•20

3 0 0
                                    

Di kantor, Thun semakin kesulitan untuk bertemu dengan Kew yang selalu saja menghindarinya. Ia bahkan rela mengejar Kew sampai ke kantin pegawai, hal yang sama sekali tak pernah dilakukannya. Sayangnya, Kew malah marah-marah karena sikap Thun yang menurutnya terlalu berlebihan.

Akhirnya, Thun menarik Kew untuk masuk keruangannya agar mereka bisa bicara berdua.

"Kamu tuh gak pernah berubah! Kamu akan terus memaksa orang lain sampai kamu mendapatkan apa yang kamu mau!!!!" Kew

Terdiam sejenak, Thun kemudian berjalan kemejanya dan kembali lagi dengan setangkai bunga mawar merah ditangannya.

"Yasudah aku minta maaf.. jadi bisakah kita baikan lagi???" Thun

Terdiam sejenak.. akhirnya kew mengambil bunga itu dan pergi meninggalkan ruangan, Diluar, ia seakan baru sadar dengan apa yang dilakukannya barusan.

"Aihhh.. bego... bego... kenapa bunganya aku ambillllll.." gumam Kew

Ketika Thun sedang berbahagia karena Kew telah memaafkannya, Champagne berada di posisi yang sebaliknya, ia sedang bersedih. Awalnya.. dengan ceria ia menceritakan mengenai dirinya yang sudah mempunya sosok pengganti Thun, namun hanya berasal dari keluarga biasa. Tak sesuai dugaannya, ibu menolak pilihan Champagne. Meskipun ibu selalu baik kepadanya, kalau masalah ini, ibu tak bisa membiarkannya begitu saja. Ibu ingin Champagne menikahi sosok pri yang mapan dan terhormat.

Sekarang, Nee sudah sembuh. Ia bahkan bisa berdebat lagi dengan Korn seperti biasanya. Tiba-tiba, muncullah Pam bersama seorang pria.

Setelah sekian lama berada di rumah sakit karena kakinya yang cedera, akhirnya Pam telah pulih kembali. dengan bangga, ia memperkenalkan pria bernama Bu Bu yang merupakan dokter terapisnya yang sekarang menjadi pacarnya.

Yag lebih mengejutkan lagi, kedatangan Pam kesini, hanya utunk mengabari jika dirinya akan pergi keluar negeri untuk menemani Bu Bu yang akan melanjutkan sekolahnya.

Thun pulang kerumahnya dengan raut wajah yang berbinar-binar, ia menghampiri Bualoi yang nampaknya agak takut terkena semprotan amarahnya lagi.

"Tenang.. aku tak akan memarahimu, aku mau minta maaf.." ucap Thun. Tak lupa, ia juga memberikan uang kepada Bualoi..

Meskipun 'sedikit' menyesali tindakannya yang menerima bungan dari Thun, Kew tetap tersenyum dengan lebar. Ia menyimpang bunga itu kedalam vas yang diletakan di kamarnya.

Kew mengambil jurnalnya, berbaring diatas kasur, kemudian membacanya lagi.....

Kali ini ada hubungannya dengan bunga mawar, Khun Khaew mengobati jari Mek yang terluka karena tertusuk duri bunga mawar. Tiba-tiba, seorang pelayannya datang dan menyampaikan jika ada tamu yang datang dan kedua orang tuanya meminta Khun Khaew untuk memberikan salam kepada mereka...

Korn mengantar Champagne sampai kedepan rumah. Sialnya, muncul ayah dan ibu yang melihat hal ini. Ayah langusng menyuruh Champagne dan ibu masuk kedalam. Seetelah tinggal berdua saja, ayah memrahi Korn dan memintanya untuk menjauhi Champagne. orn yang nekat, menolak permintaan ayah, ia mengatakan jika ddirinya pasti akan terus menemui Champagne. Tak mau perdebatan lebih panjang lagi, ia langsung pamit dan pergi dengan motornya.

Di dalam rumah, ayah mencemooh selera Champagne yang dianggapnya sangat tidak berkelas. Saking emosinya, ayah tak sengaja mengungkapkan jika Champagne bukanlah anak kandungnya. .. Setelah berbicara seperti itu, ayah langsung pergi tanpa mengatakan apapun lagi.

Ibu menghampiri ayah dan memohon agar ayah tak mengungkit-ungkit maslah ini. Namun, ayah sudah tak tahan melihat perilaku Champagen yang makin lama, makin mirip dengan kelakuan orang tua kandungnya. Dan ternyataaa, ayah kandung Champagne adalah Paman Thanong...

Two Spirits Love (Completed) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang