eps12

1.1K 111 22
                                    

"Hallo..." jawab Singto...
"Brengsek kau!!!Beraninya mengerjaiku!!!Siapa kau?!Bagaimana kau bisa memegang handphone adikku?!"Krist memberi isyarat, tetapi ketiga kakaknya tidak menggubris dirinya. Semakin memanas dengan jawaban Singto.
"au...Apakah adik anda belum menceritakan siapa saya?sampai-sampai dia lupa dengan handphonenya karena kejadian tadi siang di roof."jawab Singto ambigu...
"Hah?Kejadian di roof?Kit kau ngapain bersama dia di roof?!!"tanya Godt semakin berang. Krist hanya memberikan isyarat. Membuat kakaknya semakin kesal.
"Kau itu ngomong apa?! Yang jelas!!"tanya Godt semakin berang.
"Dia Bossku phi."jawab Krist. Kakaknya bukan menutup sambungan telephonenya malah semakin berang dengan perkataan Krist yang kurang jelas.
"Trus ngapain Kau bersama Bossmu di roof?"tanya Godt
"Tutup saja telephonenya phi..."Krist bukan menjawab pertanyaan kakaknya malah meminta kakaknya mematikan sambungan telephonenya, membuat kakaknya semakin kesal.
"Ngapain?!"bentak Godt
"Dia memegang telingaku phi."jawab Krist.
"Ngapain kalian pegang-pegangan telinga sama Boss kamu. Kamu main gila Kit?!"tanya kakaknya
"Bukan aku phi. Dia yang pegang telingaku."jawab Krist.
"Kau biarkan dia memegang telingamu!!!Kau main gila Kit?bukannya kau bekerja dengan benar malah main gila dengan Boss sendiri."ketus kakaknya yang sudah termakan oleh amarahnya sendiri. Punpun dan Namtan hanya mengangguk-angguk, dan mengelus-elus lengan kakak pertamanya ini.
"Hey!!!Siapa Kau aku tidak mau tahu!!!Kau berani bermain gila dengan adikku!!!Aku yang datang atau kau yang kemari untuk mempertanggung jawabkan semuanya?!!"tanya Godt.
"bukan begitu kak...kenapa tidak ada yang mendengarku...malah aku yang dimarahi..."gumam Krist, tetapi para kakak-kakak yang sudah termakan amarahnya sendiri tidak menggubris perkataan adik kesayangannya ini. Lebih fokus berbicara dengan si tersangka Singto.
Dirumah Singto, Singto yang ingin tertawa terbahak-bahak membekap mulutnya sendiri. Mendengar semua pembicaraan Krist dan kakak-kakaknya. Singto jadi ingin lebih mengerjai Krist.
"Aku saja kak yang ke sana."jawab Singto
"Ok. Aku pegang omonganmu. Aku tunggu. Sekarang!!!awas kalau kau sampai tidak datang!!!jangan kau pikir aku tidak bisa mencari keberadaanmu!!!"ancam Godt.
"Baik kak."Singto langsung menutup sambungan telephonenya. Menyambar jaket jeansnya.
"Kau mau kemana Sing?"tanya Mae Singto, Kakaknya Peck sedang menonton televisi.
"Mau ke rumah kakaknya Krist Mae, sedang ada party."jawab Singto, terlihat di mata Singto wajah kakaknya Peck yang terkejut menatap dirinya.
"Jangan terlalu mabuk Sing..."pinta Mae
"Ya. Mae. Tidak ada Beer. Karena kakaknya Krist galak. Mae..."teriak Singto girang sembari melesat pergi.
"Krist...Singto mengenal Krist?"batin Peck
............
"Kau!!!duduk!!!jangan bicara sebelum dia datang!!!"Godt benar-benar marah pada adik kesayangannya.
"Phi..."Krist merasa pusing sedari tadi melihat kakaknya mondar-mandir menunggu kedatangan Singto.
Tak berselang lama sebuah montor berhenti di depan rumah Godt. Singto bersiul...
"Wow. Krist."gumam Singto.
Kriing Kriiing Kriiing
"Chimon, cari tahu siapa Krist Perawat Sangpotirat. Kirim padaku sekarang. Thank you."pinta Singto.
"Sepertinya aku hack saja handphonenya."Secepat kilat Singto mengutak atik handphone Krist.
Tok tok tok
Godt terkejut dengan penampilan Singto yang sangat modis. Godt berpikir Singto adalah lelaki tua hidung belang. Ternyata adalah Pengusaha muda.
Terlihat tampang Godt yang marah besar. Dari atas sampai bawah Godt menatap Singto. Jaket jeans hitam, kaos polos grey, dan celana jeans hitam, sepatu sneaker hitam.
Singto memberi salam. Dibalas dengan sopan oleh Godt. Mempersilahkan Singto masuk ke dalam.
Melewati ruang tamu. Terdapat ruangan besar dimana ada Krist yang sedang duduk bersama kedua kakak perempuannya.
Ruangan itu sangat besar. Ada tangga menuju lantai atas, disisi kiri menuju dapur, disisi kanan menuju kolam renang. Diruangan besar itu. Dengan banyak pajangan termasuk photo besar, sebesar hampir memenuhi dinding, terdapat 2orang tua, kakak yang ditemuinya didepan pintu, 2kakak perempuan yang duduk mengapit Krist saat ini dan Krist yang terlihat sangat tampan.
Berbeda jauh dengan penampilannya di kantor yang terlihat biasa saja. Singto yakin inilah photo Keluarga besar mereka. Terdapat sofa besar di tengahnya. Dan didepannya televisi. Sudut ruangan dekat kolam renang ada aquarium besar.
"Kenapa berhenti?Silahkan duduk."Singto tersenyum pada Krist. Krist semakin kesal dengan Boss ini.
"Gila!!!"gumam Krist lirih, masih bisa didengar Singto yang duduk disampingnya.
"Oho...kau tidak menggunakan bahasa yang formal padaku sekarang."jawab Singto. Membuat Krist semakin kesal.
"Harus?kau lupa kau berada di rumah kakakku. Bukan kantormu?"jawab Krist nyinyir.
"Trus...kalau kita sedang di luar kantor, kau semakin vulgar padaku?"tanya Singto
"Kau pikir aku takut, aku di kantor hanya menghormati Bossku yang sangat tidak waras. Masalah di luar kantor, terkhusus untukmu, mau vulgar atau tidak vulgar itu terserah padaku."jawab Krist. Singto hanya tersenyum.
"Dasar Boss gila."jawab Krist
"Boss gila yang tergila-gila padamu."balas Singto semakin membuat Krist mengerjap-erjapkan matanya.
"Kalian itu!!!dari tadi ngapain!!! kalau mau bermesraan lewati dulu phi!!!Kau Krist masih my baby!!!Dan Kau Sing..."Godt mencoba mengingat nama Singto.
"Khap. Singto, phi..."jawab Singto tersenyum manis.
"Ciiihh!!"umpat Krist
"Ya. Singto. Kalau bermesraan jangan lewati batas bila di depan phi!!!"jelas Godt. Singto semakin tertawa terbahak-bahak. Krist, Godt, Punpun dan Namtan di buat terkejut. Krist baru kali ini melihat Singto lepas. Beda saat di kantor bila melihat Singto dari kejauhan.
Setelah selesai tertawa lepas. Punpun kembali bertanya.
"Perkenalkan dirimu."tanya Punpun.
"Swaddekhap. Singto Prachaya Ruangroj. Panggil saja Singto."jawab Singto.
"Apa!!!Kau putra Keluarga Ruangroj?"Godt menahan pertanyaan Namtan. Karena Godt belum mengintrograsi soal siang hari.
"Apa yang kalian lakukan dikantor?"tanya Godt.
"Itu tidak seperti phi pikirkan..."jawab Krist
"Diam Kit. Phi, bertanya padanya bukan padamu."Godt geram memotong pembicaraan Krist.
"Apa yang dikatakan Krist benar phi..."jawab Singto.
"au...kenapa kau ikut-ikutan memanggil phi Godt. Dengan panggilan phi."sindir Krist
"Memang kenapa?apa itu dilarang phi?"Singto menatap Godt. Dibalas Godt dengan gelengan kepala. Singto mengangkat tangannya menunjukkan pada Krist.
"Ciihh!!!"balas Krist.
"Terserah dech!!!pusing aku melihat kalian!!!"Godt menepuk jidatnya. Lalu minum air mineral yang di bawa Singto.
"Benar kata Krist, phi...bla...bla...bla...blaa...."Singto langsung menjelaskan semuanya. Godt, Punpun dan Namtan yang menyimak cerita Singto dengan menikmati camilan dan snack yang dibawa Singto.
"Setelah kesalahpahaman terselesaikan, entah kenapa kalian lebih asyik ngobrol sama orang gila ini. Dan juga kenapa sampai cerita tentang aku kecil, phi...."rengek Krist pada Godt.
"Aku akan pulang saja!!!"Krist jadi kesal karena para kakak-kakaknya malah asyik ngobrol dengan Singto.
"My baby...kakak kasih uang saku...kita main game.Ok?"bujuk Punpun.
"Berapa?"tanya Krist
"20"Punpun
"aku pulang."Krist
"25"Namtan
"Pelit amat. Aku pulang."Krist
"500"Godt menyeringai.
Krist berpikir sejenak.
"1000"Singto menambahi. Membuat Godt, Namtan, Punpun dan Krist menoleh pada Singto yang tersenyum.
"au...Kau tidak termasuk!!!Dia orang asing!!!bukan keluarga!!!"tolak Krist
"Siapa bilang, Singto adik ipar kita, tentu saja boleh."Namtan merangkul bahu Singto
"Adik Ipar?Siapa?"tanya Krist balik. Godt, Punpun dan Namtan secara serempak menunjuk Krist. Singto tertawa terbahak-bahak.
"Hey!!!"teriak Krist
"Aku tidak ada hubungan dengannya!!!"jawab Krist kesal
"Sudah. Sudah. Jangan bergosip lagi. Kau ikut game tidak?!"tanya Namtan.
"Ok. Ok. Ok. Mana?aku tidak mempercayaimu!!!"Krist menyodorkan tangannya. Singto bangkit memnampilkan uangnya di depan Krist, secara diam-diam Krist memberi kode pada para kakak-kakaknya.
"Ayo, kita main kartu."Punpun sudah mengocok kartunya.
Krist menang....
Namtan menang....
Punpun menang....
Godt menang....
"Kalian mempermainkan aku ya!!!Kalian pasti kerja sama. Aku keluar."sungut Singto. Punpun langsung merangkul Singto.
"Eit's...tunggu dulu...kita kerjasama saja gimana?"tawar Punpun.
"Aku tidak percaya."jawab Singto.
"Hasilnya nanti aku 70 khun 30"tawar Singto.
"50:50"tawar Punpun
"60:40."balas Singto
"50:50 kalau tidak mau ya sudah."balas Punpun.
"Oho...anda seorang penawar yang baik."sindir Singto.
"Kau juga seorang negosiator yang handal..."balas Punpun.
"Kak Pun jago main kartu phi, kita bisa kalah phi..."rengek Krist.
Singto dan Punpun saling menatap, tertawa kecil.
Setelah beberapa kali kemenangan Singto.
Krist hendak pulang. Godt meminta Singto mengantarkan Krist pulang.
"Sing...maukah kau antarkan dia pulang?"tanya Godt.
"Phi...."rengek Krist.
"Dengan senang hati phi..."jawab Singto mendapat lirikan tajam dari Krist.
"Sudah!!!Kau tidak usah berisik."jawab Godt. Krist dan Singto memberi salam sebelum pergi.
"Pegangan..."Ucap Singto.
Singto melajukan montor kesayangannya dengan kecepatan tinggi. Membuat Krist harus berpegangan pada Singto. Singto terlihat keren kali ini menembus jalanan dengan montor kesayangannya di mata Krist.
"Boleh aku mampir?"tanya Singto
"Sebenarnya apa maumu?"tanya Krist.
"Ingin mengenal lebih dekat."jawab Singto. Krist merasa curiga.
"Dasar Boss gila."Krist meninggalkan Singto begitu saja.

I hope you love me tooo [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang