•10

10 0 0
                                    

Sampai di rumahnya, Nee meminta Kew untuk diam di kamar Thun hingga kakaknya itu benar-benar tertidur.  Jika Thun sudah tidur Kew tinggal memanggilnya dan ia akan mengantarkan Kew pulang.

Tak semudah yang dibayangkan, Mek malah meminta Kew untuk tidur terlebih dahulu. Kew berkilah jika ini adalah kamar Mek, dan ia memiliki tempat yang lain untuk tidur.

Kew duduk di kursi dan meminta Mek untuk tidur terlebih dahulu. Mek menuruti permintaanya, namun ia malah hendak tidur dilantai.

“Hey! Tidur dikasur… aku memerintahkanmu untuk tidur dikasur!” tegas Kew

Akhinya, Mek naik ke atas kasur. Ia melompat-lompat kegirangan karena merasa baru pertama kali tidur ditempat yang sangat empuk.

“Mek! berhenti bermain-main! Cepat tidur!” tegas Kew

Karena diperintah oleh Kew, Mek langsung melakukannya. Ia berbaring diatas kasur dan menatap Kew dengan tatapan yang penuh perhatian.

Lama-lama, tanpa disadari mereka berdua sama-sama tertidur. Di tengah malam, Mek terbangun, ia tak tega melihat Kew yang tidur di kursi. Ia memindahkan Kew ke kasur, sementara dirinya tidur dilantai disamping tempat tidur Kew.

———————————————————————–

Esok paginya,…

Thun terbangun dan terkejut ketika melihat sosok seorang wanita yang tidur diatas kasurnya, sementara dirinya sendiri malah tidur dilantai.

Tak lama kemudian, Kew juga terbangun dari tidurnya. Sambil tersenyum, ia memanggil Mek dengan ramah.

“Mek apaan! Aku ini Thunnatorn!?” tegas Thun

Thun tak bisa menerima apa yang dilihatnya ini. Ia menduga, jika Kew memanfaatkan kelemahannya saat menjadi Mek.

“Kalau kamu ingin kembali bekerja, kamu tinggal menelponku secara baik-baik. Bukan seperti ini caranya?!” tegas Thun

Jelas saja, Kew tak rela jika dituduh sebagai wanita yang menggoda Thun. Dengan lantang, ia mengatakan jika dirinya bisa sampai berada disini hanyalah karena peduli dan kasihan terhadap Mek. Kew pun langsung bangkit dari kasur dan berjalan pergi.

Thun menahannya, “Kamu mau pergi kemana! Sebegitu suka-nya kah kamu terhadap Mek?!”

“Iya! Anggap saja aku jauhhhh lebih menyukai Mek daripada kamu!?” tegas Kew

Baru berjalan beberapa langkah, tiba-tiba setumpukan buku langsung terlempar ke dinding dihadapannya. Kew shock, lagi-lagi Thun hampir melukainya. Tak tahan, ia langsung berlari pergi Thun menahannya dengan memeluknya, namun ia berhasil melepaskan diri dan berlari keluar dari kamar Thun.

Tak sampai disitu saja, setelah berhasil sampai di depan pintu. Tiba-tiba pintunya langsung tertutup dengan sendiri. Thun mendekatinya dan berkata, “Aku belum mengizikanmu untuk pergi dari sini!”

Kew mencari jalan lain, setelah keluar Thun masih mengejarnya dan membuat beberapa meja dan kursi bbergerak sendiri dan menghalangi jalannya. Untung pada saat itu juga, tiba Nee yang membawa Krit bersamanya.

Krit mencoba untuk membuat Thun tenang terlebih dahulu. Kew yang ketakutan memaksa untuk pulang saja. Namun, Nee menahannya ia memohon agar Kew jangan dulu pulang karena ada yang ingin dibicarakan terlebih dahulu.

Di rumah, ibu sedang sibuk menyiapkan makan dan ayah menyapu halaman. Ayah merasa khawatir karena kedua anaknya, malam kemarin tidur diluar. Dengan santainya, ibu mengatakan jika mereka tak perlu khawatir, karena Korn adalah seorang laki-laki yang bisa menjaga dirinya sendiri, sementara Kew berada bersama Thun yang menurutnya pria yang sangat baik.

Two Spirits Love (Completed) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang