Tanpa rasa malu, Champagne mendatangi rumah Thun. Dihadapan semua orang yang sedang ada disana, ia menagih janji Thun untuk menikahinya. Tentu saja Thun menolaknya, ia mengetahui dengan pasti jika Champagne-lah yang telah membantu Thanong untuk menjebak Kew waktu itu.Champagne tetap menyangkalnya, ia berdalih jika Thun tidak memiliki bukti kuat untuk menyalahkannya seperti itu. Tanpa ampun, Thun langsung menyeret Champagne keluar dari rumahnya saat itu juga.
Champagne pulang kerumahnya dengan wajah yang sangat kusut. Ia agak terkejut melihat Thanong yang tengah bersantai menonton TV di tengah rumah. Namun, ia tak begitu mempedulikannya, karena rasa sakit hatinya terhadap Thun sedang menguasai pikirannya saat ini.
Thun mengemasi barang-barangnya. Ia mengambil sebuah pistol dari dalam lacinya. Namun, ia teringat kembali janjinya kepada Kew. Akhirnya ia memutuskan untuk tak membawanya, ia menyimpan kembali pistol itu ketempat semula.
------------------------
Pagi-pagi buta, Thun bersama yang lainnya telah tiba dirumah orang tua Kew. Mereka mendapat sambutan yang sangat baik, meskipun ayah dan ibu masih kebingungan dengan alasan mereka yang tiba-tiba ingin tinggal disini. Thun pun mejelaskan semuanya, membuat Ibu jadi terkejut sekaligus khawatir.
Tanpa bertanya apapun lagi, ayah dan ibu langsung mempersilahkan dan malah menganjurkan agar mereka tinggal disini hingga situasinya dipastikan aman kembali.
Champagne mendatagi rumah Thun, sayangnya dua pengawal telah berdiri di depan gerbang dan melarangnya masuk. Ia marah-marah, mengancam akan menabrak gerbang itu dengan mobilnya. Muncullah Bibi Jan dan Bualoi, mereka mengatakan jika Thun tidak mengizinkan siaapun untuk masuk ke dalam rumah.
Tak terima, Champagne malah memaki mereka hingga membuat Buaoloi yang kesal jadi keceplosan. Untungnya, ia tak mengatakan semuanya secara pasti, ia hanya mengatakan bahwan Thun membawa yang lainnya untuk pindah ke tempat yang aman.
Champagne berusaha untuk mengorek informasi lebih dalam lagi. Namun, Bibi Jan langsung mengambil alih pembicaraan dan menyeret Bualoi untuk masuk kedalam bersamanya. Setelah itu, Champagne masuk ke mobilnya dan langsung pergi meninggalkan rumah Thun.
Sesampainya di rumah, Champage langsung menceritakan hal ini kepada Thanong. Ia kebingungan harus mencari Thun kemana. Namun, dengan santai Thanong mengatakan jika tak ada hal yang tak mungkin, jika mereka mempunyai uang.
Teman-teman Kew sedang berkumpul di markas, mereka nampak sangat khawatir karena Kew sama sekali tak bisa dihubungi. Namun, Phu menunjukkan ekspresi yang cukup tenang, "Aku juga khawatir kok.. Hanya sajaa, aku percaya kalau Khun Thun pasti bisa menjaga Kew dengan baik..." ucanya
Tiba-tiba, ponsel Yui berbunyi dan itu adalah telpon dari Kew. Phu yang asalnya kalem langsung berubah menjadi heboh, ia mengambil ponsel Yui dan bertanya macam-macam kepada Kew. Yui mengambil kembali ponselnya, "Kalau kamu menanyakan sebanyak itu, bagamana Kew bisa menjawabnya!" tukasnya
Kew hanya tersenyum, kemudian menceritakan keadanannya yang baik-baik saja, dan sekarang tengah tinggal bersama orangtuanya. Mendengar hal itu, membuat teman-teman Kew bisa bernafas lega kembali.
Thun sedang menyendiri di teras, tiba-tiba ada seorang tukang kebun yang berjalan di depannya, pria itu menatapnya tajam dan mengeluarkan sebuah pisau. Namun, tak alam kemudian langsung muncul pekerja lain yang mengambil pisau itu dan mengajaknya untuk segera melanjutkan pekerjaan mereka.
Thun mendapatkan telpon yang mengabarinya mengenai perkembangan kasus Thanong. Sayangnya sampai sekarang tak ada perkembangan yang signifikan. Tentu saja Thun langsng marah. Kebetulan, Kew yang sedang berada di balkon mendengarnya ia pun turun dan menghampiri Thun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Two Spirits Love (Completed)
Fanfiction"Pernahkah kamu mengalami hal yang sama denganku? Memimpikan seseorang yang bahkan belum pernah aku temui dan aku kenal, namun aku merasa jika kami saling terhubung dan telah mengenal satu sama lain dalam waktu yang lama. Seakan-akan ada sesuatu dar...