eps36

687 54 16
                                    

Krist merapikan kemejanya, terkejut dengar dering telephone.
Kriiing Kriiing Kriiing
"Krist...maaf aku tidak bisa menemanimu ke acara Pernikahan temanmu. Cherren memintaku menemaninya ke Korea sore ini. Tidak apa bukan kau berangkat sendiri?"tanya Toptap.
"Tidak apa-apa. Aku akan berangkat sendiri. Phi...salam untuk pacarmu cherren..."jawab Krist.
Krist menghela napasnya. Ae sarun teman sekolah menengah waktu dirinya di ChiangMai. Sekarang Wedding partynya. Setelah mendapat pekerjaan di Bangkok. Sekarang menikah dan menetap di Bangkok bersama suaminya.
Pria tampan dibalut jas putihnya melajukan bumbies mobil kesayangannya di sebuah hotel mewah. Seorang valet parkir sudah menyambut Singto di depan hotel.
Banyak wanita terpesona dengan ketampanannya dari pintu masuk hotel sampai memasuki lift menuju ballroom hotel. Singto hanya tersenyum manis, merasa dirinya 'perfect' memancarkan ketampanannya malam ini.
Dengan menaiki taxi, Krist sampai di sebuah hotel mewah setelah Singto memasuki pintu depan hotel, menuju Ballroom hotel tempat ae Sarun menggelar pesta pernikahannya. Dengan nuansa putih dan biru.
Pernikahan itu terlihat begitu indah. Krist merasa kagum dengan tempat itu. Pandangannya mengedar, seorang perempuan cantik menghampirinya.
"Maaf...kalau boleh saya tahu undangan atas nama siapa?"tanya wanita cantik dengan tampilan jas hitamnya. Tubuh yang proposional dan paras yang cantik. Krist tersenyum memberi salam.
"Krist Perawat Sangpotirat."jawab Krist.
"Saudara Perawat. Silahkan ada tempat khusus untuk anda. Disebelah sini."Krist di ajak untuk duduk di deretan kursi dekat keluarga mempelai wanita, ae Sarun.
Saat Krist hendak duduk. Krist dan Singto terkejut. Singto berada di deretan seberang, deretan mempelai laki-laki. Tepat bersebrangan, terpisahkan panggung menuju altar mempelai pria dan wanita.
Setelah acara resmi selesai, kini berganti santai bersama teman-teman mempelai wanita dan teman-teman mempelai pria. Beberapa orang menyumbangkan lagu. Singto dihampiri Mond, mempelai pria.
"Selamat atas pernikahanmu Mond..."Singto menepuk lengan Mond.
"Terima kasih sudah datang. Sendiri? Seorang Singto Prachaya?"sindir Mond. Singto hanya tersenyum dan mengangguk.
" ohy...aku tak menyangka kau juga mengenal Krist Perawat?"tanya Krist menatap ke arah Krist duduk menikmati lagu.
"Krist Perawat...ohhh...pria itu adalah teman istriku."jawab Mond, dihampiri istrinya. Singto yang menyadari pengantin wanita memberi salam.
"Krist Perawat kalau tidak salah adalah teman sekolah menengah kamu kan sayang?"Mond mencoba mengingat.
"Krist? Iya..Krist adalah temanku, aku sering maen ke rumahnya bila ada tugas kelompok. Lagipula rumah kita gak terlalu jauh. Memangnya ada apa? Anda kenal teman saya?" tanya ae Sarun
"Krist pernah bekerja di Perusahaan saya."jelas Singto.
" ahh...begitu.."ae Sarun mengangguk-angguk.
"Aku tidak melihat tunangannya sedari tadi?"Singto mencoba ke inti rasa penasarannya sedari tadi namun agar tidak terlalu mencolok.
"Tunangan? ahh...katanya pria itu bukan tunangannya, juga bukan pacarnya. Krist itu single. Maaf...permisi...saya harus kesana sebentar ya...selamat menikmati jamuannya. Phi...aku ke sana dulu..."Mond mengangguk lalu mengecup pipi kanan istrinya sebelum pergi.
" ohh...kau mencoba membohongiku...ngaku-ngaku bertunangan lagi."batin Singto menyeringai.
"Sing...nikmati jamuannya ya..."Mond menepuk lengan Singto.
" Ya. Selamat menempuh hidup baru, kawan..."ucap Singto.
"Terima kasih, sobat..."Mond meninggalkan Singto sendiri, Singto mulai berjalan menghampiri meja Krist. Sebelum itu Singto menghubungi seseorang.
" Pak Yoh, bikin rumahku sedikit berantakan."perintah Singto.
"Khap?"Pak Yoh masih terlihat kebingungan
"Seperti baju kotorku berantakan di lantai...atau bekas mie instan di dapur...seperti itulah... Mengerti?"perintah Singto.
"Baik. Tuan Muda."Pak Yoh geleng-geleng kepala.
"Hi...Krist...boleh aku duduk disini?"Singto memberi salam, tersenyum manis.
"Aduuch...kenapa ini orang kesini..."gumam Krist lirih yang sedari tadi menata hatinya, jadi terlihat salah tingkah di mata Singto. Krist hanya mengangguk.
"Sendiri?"tanya Singto. Krist mengangguk. Mencoba tidak terlalu menanggapi Singto.
"Tidak bersama tunanganmu?"tanya Singto. Krist mengangguk.
"Kenapa?"tanya Singto lagi. Membuat Krist mulai kesal.
"Lagi ada urusan..."nada Krist terlihat ketus.
"Benarkah?"seringai Singto sukses membuat Krist kesal. Krist mengubah posisinya menghadap Singto.
"Phi Sing..."Krist melambaikam tangannya agar mendekatkan wajahnya.
"Apa maumu?"tanya Krist berbisik.
"Mengobrol tentu saja."jawab Singto berbisik pula.
"Kembali ke tempatmu. Karena aku tidak mau mengobrol denganmu."bisik Krist lagi menatap tajam Singto.
"Terserah aku mau duduk dimana saja. Bukankah kursi ini free..."sanggah Singto. Krist berdiri, menghampiri ae Sarun dan Mond berpamitan untuk pulang lebih dahulu.
Singto yang melihat itu mengikuti Krist. Setelah keluar dari ballroom itu. Krist beranjak untuk pulang, tangan kanannya ditarik oleh Singto.
"Apa!!!"bentak Krist, membuat beberapa tamu yang ada di koridor itu menatapnya.
" eit's Tunggu dulu..."seringai Singto.
"Aku ingin kau mengambil barang-barangmu yang masih tertinggal dirumahku. Itu saja. Kau lupa."nada sinis Singto.
"Krist...mikir apa kau ini!!!sadarr...sadarkan dirimu..."batin Krist menepuk jidatnya.
"Ok. Kau letakkan saja di depan pintu, besuk ku minta seseorang untuk mengambilnya."jawab Singto.
"Tidak bisa. Kekasihku mau datang malam ini."Krist terlihat jelas di mata Singto tersentak dengan perkataannya.
"Bodoh nya kau Krist!!!mikir apa kau!!!!"batin Krist.
"Lalu?"tanya Krist balik.
"Kemasi sekarang juga!!!"nada Singto yang terkesan memaksa.
Krist mengikuti Singto yang berjalan keluar hotel dengan bumbies mobil yang telah terpakir di luar pintu masuk hotel.
"Aku naik taxi aja..."jawab Krist setelah Singto membuka jendelanya.
"Hey...kau membuang-buang waktuku nanti. Cepat naik!!!"balas Singto berteriak dari dalam kursi kemudi. Karena dilihat valet parker, Krist dengan terpaksa menaiki mobil Singto.
"Pakai sabuk pengamanmu, atau kau ingin aku yang memakaikannya untukmu..."goda Singto, membuat Krist menggerutu kesal.
"Cih modus!!!dan narsis lagi!!!"gerutu Krist membuat Singto tertawa.
Setelah sekian lama Singto hidup dalam kekosongan, sekarang seolah dirinya mendapatkan energi penuh. Terdapat sedikit kecanggungan saat bumbies melesat ke arah yang dituju.

I hope you love me tooo [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang