim. Krist mengangguk tersenyum.
...............
"Rumah?"Krist sedikit terkejut.
"Kenapa?kau tidak suka Krist?"tanya Singto heran. Krist menggelengkan kepalanya.
"Tidak.tidak.tidak. Aku suka rumah ini. Ini bagus sekali phi...seperti impianku..."Singto menginterupsi.
"Impian kita..."Krist tersipu malu , Singto menarik tangan Krist untuk menggenggam lengannya.
Membuat Krist lebih tersipu malu kepada pegawai real estatet agency yang tersenyum melihat kemesraan Singto yang memang sengaja di tujukan kepada pegawai perumahan itu.
"Apakah istri anda tidak menyukainya, Tuan. Ini seperti yang anda minta. Beberapa yang terbaik dari yang kami miliki. Dengan likungan yang aman..."Krist tersipu malu berbisik pada Singto.
"Pegawai itu mengira kita pasangan baru menikah...phi..."bisik Krist.
"Kau tidak suka...?aku suka..."jawab Singto berbisik. Krist tersenyum menutup wajahnya dan bersembunyi di balik bahu Singto.
"Phi Siing..."bisik Krist.
"Krist kau suka dengan rumahnya?"tanya Singto. Krist dan Singto mengikuti pegawai real estate itu menuju lantai atas.
"Aku pikir kita akan membeli apartment saja phi..ternyata phi membeli rumah..."tanya Krist
"Kau tidak suka, sayang?padahal aku lebih suka beli rumah..kita bisa...."goda Singto. Krist tersipu malu.
"Ya. Aku suka."Krist mengangguk.
"Baiklah. Aku ambil rumah ini. Besuk harus bisa aku tempati."perintah Singto.
"Andai Tuan Singto hendak menginginkan malam ini. Bisa kami kerjakan, namun untuk prosesnya...."petugas itu menekankan sesuatu yang Singto tahu.
"Ok. Malam ini pukul 09.00malam, rumah ini kami tempati."perintah Singto.
"Phi, malam ini?"tanya Krist.
"Ya. Kita bisa berduaan mulai malam ini."Singto mencubit pipi Krist.
"Phi...malu..."Krist menepuk bahu Singto.
.................
"Krist...kau tadi pergi bersama Tuan Muda Singto dengan menggunakan babynya?ohy...akhir-akhir ini...dia tidak menggunakan bumbiesnya. Apa kau tahu Krist?"tanya Puim. Krist bingung dengan pertanyaan Puim.
"Baby?bum..bum..apa?"tanya Krist balik.
"Bumbies...dua kendaraan kesayangan Tuan Muda Singto. Baby adalah nama montor kesayangannya, yang kau gunakan hari ini. Sedangkan Bumbies adalah mobil kesayangan Tuan Muda Singto."jelas Puim.
"Aku...tidak pernah melihat phi Sing..menggunakan mobil, aku pikir karena dia sangat suka berkendara dengan sepeda montor."jelas Krist.
"Ohhh...mungkin juga begitu..."Puim mengangguk.
"Phi Sing...sangat tampan bila berkendara..."ucap Krist lirih namun bisa di dengar oleh Puim.
"Uuuii...kupingku panas...rayuan apa itu tadi...katakan saja pada kekasihmu...hahaha"goda Puim.
"Jangan-jangan...uang untuk membeli rumah...dari phi Sing menjual mobilnya?"Krist khawatir dalam pemikirannya sendiri.
................
Pukul 08.00malam. Peck menghampiri Krist.
"Krist...kau ada acara hari ini?"tanya Peck.
"Khap. Ada yang bisa kubantu phi?"tanya Krist.
"Tidak. Aku ingin mengajakmu makan malam."jawab Peck.
Drrrt Drrrt Drrrt.
Sending message from my heart
"Aku tunggu di Apartment."pesan Singto
"Phi...aku agak terlambat. Phi Pheck mengajakku makan malam."balas Krist.
"Apa?!bilang saja kau ada janji dengan kekasihmu."balas Singto.
"Sebentar saja Phi...ok"balas Krist.
"Ok.ok.ok. Terserah kamu."balas Singto.
Krist menghela napasnya.
Kali ini Peck mengajak Krist untuk dinner di Restauran Sushi.
Seseorang mendekati Peck.
"Mr. Peck...keberuntungan saya bisa bertemu dengan anda. Dan..."Pria putih, tinggi nan menawan dengan setelan Men suit warna grey dikombinasi dengan kemeja putih, melirik pada Krist yang sedang menghentikan makan setelah kehadiran Toptap.
"Perkenalkan Krist Perawat Sangpotirat..."perkenalan Peck terpotong dengan ucapan Pria tersebut.
"Sangpotirat!!!Oho!!!baby face Si Godt."sela Pria itu menjabat tangan Krist.
"Anda mengenal saya??!"tanya Krist.
"Tentu saja. Aku pernah melihatmu...saat usiamu...10th...ya...10th...kau pasti sudah lupa...Keluarga kita kan dekat...kau masih kecil waktu itu..."Pria tersebut terlihat riang menjabat tangan Krist lama dan belum melepaskannya.
"Perkenalkan Toptap Jirakit. Sahabat kakakmu Godt. Waaah...kau sudah besar ternyata."Krist tersenyum.
"Khap. Khun Toptap Jirakit."Krist membalas jabatan tangan Toptap. Tanpa permisi Toptap sudah duduk di samping Krist.
"Panggil saja seperti dulu kau memanggilku phi..."pinta Toptap.
"Top ternyata sangat dekat dengan keluarga Sangpotirat."batin Peck.
Makan malam bertambah riuh setelah kehadiran Toptap. Peck tampak tidak suka karena kehadiran Toptap makan malam yang diharapkannya berdua dengan Krist menjadi makan bersama dengan Toptap juga.
"Kau bekerja untuk Peck. Waaah...kau si bandel yang keras kepala."Toptap mengacak-acak rambut Krist.
"Aku antar kau pulang. Tunggu biar aku hubungi Godt."Toptap meraih handphonenya.
"Hallo, bro...tebak aku bersama siapa?"Toptap terlihat riang.
" mana ku tahu." balas Godt.
"Baby face kesayanganmu. Iya. Secara kebetulan kita bertemu saat dinner. Aku mau minta izin mengantarnya pulang."pinta Toptap.
" Ok. Bersama siapa lagi dia. Kalian tidak party bukan?"protektif Godt
"Kebiasaan gak berubah. Tenang saja. Baby face kesayanganmu cuma dinner. Ok. Bye..."jawab Toptap.
............
Pukul 11malam. Toptap terkejut sesampainya di lingkup Apartment Krist.
"Kau tinggal disini?! Kau memang tidak berubah soal keras kepalamu."ucap Toptap berdiri disamping Krist melihat Lingkup Apartment murah Krist.
"Maaf phi... Terima kasih atas tumpangannya."jawab Krist. Toptap langsung memeluk Krist.
" Ok. Senang bertemu dengan kau Krist. Sekian lama aku melihatmu di Chiang Mai. Kapan-kapan kita main lagi dengan kakak-kakakmu. Bye..."Toptap melepaskan pelukannya, sebelum masuk mobil melambaikan tangannya lalu pergi meninggalkan Krist yang agak bingung dengan pertemuan sahabat kakaknya itu.
Dirinya sendiripun tidak terlalu mengingat tentang sahabat kakaknya itu. Di kejauhan tampak seseorang mengintip dari balik tembok.
Singto yang hendak pulang dengan kesal. Tanpa sengaja bertepatan dengan kedatangan Krist. Singto mengepalkan tangannya.
"Oho!!!kau mau bermain denganku rupanya!!!Kau pikir bisa menipuku!!!Akan ku balas lebih!!!"gumam Singto lalu buru-buru kembali ke kamar Krist.
Krist baru sampai ke Apartmentnya. Saat membuka pintu mendapati Singto tertidur di ranjang.
Krist mendekati Singto di ranjang. Memeluknya dari belakang. Mencium bahunya. Mencium aroma tubuh yang dirindukannya.
Singto menggeliat.
"Kau sudah pulang."Singto duduk memeriksa jam, membelalakan matanya.
Krist beralih merapikan pakaiannya ke dalam koper.
"Jam 11malam. Makan malam semeriah apa?"Singto terlihat kesal.
"Hanya makan malam biasa phi...maaf membuatmu menunggu lama. Jadi ke rumah. Atau besuk saja. Sudah malam. Atau besuk saja?"Krist selesai mengepak bajunya.
"Kopermu saja yang dibawa terlebih dahulu. Besuk pagi biar aku minta Pak Yoh yang melakukannya. Disini panas."Singto menarik tangan Krist dengan kasar. Singto menggenggam tangan Krist dengan erat. Krist merasa kesakitan namun Krist tahu bahwa Singto merasa kesal karena dirinya terlambat pulang, tidak sesuai yang dijanjikan.

I hope you love me tooo [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang