eps42

689 49 10
                                    

Krist dari pagi melihat jam. Hatinya merasa bimbang. Walau dirinya telah menetapkan hati untuk memulai yang baru dengan Push, Hati dan pikirannya penuh dengan Singto.
Banyak yang ingin dibicarakan dengan Singto. Pikirannya selalu memikirkan hari ini Singto akan kembali ke Bangkok.
Push melihat Krist hanya mengaduk-aduk makanannya, sesekali melihat handphonenya.
Kriiing Kriiing Kriiing
Peck Calling
Krist yang terkejut melihat handphonenya.
Tak berselang lama setelah panggilan dari Peck. Kembali handphone Krist berdering.
Kriiing Kriiing Kriiing
Singto Calling
Krist membelalakkan matanya.
"Ehemt!!!"Toptap merasa terganggu setelah melihat ekspresi Krist. Toptap dengan pasti atau siapapun tahu kalau Krist sedang salah tingkah dengan hubungan telephone itu.
"Kenapa Krist...tidak kau angkat telephone itu?"tanya Push.
"Ti...tidak apa-apa...tidak penting..."jawab Krist terbata-bata.
Drrrt Drrrt Drrrt
Message from Peck
"Krist...bisa kita bertemu di bandara. Siang ini aku akan kembali ke Bangkok bersama Singto. Semalam kita belum sempat bertemu. Dan untuk waktu yang lama."sending message from Peck.
"Ada apa, Krist?"tanya Toptap saat melihat Krist membaca pesannya.
"ahh...phi Peck ingin bertemu phi...sudah lama kami tidak bertemu...Siang ini phi Peck sudah akan kembali ke Bangkok."jawab Krist.
"Pria yang semalam itu ya??"tanya Push.
"Ya. Phi Push..."jawab Krist.
"Pergilah...kenapa ragu...pergilah Krist...kasihan temanmu tidak memiliki banyak waktu untuk bertemu denganmu bukan...tapi sayang aku harus bekerja siang ini. Aku tidak bisa menemanimu..."ucap Push terlihat sedikit kecewa. Push menggenggam tangan kiri Krist.
"U'um...tidak apa-apa..."jawab Krist mengusap-usap punggung tangan Push. Toptap tersenyum teringat apa yang dilihatnya tanpa sengaja semalam.
"Pergilah...aku yang akan ke Restauran hari ini bersama Cherren."jawab Toptap
"Ya. Phi..."jawab Krist.
......................
"Dia sendiri..."gumam Singto bahagia, dan begitu juga Peck terlihat bahagia melihat kedatangan Krist yang seorang diri.
"Swaddekhap phi Peck...phi Singto..."Krist memberi salam. Singto yang ingin memeluk Krist, secara spontan Peck menarik kerah leher kemeja yang dikenakan Singto.
Membuat Singto mundur selangkah. Memisahkan jarak diantara dengannya bersama Krist. Membuat Singto tercekik. Krist spontan mengulurkan tangannya karena terkejut.
Untuk sesaat tangan itu saling bertautan. Ada sedikit rasa kecewa diantara keduanya ketika tautan itu terpisah.
"Kamu jauh-jauh dari Krist."Peck kesal.
"Krist bolehkah aku meminta kau berpisah dengan kekasihmu?Aku merindukanmu."pinta Peck. Singto memicingkan matanya.
"Ya. Dia tidak cocok denganmu. Kalian tidak serasi. Aku lebih merindukanmu."Singto lagi-lagi secara perlahan mendekati Krist, kali ini Singto bisa berkilat.
Memeluk Krist dari belakang. Mencium bahu belakang Krist. Menciumi aroma tubuh yang dirindukanya ini.
Peck mencoba menarik Singto lagi, tetapi Singto berlindung dibalik punggung Krist melingkarkan tangannya dengan erat, lalu menjulurkan lidahnya.
Tak mau kalah Peck memeluk dari depan. Semua memperhatikan ketiga orang yang sedang berpelukan bersama itu dengan pandangan aneh. Krist memerah. Merasa malu. Seperti menggendong dua bayi besar yang selalu tidak pernah mau mengalah ini.
Dengan kesal Krist mendorong Peck, mencubit punggung tangan Singto, hingga melepaskan pelukannya merintih kesakitan.
Kesempatan untuk Krist pergi ke arah samping lepas dari pelukan Singto. Singto masih merasakan sakit itu. Krist menjulurkan lidahnya. Peck memberikan sebuah kotak.
"Hadiah untukmu..."ucap Peck menyerahkan sebuah paper bag berwarna coklat, terdapat sebuah kotak nan cantik dihiasi pita pink.
"Terima kasih Phi..."Krist tersenyum manis.
"Aku masih berharap kalian putus secepatnya."ucap Peck memeluk Krist, setelah terdengar panggilan untuk Peck dan Singto. Peck membiarkan Singto untuk bicara berdua dengan Krist. Jalan mendahului Singto.
"Krist...bukankah takdir itu bersamamu saat ini. Kenapa kau menerima pria brengsek itu?"Krist kesal. Singto memeluk Krist erat. Tangan Krist terus menggantung. Krist tidak ingin membalas pelukan Singto. Takut perasaannya akan goyah lagi.
"Tidak bercermin?"sindir Krist.
"Kau berani membelanya di depanku...akan ku buat kalian putus...dan kau kembali mendesah di pelukan ku."Singto hendak mengecup bibir Krist. Krist menjauhkan kepala Singto dengan telapak tangannya.
"Kau sendiri yang bilang bila takdir mempertemukan kita lagi. Bukankah orang yang ditakdirkan bersamamu mendatangimu. Ingin kuhajar pria itu semalam."Singto kesal mengingat kejadian semalam. Krist menghela napasnya dalam.
"Itu bukan takdir."ucap Krist kesal.
"Buktinya kau masih merindukanku. Dihatimu masih memanggil namaku..."terdengar sekali lagi panggilan untuk Singto pergi.
"Aku tidak akan menyerah. Pokoknya...aku tidak akan menyerah...Krist...aku tidak akan menyerah..."ucap Singto setelah mengecup bibir manis Krist lalu pergi meninggalkan Krist dengan melihat mengatakan hal itu keras-keras sambil berjalan mundur menghadap Krist tanpa henti sampai pintu masuk gerbang. Membuat Krist memerah. Malu orang-orang menatapnya. Menggelengkan kepalanya.
..........................
Setiap hari, pagi, siang, malam tanpa henti kedua kakak beradik itu mengirim pesan atau menghubungi Krist.
Krist menjalani musim seminya bersama Push. Push orang yang lebih banyak tidak menghabiskan waktu bersama Krist, tetapi di Rumah sakit.
Mengingat Push adalah dokter bedah terbaik di Rumah Sakit. Krist merasa kesepian. Hari-harinya terisi keisengan dua kakak beradik yang selalu mengirimi Krist pesan atau menghubungi tanpa batas waktu. Walau bila setiap hari libur Push, Keduanya pergi berkencan. Hanya di hari libur Krist menyita seluruh waktu Push untuk memperhatikannya. Push dengan senang hati membawa Krist jalan-jalan ke disney land, taman kota hangang_park, jalan-jalan di distrik gangnam.
Atau menghabiskan waktu berdua dengan Push. Walau Push terlihat ramah, sopan dan manis. Namun disaat berdua dengan Krist, Push sangat bersifat manja dan posesif.

[Flashback]

Dari awal kencan Krist tidak diperbolehkan memegang handphone. Karena ulah kakak beradik itu. Handphone yang telah tersilent tetap bergetar. Push mengambil handphone Krist.
"Phi...."Krist merajuk mengira Push akan mengecheck handphonenya, Krist khawatir akan terjadi kesalahpahaman diantara Push dan Krist. Walau itu yang diharapkan kakak beradik itu.
Ternyata Push langsung mematikan daya handphone Krist tanpa melihat handphone Krist terlebih dahulu. Lalu mengembalikan handphone Krist.
"Krist...boleh aku meminta sesuatu?"Push memasang tampang lembutnya seorang kekasih, membuat Krist bahagia menatap kekasihnya.
"U'uum..."jawab Krist mendekatkan wajahnya.
"Saat kita...kau bersamaku. Bisa kau matikan handphonemu. Itu berlaku juga untukku...Kau tahu...aku terlalu sibuk dengan rumah sakit. Aku sangat bahagia bila hari liburku tiba, dengan begini aku bisa sepenuhnya denganmu. Jadi...."Krist yang merasa bahagia ternyata Push tidak mencoba mengintrogasi handphonenya.
Betapa bahagia seorang kekasih memberikan perhatian khusus yang Push berikan untuk Krist, kekasihnya. Krist langsung mengiyakan...
"Dengan senang hati aku akan melakukannya untuk kekasihku."untuk kencan pertamanya Push mengajak dinner roumantis Krist sebuah ruangan VVIP di Restauran merah.
Push mencium lembut kekasihnya, setelah Krist mendekatkan wajahnya. Krist yang merasa bahagia membalas ciuman itu dengan lembut. Hingga seorang pramusaji menginterupsi keduanya.

[FLashback End]

Maka disaat Krist lagi berkencan dengan Push. Peck dan Singto semakin kesal. Karena kedua kakak beradik ini yakin Krist, ada Push, kekasih Krist di samping pujaan hati mereka.

I hope you love me tooo [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang