Episode kali ini... dibuka dengan adegan dari zaman Boran......Luang Warong dan kakaknya makan bersama di kediaman Khun Khaew. Kedatangan mereka disambut dengan sangat baik, karena latar belakang Luang Warong yang merupakan seorang bangsawan, sehingga ia sangat disegani oleh semua orang.
Sesekali, Luang Warong memuji kecantikan dan kepandaian Khun Khaew yang membuatnya sangat betah dan terus ingin datang kesini lagi. Khun Khaew tersipu malu, sementara Khun Ked nampaknya mulai merasa cemburu kepadanya.
Ketika Khun Khaew berjalan mengantarkan Luang Warong ke depan, tak sengaja mereka melihat para pengawal yang sedang asyik berlatih pedang. Luang warong tertarik untuk bergabung, namun dikarenakan hari ini ia ada acara lain, mungkin di lain hari ia akan mencobanya.
Khun Ked adalah tipe perempuan yang tak suka memendam perasaannya. Ia langsung menemui Khun Khaew dan mengungkapkan rasa cemburunya. Ia tak suka melihat tatapan mata Khun Ked terhadap Luang warong yang menurutnya lebih dari sekedar tatapan biasa.
Khun Khaew menyangkal hal tersebut, namun Khun Ked tak bisa mempercayainya begitu saja.
"Kalau kamu memang tidak bermaksud seperti itu..... Jangan sampai aku melihat lagi tatapan ittu lagi..." Khun Ked
Di malam hari... Luang warong menghampiri kakaknya yang sedang mabuk berat. Kakaknya menceritakan lagi perihal cintanya yang pasti hanyalah bertepuk sebelah tangan. Bagaimanapun pun, semua gadis, pasti akan lebih memilih Luang Warong daripada dirinya.
Luang Warong tersenyum, mengatakan jika cinta yang tulus tak seperti itu. Bahkan, jika Khun Khaew bukanlah anak dari orang terpandang, ia akan tetap mencintainya.
Keesokan harinya, Luang Warong mengajak Khun Khaew berjalan-jalan di pasar. Ia mengeluarkan sebuah gelang emas dari sakunya, kemudian memasangkannya dita pergelangan tangan Khun Khaew ditengah kerumunan orang yang berlalu lalang.
"Gelang ini adalah simbol isi hatiku. Pakailah ini di tanganmu untuk mengingatkanmu jika cintaku akan selalu berada didekatmu.." Luang Warong
"Disini terlalu banyak orang.... apakah kamu tidak malu?" Khun Khaew
"Untuk apa aku malu... Biarlah mereka menjadi saksi cinta kita berdua..." Luang Warong
Salah seorag pembantu Khun Ked melihat kejadian ini, ia langsung melaporkannya kepada majikannya itu. Namun apa hasilnya? Khun Ked yang emosi langsung menamparnya hingga terjatuh ke lantai....
Kembali ke masa sekarang....
Setiah berhari-hari mengurung diri di kamar. Akhirnya.. Champagne ergi keluar. Namun, tetap ia tak mau berbicara dengan ibunya. Ia pergi tanpa menghiraukan suara ibu yang memanggilnya.
Champagne pergi menemui paman Thanong, awalnya ia ingin berbicara secara baik-baik. Tapi tiba-tiba, paman Thanong bangkit dari kasurnya dan mencengkram tangan Champagne sambil memohon agar ia membantunya keluar dari tempat ini.
Hal itu membuat Champagne ketakutan, ia langsung berlari pergi meninggalkan tempat itu. Bahkan setelah berada diluar pun, tangan dan kakinya masih bergetar karena ketakutan.
Sekarang... tak ada tempat lain yang bisa dituju olehnya. Ia mendatangi kedai kopi tempat Korn bekerja. Champagne tak berani masuk, ia duduk di depan, kemudian menagis tersedu-sedu.
Tak lama kemudian, Korn keluar dan Champagne langsung memeluknya erat-erat, menjelaskan jika dirinya tak mengangkat telpon dari Korn bukan karena sedang marah ataupun menjauh seperti yang Korn kira.
Tiba-tiba, muncul Nee, ia marah melihat Korn yang sedang berpelukan dengan seorang perempuan dihadapannya, "Hey! Aku tidak membayarmu hanya untuk memeluk seorang wanita di depan kedaiku!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Two Spirits Love (Completed)
Fanfiction"Pernahkah kamu mengalami hal yang sama denganku? Memimpikan seseorang yang bahkan belum pernah aku temui dan aku kenal, namun aku merasa jika kami saling terhubung dan telah mengenal satu sama lain dalam waktu yang lama. Seakan-akan ada sesuatu dar...