•1

27 1 0
                                    

Berlatar waktu di zaman Boran, seorang wanita cantik nan anggun berjalan ditemani pelayannya di pasar yang dipenuhi oleh pedagang serta orang yang berlalu-lalang. Kecantikannya semakin terpancar, manakala ia tersenyum dengan tulus kepada setiap orang yang berpapasan dengannya.

Waktu langsung beralih ke masa sekarang, dimana kita melihat Thun yang sedang memarahi salah satu pegawainya, yaitu Khun Thanong karena tindakannya yang dianggap merugikan perusahaan. Salah seorang pegawai yang lainnya, berusaha untuk membela Khun Thanong.

Dengan tegas, Thun berkata “Apakah aku harus menunggu sampai perusahaan ini bangkrut, baru aku bisa menghukumnya?”

Khun Thanong berusaha untuk memberikan penjelasan. Namun, Thun yang emosi langsung menatap tajam ke arahnya. Tiba-tiba lampu diruangan itu korslest, sehingga semua orang yang berada di sana menjadi panik.

Thun berjalan keruangannya dengan emosi yang masih terpancar jelas dari matanya, semua lampu di koridor yang dilewatinya juga ikut korslet satu-persatu. Beberapa pegawai yang melihat kejadian itu langsung panik, mereka bingung mengapa tiba-tiba terjadi hal ghaib seperti ini. “Kayaknya, gara-gara kita belum selametan di gedung baru ini deh..” celetuk salah satu pegawai.

Khun Thanong masih belum bisa menerima kenyataan pahit jika dirinya telah dipecat. Ia sangat frustasi, tiba-tiba ia menumpahkan segelas air ke badannya dan berniat untuk menyetrum dirinya sendiri. Untung saja, dua orang pegawai yang masih berada disana berhasil menggagalkannya.

Thun masuk ke ruangannya, ia duduk di sofa dan berusaha untuk menenangkan pikirannya. Perlahan, ia memejamkan matanya dan sosok seorang gadis cantik dari zaman Baron itu kembali muncul. Saat kembali membuka matanya, ia langsung menelpon teman sekaligus dokter pribadinya yang bernama Krit.

“Dok, apakah kamu punya waktu luang untuk bertemu denganku?” Thun

“Kamu mau berkonsultasi tentang wanita dari mimpimu itu, lagi?” Krit

“Iya, aku bingung dengan apa yang terjadi padaku akhir-akir ini. Aku terus saja melihatnya dalam mimpiku.” Thun

“Terus? Apa gunanya kamu menceritakan hal itu kepadaku? Aku pikir seseorang yang mencintai gadis dari mimpinya sepertimu lebih baik mendatangi dokter cinta” Krit

“Sudahlah, jangan banyak komentar. Pokoknya, sampai bertemu di rumah!” Thun

“Iyaa… iyaaa…” Krit

———————————————————————–

Krit tiba lebih dulu di rumah Thun, disana ada bibi Ma yang sedang merapihkan sofa. Tak disangka, salam dari Krit malah membuat bibi Ma kaget hingga melemparkan bantal yang sedang dipegangnya. Mereka pun menjadi tertawa karenanya.

Tak lama kemudian, muncul adiknya Thun yaitu Nong Nee. Ia asyik maen HP dan mengira kalau yang baru pulang adalah kakaknya. Namun, betapa girangnya ia ketika melihat sosok Krit yang sedang berdiri dihadapannya sekarang. Ia langsung menggandeng tangan Krit kemudian protes kepada Bibi Ma yang tidak memberitahukan kedatangan Krit kepadanya.

Krit meminta Nee untuk melepas tangannya. Namun, Nee menolak dan malah terus menggoda Krit. Akhirnya, ia mau melepaskan tangannya setelah Bibi Ma juga ikut menceramahinya.

“Mmmm.. gak ada yang mendukungku. Lihat saja, kalau nanti aku punya pacar, kamu pasti akan menyesal” ucap Nee yang langsung pergi untuk menelpon Thun, kakaknya.

Two Spirits Love (Completed) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang