•4

7 0 0
                                    

Setelah bangun dari tidurnya, Thun langsung mengantar Kew pulang ke rumahnya. Setelah sampai, Kew kembali berusaha untuk mengingatkan Thun mengenai kejadian ketika Thun datang sebagai Mek dan terus memanggilnya ‘Khun Khaew’

Untuk lebih meyakinkannya lagi, Kew menyentuh bagian tubuh Thun yang waktu itu terluka terluka dan sontak Thun langsung meringis kesakitan. Sayangnya, ia tak bisa mengingat siapa orang yang melukainya tersebut.

“Kewalin.. tolong rahasiakan keadaanku ini. Biarkan ini menjadi rahasia diantara kita berdua.” pinta Thun

“Tak ada yang tahu, kecuali aku dan teman-temanku” jawab Kew

“Yaudah, kalau gitu jangan sampai ada orang lain selain mereka yang tahu. Dan jika aku menjadi orang lain lagi kemudian mendatangimu lagi, tolong jaga aku dan jangan melakukan hal paapun yang dapat merugikanku.” pinta Thun

“Merugikan? Masud?” tanya Kew

“Jangan membiarkanku tidur bersamamu” pinta Thun

“Dasar kepedean. Emangnya kamu seganteng itu sampai semua wanita mau tidur dengamu? Asal kamu tahu yaa, aku bukan tipe wanita yang suka denga laki-laki kayak kamu” tegas Kew

“Eh, besok kamu akan datang lagi bekerja, kan?” tanya Thun

“Kamu masih membayarku, kan. Yaiyalah, pasti aku datang lagi” jawab Kew dengan ketus

———————————————————————–

Lagi-lagi, Thun marah besar di tegah-tengah suasana rapat perusahaannya. Kali ini, pemicunya masih berkaitan dengan ulah Khun Tanong. Meskipun ia sudah dipecat, tetap saja jejak perbuatannya berimbas pada  perusahaannya. Champagne yang ternyata masih memiliki ikatan persaudaraan dengan Khun Thanong, berusaha untuk membujuk Thun agar tidak melaporkan pamannya ke kantor polisi. Bagaimanapun juga, ia ingin melindungi nama baik keluarga ibunya. Namun, perbuatannya itu malah semakin memperkeruh suasana dan memicu timbulnya pertengkaran hebat diantara mereka.

“Pergi dari ruanganku!” tegas hun

“Thun… kamu marah padaku. Baiklah kalau begitu” ucap Champagne yang langsung pergi meninggalkan Thun

Segera setelah melihat Champagne keluar, Thun langsung meminta sekretarisnya untuk membawakan obat pusing serta menyuruh Kew untuk menemuinya sekarang juga.

Saat Kew  sampai, ia dikejutkan dengan kondisi Thun yang sudah tergeletak di lantai. Ia beretriak minta tolong dan tak lama kemudian ambulance datang untuk membawa Thun ke rumah sakit.

Di rumah sakit, Nee dan Champagne mengurus seluruh biaya administrasi. Saat mereka masuk ke ruangan tempat Thun dirawat, ternyata sudah tak ada siapapun disana.

———————————————————————–

Sambil merawat tanaman di depan rumahnya, Kew bercerita mengenai Thun kepada Yui. Mendengarnya, Yui jadi semakin penasaran utuk bertemu dengan sosok Thun. Tiba-tiba, bola mata Yui terbelalak, ia tersenyum dan bertanya, “Apakah orang yang bernama Mek itu ganteng dan blesteran?”

“Emangnya kenapa?” tanya balik Kew

Hal yang tak terduga, Mek yang masih mengenakan pakaian rumah sakit sudah berdiri dibelakang Kew seraya memegang sekuntum bunga, kemudian memanggilnya, “Khun Khaew…..”

Kew tak percaya akan apa yang dilihatnya, “Hmmm… Khun Thun… apa yang kamu lakukan disini? Kenapa kamu tidak berada di rumah sakit?”

Mek tersenyun, kemudian memberikan bunganya kepada Kew. Sekilas, kita langsung melihat adegan yang sama, namun terjadi di zaman Boran.

Two Spirits Love (Completed) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang