Korn masuk kembali ke dalam bar untuk mengambil barang-barangnya karena ia hendak pulang. Lagkahkakikinya terhenti ketika terdengar suara seorang perempuan yang bertanya mengara dirinya pulang lebih awal hari ini. Korn mengangkat kepelanya dan terkejut sekaligus senang ketika melihat itu adalah wanita yang membuatnya terpesona waktu itu.
“Pulang saja.. aku tahu kamu sangat malu karena kejadian barusan…” ungkap Champagne
“Jadi kamu melihatnya?” tanya Korn
“Yups…. Semuanya… dari awal…” jawab Champagne seraya tersenyum geli
Merasa malu, Korn mengalihkan pembicaraan dan menawarkan diri untuk mengantar Champagne berjalan keluar dari bar karena kebetulan ia juga hendak pulang.
Sementara itu, sembari mencuci piring teman-teman Kew sibuk menggosipkan sikap Kew yang tiba-tiba berubah semenjak kehadiran Mek. Ia menjadi lebih sering tersenyum dan beberapa kali mereka melihat Kew yang secara terang-terangan memberikan perhatian lebih kepada Mek.
Phu yang cemburu mengatakan jika itu bukanlah pertanda jika Kew menyukai Mek. MEnurutnya, itu semua tak lebih dari perilaku seorang pegawai yang menghormati bosnya.
Saat itu juga, Yui datang dan mengoceh karena ia tak sempat memakan daging yang lezat. Kekesalannya semakin meningkat ketika mengetahui jika tadi, Mek juga berada di tempat ini.
“Aaahhhhh…. kenapa aku sangat sial! Aku melewatkan makan daging lezat dan tak bertemu dengan Mek??!?!?” oceh Yui
Kew membawa Mek ke kantor, disana mereka bertemu dengan pak satpam. Kew bertanya mengenai alamat tempat tinggal Thun, sayangnya pak satpam juga tak mengetahuinya. Sempat mereasa kebingungan, akhirnya Kew mendapatkan ide, ia meminta pak satpam untuk membuka kunci di gedung kantor, karena ia akan menyuruh Mek untuk tidur di kantor saja. Sehingga, besok saat terbangun, Mek yang akan kembali menjadi Thun tak memarahinya lagi.
Selagi menunggu pak Satpam yang sedang membukakan kunci, Kew menjelaskan rencananya kepada Mek. Namun, Mek menolaknya mentah-mentah. Berkali-kali, Kew menjelasakan mengapa ia menyuruh Mek untuk tidur di kantor, namun pada akhirnya Kew tak mampu melihat ekspresi wajah Mek yang memelas, memohon agar ia tetap berada di dekat Kew. Hingga membuat Kew menyerah dan menuruti keinginan Mek.
Setelah meminta maaf dan pamit kepada pak Satpam, Kew mengajak Mek untuk menghirup udara segar di jalanan kota. Senyuman manis terlukis di wajah Kew setiap kali ia melihat tingkah laku Mek yang polos dan kuno. Ia membelikannya jajanan pingggir jalan dan menikmatinya sembari melihat pemandangan dari pinggir jembatan.
Nee panik… saat kembali kerumahnya, ia melihat sosok Thun sudah menghilang dan ada bekas pecahan kaca yang berserakan di lantai. Sepertinya, Thun kabur lewat jendela. Ia memanggil-manggil pembantunya. Munculah Bualoi yang terbangun dari tidurnya dan menjelaskan jika ia menggantikan tugas Bibi Ma, ia ikut terkejut ketika melihat Thun yang menghilang padahal kunci ruangan itu masih berada di tangannya.
Mek untuk kedua kalinya, tidur di kolong kasur Kew. Kali ini, mereka tak sekaku waktu itu, suasananya lebih cair. Kew menceritakan mengenai sosok kakaknya Korn yang sangat tegas.
“Khun Khaew…. apakah Korn sekejam itu?” tanya Mek
“Mmmm… sebenarnya tidak. Hanya saja kalau urusan pria, dia memeang agak keras. Besok kalau kamu hendak pergi lagi, hati-hati bertemu dengan kakakku ya….” jelas Kew
Mereka pun mulai memejamkan matanya untuk tidur. Keduanya terlihat sangat bahagia, hal itu terlihat dari senyuman yang merekah dari bibir mereka.
Esok paginya, saat terbangun Kew langsung mengecek kolong kasurnya dan sesuai dugaan Mek sudah menghilang lagi. Kew terenyum, “Sampai ketemu di kantor, Mek….” ucapnya
KAMU SEDANG MEMBACA
Two Spirits Love (Completed)
Fanfiction"Pernahkah kamu mengalami hal yang sama denganku? Memimpikan seseorang yang bahkan belum pernah aku temui dan aku kenal, namun aku merasa jika kami saling terhubung dan telah mengenal satu sama lain dalam waktu yang lama. Seakan-akan ada sesuatu dar...