•22

2 0 0
                                    


Di hapadapan teman-temannya, Phu nangis bombay. Ia tak bisa menerima kenyataan, jika sekarang hubungan Kew dan Thun telah sedekat itu.

Mac berusaha menenangkannya dengan mengatakan jika sesuatu yang memang tidak ditakdirkan untuk dimiliki oleh kita, memang tak akan pernah bisa kita miliki.

"Diem deh! Omonganmu itu malah bikin aku tambah pusing!!!" tukas Phu

Kemudian, Dong berkata, "Tenang..... tenang.... Lagian kamu tuh ngomon apa sih Mac? aku juga gak ngerti. Dan Phu.. ayolah, jangan bersedih. Masih banyak perempuan diluar sana. Pernahkah kamu mendengarnya? Jumlah perempuan jauh lebih banyak dibandingkan laki-laki, bukankah itu berarti kita mempunyai kesempatan untuk berkencan dengan banyak wanita? Kalaupun wanita-wanita it tak menyukai kita, tak usah khawatir.. diluar sana sangat banyak gay..."

"Eh! Aku masih normal!!!!" tegas Phu

"Tenanglah Phu.. Lihat aku.. Aku bisa menyukai banyak pria sekaligus. Meskipun aku mengetahui, jika Thun tidak menyukaiku, aku tak menangis sepertimu!" ungkap Yui

"Karena kau menyimpanku dalam hatimu, kan?" tukas Dong

"Aihhh.. meskipun kau hanya satu-satunya pria di dunia ini, aku tetap tidak akan pernah menyukaimu!" tegas Yui

"Ouwww... tapi kalau seluruh wanita di dunia ini menyukaiku.. aku akan tetap menyukaimu.." goda Dong

"Oiiiiiiii!!!!! Bisakah kalian saling merayu di tempat lain? Aku ini sedang patah hati, lohhh! PATAH HATI!!!!" tegas Phu

Korn bertemu dengan Champagne. Kali ini, mereka ingin meluruskan semua kesalahfahaman diantara mereka. Champagne meminta maaf atas sikapnya yang tiba-tiba menghindarai Korn. Ia pun menjelaskan perihal ayah kandungnya yang ternyata membuatnya bahkan merasa lebih rendah dibandingkan Korn.

Dengan bijak, Korn mengatakan jika cinta bukanlah tetang latar belakang keluarga. apapun itu, ia akan tetap mencintai champagne apa adanya. Karena telah merasa lebih tenang, champagen meminta Korn untuk membawanya ke sebuah tempat yang jauh untuk menenangkan fikirannya.

Korn teringat, jika diakhir tahun ia akan pergi untuk melakukan bakti sosial ke pedesaan bersama teman-temannya. Sayangnya, akhir tahun masih beberapa bulan lagi, sebelum melakukan perjalanan itu, ia ingin dekat-dekat ini Korn mengajaknya pergi, kemanapun itu.

Akhirnya, Korn menawarkan Champagne untuk pergi ke pedesaan tempat tinggal kedua orang tuanya. mendengar hal itu, Champagne tersenyum senang, ia bisa menenangkan diri sekaligus berkenalan dengan kedua orang tua Korn.

Paman Thanong menelpon ibunya Champagne, kebetuan ayah juga sedang berada disitu. dan berdasarkan hal tersebut, ia akan meminta bantuan polisi untuk menangkap Thanong.

Sebelum tidur, Kew menelpon thun. dengan perhatian, ia bertanya apakah Thun belum tidur selarut ini, dia kan baru mengalami kecelakaan jadi seharusnya banyak beristirahat.

"Aku belum tidru-lah, makanya bisa mengangkat telpon darimu... Kamu juga, lekas tidur.." Thun

"Baiklah.. tidur nyenya dan mimpi yang dah..." Kew

Dari sampingnya, ternyata ada sosok arwah Mek yang sedang menatapnya penuh harap, "Khun Khaew,.. sekarang aku bisa engingat semuanya.."

Pindah ke adegan di kehidupan sebelumnya...

Luang warong menepati janjinya.. Ia datang kembali ke kediaman Khun Khaew untuk bermain pedang bersama para pengawal. Tak ada yang bisa menandingi kemampuannya, hingga ia bertanding melawan Mek. Kemampuan mereka bisa dibilang setara, karena selama pertandingan berlangsung tak ada yang menunjukka kelemahannya masing-masing.

Two Spirits Love (Completed) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang