eps48

753 58 9
                                    

Peck sore sebelum waktu jam kantor pulang menyadari adiknya tidak kembali. Peck meraih sakunya.
"Ada apa denganmu?"gumam Peck.
......................
Singto duduk menemani Krist. Tidak berharap kemanapun sebelum Krist sadar.
Kriiing Kriiing Kriiing
Phi Calling
"Phi...Kit belum sadar..."keluh Singto pada kakaknya.
"Apa?!"Peck terkejut.
"Di Rumah Sakit Bangkok."jawab Singto.
"Ok. Aku kesana."jawab Peck singkat. Peck lalu menghubungi Pak Yoh untuk membawakan baju ganti Singto. Peck langsung melaju ke Rumah Sakit Bangkok
..........................
"Godt...maaf aku..."ucap Jhon
"aku tahu...adikku langsung koma. Kau sudah menangani pendarahannya dengan baik. ST Scan dan MRI?"tanya Godt.
"Ini..."jawab Jhon. Godt melihat hasil itu. Godt menundukkan kepalanya. Airmatanya mulai mengalir. Jhon hanya terdiam, menunggu Godt tenang terlebih dahulu.
.....................
Peck memasukki kamar inap Krist. Peck merasakan perih di hatinya ketika melihat pujaan hatinya kini hanya tertidur pulas di ranjang pasien.
"Phi....ini salahku...seharusnya aku mengantarnya pulang..."ucap Singto mengangkat kepalanya ketika menyadari kakaknya datang membawa tas lalu meletakkannya di sofa.
"Apa yang terjadi?"tanya Peck.
"Krist kecelakaan."Peck mendekati Krist mengusap-usap rambut Krist.
"Apa kata dokter?"tanya Peck.
"Dokter itu baru berbicara dengan phi Godt."jawab Singto. Peck mengangguk. Tak berselang lama Punpun dan Namtan datang. Airmata keduanya sudah pecah sebelum masuk ke kamar inap Krist.
"Kak Pupu, Kak Nam..."jawab Singto dan Peck memberi salam.
"Sing...apa yang terjadi dengan Krist?"tanya Punpun.
"Aku belum dapat kepastian dari Dokter kak..phi Godt baru berbicara dengan dokter itu."jawab Singto.
.............................

[Plot Push]

Sesampainya Push ke rumah sehabis dari rumah Godt mengantar Krist pulang. Push berbicara pada orang tuanya.
"Kau...sudah salah pergaulan dengan dia."ucap Don Kasetsin.
"Mae...aku juga tidak bisa menikahi seorang..."sindir Jui.
"Aku bukan...Aku hanya mencintai Krist...."jawab Push.
"Mae dan Pho tidak suka dia. Titik."ucap Ran lalu pergi masuk ke dalam.
"Nong...kau menerima perjodohan ini?"tanya Push. Jui hanya menggelengkan kepalanya.
"Lalu...kenapa kau tidak menentangnya?"tanya Push.
"Ak ingin Mae dan Pho bahagia."jawab Jui.
"Hah?!"Push merasa bingung. Jui hanya memandang remeh pada Push.
"Aku melihat Mae dan Phoku bahagia dengan perjodohan ini. Untuk apa aku merusak kebahagiaan mereka. Walau aku juga tidak mengenalmu."jawab Jui. Push menghela napasnya berat.
Push sekarang harus menghadapi 3 hal. Krist yang kini merasa ragu akan hubungan bersamanya, keluarganya yang menentang keras hubungannya dengan Krist dan Jui mengatakan tidak mengenal Push tetapi tidak keberatan dengan perjodohan ini.
............................
Godt kembali dari ruangan Jhon menuju kamar inap adik kesayangannya. Punpun dan Namtan langsung menghampiri kakak pertama mereka.
"Phi...bagaimana?"tanya Punpun.
"Phi...apa kata Dokter?Apa yang terjadi dengan Kit?"tanya Namtan.
Keduanya sangat khawatir, langsung memegang lengan kakaknya. Peck duduk di sofa, begitu juga Godt, Punpun dan Namtan yang duduk mendampingi kakaknya. Singto tidak akan beranjak bila tidak memukulnya sampai pingsan.
Singto sudah sangat cukup ketakutan perasaannya tadi. Mendapati Krist di depan nya kini. Untuk tertidur pulas di ranjangnya.
Singto tidak akan pergi sebelum bertarung sampai mati. Singto tidak ingin merasa kehilangan lagi dalam jarak dekat dengannya. Dengan mode keras kepalanya Singto akan membunuh siapapun bila mendekati kekasihnya.
"Krist koma..."semua terkejut. Apalagi Singto yang kini lebih mendekatkan kursinya. Mengaitkan lebih erat jari kelingkingnya di jari kelingking Krist. Semua dengan perasaan masing-masing yang tentu saja sangat menyayangi Krist.
"Phi..."tangis Punpun dan Namtan pecah.
"Lalu apa yang harus kita lakukan selanjutnya?Perlukah kita membawanya ke Luar negeri?"tanya Peck dengan segala kesadarannya memikirkan Krist dalam keutamaannya.
"Tidak. Rumah Sakit ini sudah sangat memadai. Aku yang akan menjaganya. Kita hanya harus mengikuti pemeriksaan lanjutan nanti dan lebih lagi yang paling utama adalah kesadaran Krist."jawab Godt yang sudah menata perasaannya kembali tenang.
"Baiklah. Saya permisi dulu. Sing aku pulang dulu."Singto hanya mengangguk tanpa melihat kakaknya hanya menatap Krist, semakin menetapkan mode keras kepalanya untuk tidak meninggalkan Krist. Peck berpamitan dengan Godt, Punpun dan Namtan.
Godt juga tidak ingin berdebat dengan Singto. Jadi membiarkan Singto dengan apa yang dilakukannya.
"Nam...kau jemput Pho dan Mae. Pu...kau bawakan aku beberapa baju ganti. Aku akan tidur disini."pinta Godt pada adik-adiknya.
"Phi..."Namtan melirik Singto.
"Sementara ini biarkan saja apa maunya. Kalau sudah keras kepala gitu. 3hari ini aku akan fokus memeriksa keadaan Krist.
"Sing...jangan sampai aku harus memapahmu karena pingsan atau aku akan melarangmu kesini."ucap Godt terakhir kali. Meninggalkan kamar inap Krist.
"Terima kasih phi..."Godt pergi begitu saja. Punpun dan Namtan berpamitan dengan Singto seperti yang di perintah kan kakaknya. Pergi meninggalkan Singto dan Krist berdua.
"Sing...tolong jaga adikku..."ucap Punpun
"Ingat kata phi...jangan sampai kau pingsan. Kau jaga kesehatanmu."ucap Namtan.
"Terima kasih Phi..."Singto tersenyum lembut pada Namtan dan Punpun.
............................
"Kit...phi minta maaf...jangan marah lagi na...na...cepat bangun..."Singto sepanjang hari Singto berada di kamar.
..................................
Pagi itu Push melihat acara berita televisi yang masih menjadi pembincangan hangat pagi hari.
Di saat stasiun berita itu menayangkan nama orang-orang yang meninggal, dan terluka tersebut. Betapa terkejutnya, Push, kekasihnya, masuk dalam daftar orang terluka.
Push langsung berlari, menuju Rumah Sakit Bangkok. Push bertanya-tanya itu Krist semalam tidak mengangkat telephonenya.
Di ruang Resepsionist Push mendapatkan kamar yang di tuju. Betapa terkejutnya Push ketika mendapati Singto sedang membasuh, membersihkan wajah Krist dengan handuk kecil.
"Kau...sedang apa kau disini?"tanya Push geram.
"Memandikan kekasihku."jawab Singto.
"Brengsek!!!Aku calon suaminya!!!"balas Push. Singto tertawa kecil.
"Kau mengatakan kau apa!!!Brengsek!!!Kau yang Brengsek!!!Kau pikir aku tidak tahu Keluarga Kasetsin!!!Kau sudah memiliki tunangan. Warattaya Nilkuha. Kenapa?!Karena Nyonya Ran Kasetsin sudah membanggakan Tunanganmu itu kepada semua orang!!!Dan Kau masih berlagak suci di depanku." balas Singto membuat Push terkejut.
"Sing cukup!!!Bisa kalian diam!!!kalian mengganggu pasien!!! Kalian pikir kalian siapa mengganggu adikku!!!Sing...aku sudah bilang, jangan buat keributan disini. Atau..."ucap Godt geram.
"Tidak. Phi...Sing tidak buat keribuatan..si Brengsek...."Singto melihat Godt semakin memicingkan matanya. Singto memilih diam daripada di usir keluar dan tidak bisa disisi Krist lagi.
"Kau...Push...aku ingin bicara denganmu terlebih dahulu. Ayo kita keluar dari ruangan ini."jawab Push lalu pergi dari ruangan itu. Singto kembali melanjutkan aktifitasnya.

I hope you love me tooo [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang