eps13

1.1K 96 6
                                    

Krist memulai rutinitasnya. Dari pagi Krist sudah mempersiapkan segalanya. Membuat Puim semakin menghormati Krist. Krist memeriksa jadwal Mr. Peck, menyiapkan semua kebutuhan termasuk pakaian yang akan digunakannya untuk rapat pagi ini.
Menyiapkan semua hasil laporan yang akan digunakan untuk rapat pagi ini. Termasuk mengontrol ruang rapat. Minuman, mic dan LED. Krist mengotrol semua itu pagi ini.
"Aku mengerti sekarang. Kenapa Tuan Muda menunjuknya. Krist memang pantas menduduki pekerjaan ini."batin Puim tersenyum memandang Krist.
"Kenapa kau memandangku seperti itu?aku tampan ya..."Krist tersenyum manis didepan Puim.
"Lebih tampan pacarku..."Puim menjulurkan lidahnya. Pukul 06.00pagi Peck datang tepat waktu.
"Selamat Pagi..."Peck memberi salam pada Puim dan Krist.
"Ada kabar gembira apa?kalian terlihat bahagia pagi ini?"sapa Peck.
"Puim sudah memiliki pacar Mr. Peck."goda Krist. Krist mendapat pukulan dari Puim di punggungnya.
"oho!!!benarkah?Selamat ya..."goda Peck lalu masuk ke dalam ruangannya diikuti Krist.
"Krist, aku hari ini ingin air mineral saja."pinta Peck menaruh tas kerjanya di meja.
"Baik. Pak."jawab Peck.
"Krist aku kan sudah bilang kemaren, kalau kita berdua jangan formal padaku. Bisa tidak kau memanggilku phi...aku kelihatan tua kalau kau panggil seperti itu." pinta Peck.
"Baik Mr. Peck..eehm..phi..."jawab Krist agak canggung.
"Ini dokumen yang harus Mr..phi...tanda tangani pagi ini. Ini semua laporan untuk rapat pagi ini. Belum ada konfirmasi dari Bank Swiss International mengenai data keuangan yang ada di Swiss."jelas Krist.
"Kau hubungi sekarang Krist."pinta Peck.
Saat Krist sibuk dengan pekerjaannya. Peck sesekali melirik ke arah Krist dari atas sampai sepatunya.
"Cabang Perusahaan yang di Swis meminta berbicara dengan anda secara langsung mengenai data ini."Krist menghubungkan sambungan itu.
..........
"Krist, ayo..."Peck mengambil jasnya. Krist melihat dasi Peck yang agak berantakan. Peck merasa jantungnya berdebar dengan tatapan Krist.
"Ada apa, Krist?"tanya Peck mencoba bicara senormal mungkin agar tidak terlihat gugup di depan Krist.
"Maaf, phi..."Krist merapikan dasi Peck yang sedari tadi membuatnya tidak sabar untuk merapikannya.
Peck yang melihat Krist sedekat itu, membuatnya berdebar-debar semakin kencang. Sesekali Peck menelan ludahnya melihat bibir merah muda di depannya. Adik kecilnya semakin memberontak. Fantasinya semakin liar.
"Sudah, phi...kini phi baru terlihat tampan"Krist tersenyum manis.
"Ayo..."Peck yang gugup langsung pergi, terlihat oleh Krist senyum manis yang sekejap mata olehnya.
"Kau bilang aku tampan. Memang biasanya aku tidak tampan. Semua wanita disini terpesona padaku."Peck memamerkan pesonanya.
"Wuiih...tampanan juga aku, phi..."Krist memamerkan pesonanya juga.
"Kau bukan tampan, tapi manis dan cute..."Peck mencubit kedua pipi Krist. Canda Keduanya di lift yang hanya ada mereka berdua.
Ting...
Singto di depan pintu lift. Membuat Peck dan Krist terkejut, buru-buru Peck melepaskan tangannya, begitu juga Krist yang terlihat canggung.
Singto di depan lift sedang asyik dengan handphone. Ketika mendengar pintu lift terbuka, melihat apa yang terjadi. Walau sekilas dalam pandangan Singto kakaknya memegang kedua pipi Krist, lalu keduanya bersikap canggung.
Krist dan Peck keluar dari lift, Singto menatap kepergian keduanya, lalu berlari mengikuti Peck dan Krist.
"Phi, mau kemana?"tanya Singto
"Ada urusan sebentar."jawab Peck.
"Aku ikut...phi."tanya Singto merengek.
"Tidak."jawab Peck. Membuat Krist yang larut dalam pikirannya memandang Peck sangat dalam. Singto melihat tatapan Krist pada Peck.
"Kenapa Krist menatap kakakku seperti itu ya?"tanya Singto dalam hati melihat kepergian Krist.
Dalam perjalanan Krist terus berpikir, apa yang terasa mengganjal di hatinya.
"Boss Singto tadi memanggil Phi Peck dengan sebutan phi?"tanya Krist dalam hati.
"Krist...krist..."panggil Peck membuyarkan lamunan Krist.
"Khap."jawab Krist.
"Ada apa?apa ada yang kelupaan?"tanya Peck.
"ee...eeehm..."Krist terlihat ragu mengatakannya.
"Katakan saja."jawab Peck, melihat keraguan Krist.
"eee...kenapa tadi Boss Singto memanggil phi?"tanya Krist.
"Tentu saja. Dia kan adikku."jawab Peck keceplosan.
"What?!"Krist dan Peck terkejut bersamaan. Peck mengernyitkan matanya, tersadarkan bahwa dirinya sendiri tanpa sengaja mengatakan kebenaran bahwa dirinya adalah Kakak Singto.
"Singto adikmu, phi...jadi...jadi...Bossku adalah...phi Peck...eeh...maaf Tuan Muda Peck...lalu kenapa phi membohongiku?"cerocos Krist.
Peck menepikan mobilnya.
"Krist...maaf...bukan maksudku membohongimu...hanya saja kau ingat pertama kali kita bertemu kan?Sebelum itu aku memperkenalkan diriku, sebagai Sekretaris CEO bukan...bla...bla...bla..."Peck mencoba menjelaskan situasinya. Krist hanya terdiam.
"Krist...aku minta maaf...aku benar-benar tidak bermaksud mempermainkanmu...Krist?"Peck menggenggam tangan Krist. Krist secara perlahan memundurkan tangannya.
"Ayo kita jalan phi Peck. eeh..Tuan Muda...Nanti kita..eeh..Tuan Muda terlambat."jawab Krist, mulai terbiasa dengan kedekatan Krist berubah canggung, dan bingung hanya untuk bersikap formal pada atasan.
Peck kebingungan dengan sikap diam Krist. Peck yang tidak terbiasa bagaimana cara meminta maaf atau membujuk seseorang dalam hal ini. Walau membujuk negosiasi bisnis. Peck sudah masuk dalam daftar Pewaris Muda Suthilack Grup no.1 dalam mengembangkan Perusahaan Suthilack.corp.
Peck merasa bersalah. Peck merasa tidak nyaman dengan situasi diam Krist. Sampai membuat Peck tidak fokus dalam mengemudi. Krist yang berada di kursi penumpang merasakan itu.
Sesampainya di Rainbow cafe...
"Kau mau pesan apa Krist?"tanya Peck.
"Saya tidak lapar. Terima kasih."jawab Krist.
"Krist...aku mohon jangan marah lagi...Maafkan aku, ya..."pinta Peck
"Saya tidak marah."jawab Krist.
"Kalau begitu kau mau pesan apa?"tanya Peck
"Saya tidak lapar. Terima kasih."jawab Krist. Peck merasa kecewa. Peck masih merasakan suasana hati Krist belum reda.
"Benar?"tanya Peck sekali lagi.
"Benar."jawab Krist.
"Ya sudah. Ayo kita kembali. Aku juga tidak lapar."sangat Peck membalikkan badannya, Krist menahan lengan Peck.
"Aku tidak suka manis. Kita pesan 1saja. Untuk phi Peck."gumam Krist.
"Kita makan berdua, kau suka apa?strowberry cake"tanya Peck, diiyakan Krist dengan anggukan.
Peck memesan 1strowberry cake dan 2capucino latte.
Peck mengambil photo yang di pesannya hari ini.
"Kau suka melakukan hal seperti itu phi?"tanya Krist penasaran, melihat segala tingkah lucu Peck hari ini.
"Ya. Aku suka memposting makanan yang sedang ku makan. Seperti ini."Peck menunjukan social medianya. Krist terpesona dengan hasil postingan Peck. Sesekali menanyakan dimana dirinya makan dipostingan itu.
"Take selfie..."Peck mengambil beberapa pose lucu. Krist benar-benar dibuat terkejut dengan perubahan sikap Peck diluar. Kesan tegas dan tenang tidak dilihatnya saat ini.
Lalu Peck memposting lagi photo kebersamaanya dengan wajah Krist yang ditutupi emoticon besar, tertulis...#my wonderfull life loving you..."
"Ada 1hal yang belum ku katakan padamu?"ucap Peck sedikit ragu...
"Apa itu?"Krist memicingkan matanya menaruh curiga sembari makan strowberry penghias Stowberry cakenya.
"Aku...aku suka padamu."Krist langsung tersedak buah strowberry yang belum sempat di kunyah.
"Uhuk..uhuk..uhk..."Krist memberi isyarat pada Peck. Peck tertawa terbahak-bahak tanpa henti melihat reaksi Krist.
"Miss...tolong air mineral!!!cepat!!!"Peck tertawa terbahak-bahak, secepat kilat seorang pramusaji membawakan air mineral.
"Bercandamu, keterlaluan."sungut Krist.
"Aku tidak bercanda. Aku serius. Aku menyukaimu Krist. Dari awal kau melamar pekerjaan."Peck memegang tangan Krist.
"Jadi...phi Peck menerimaku. Karena phi Peck menyukaiku."ucap Krist mulai menaikkan sedikit oktafnya.
"Oi!!!apa selama ini kau melihatku segila itu?dimana aku bertanggung jawab dengan beribu-ribu kehidupan karyawanku."tanya Peck. Krist menggelengkan kepalanya. Peck menyuapkan cake terakhir pada Krist.
"Sudah....jangan kau pikirkan. Kau tanyakan saja pada Puim. Apakah aku seperti itu. Kalau masih tidak percaya."ucap Peck.
"Sepertinya mirip seseorang ya...di kantor dan di luar beda 180derajat...Tentu saja!!!mereka kan kakak beradik. Jadi wajar tingkah mereka sangat mirip...tunggu...kenapa aku membayangkan si gila itu...lebih baik phi Peck...tidak separah dia...kenapa juga aku terlintas olehnya.."batin Krist.
"Ayo...Date 2..."Peck berdiri.
"Kemana?"tanya Krist.
"Kau akan tahu nanti..."Peck yang geram dengan pertanyaan-pertanyaan Krist menarik tangan Krist menuju mobil. Krist melihat lagi senyuman bahagia nan manis terlihat lembut dipandang oleh Krist.

I hope you love me tooo [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang