•30 END

4 0 0
                                    


Hari telah malam,....

Phu terkejut, ia melihat seorang wanita yang sedang duduk di hadapan cermin di dalam kamarnya. Ia mengusirnya, karena menganggap jika perempuan itu adalah Yui.

Keterkejutan Phu, langsung berubah jadi ketakutan ketika ia mengetahui bahwa perempuan itu adalah hantu dari orang yang meninggal karena tenggelam tadi siang.

Perempuan itu bernama Yaya, ia meninggal dalam keadaan masih ting-ting alias gadis. Dan tadi siang, Phu telah menciumnya untuk pertama kali. Maka dari itu, ia ingin menjadikan Phu sebagai pacarnya. Meskipun perempuan itu cantik, tetap saja Phu tak mau menuruti keinginannya. Ia sadar betul kalau wanita itu hanyalah hantu.

Phu langsung berlari terbirit-birit meninggalkan kamarnya, menuju tempat teman-temannya sedang berkumpul. Ia loncat dan duduk di tengah-tengah mereka. Dengan suara yang bergetar, ia menceritakan perihal hantu Yaya yang mendatanginya.

Bukannya membantu, temannya malah langsung kabur ketakutan meninggalkannya. Akhirnya, tetap saja, Phu harus menghadapi Yaya sendirian. Ia ketakutan setengah mati, namun apalah daya, ia tak akan pernah bisa menghindarinya.

Ia pun akhirnya menawarkan diri untuk melakukan semua keinginan Yaya, asalkan ia tak terus diganggu seperti ini. Yaya langsung tersenyum cekikikan, ia pun menyetujuinya. Dan keinginannya yang pertama adalah.......

Kita ingat, kan... tadi siang Yaya meninggal karena tenggelam. Maka dari itu, rambutnya masih basah dan acak-acakan. Ia pun meminta Phu untuk mengeringkan sekaligus menyisir rambutnya. Mau tak mau, Phu dengan terpaksa melakukannya....

Lalu, bagaimana keadaan Champagne???

Setelah kejadian waktu itu, selama beberapa hari ia harus hidup layaknya seorang gembel hutan. Ia akan ketakutan, setiap kali ada suara aneh yang mendekatinya. Untunglah, seorang pemburu berhasil menemukannya dan langsung membawanya ke rumah sakit.

Ibu mendapat kabar tentang Champagne. Meskipun membencinya, tetap saja ibu lebih menyayanginya. Ia pun bergegas mendatangi rumah sakit, dan disana melihat Champagne yang sedang berbaring di kasur.

Bukannya menyesal, Champagne malah makin menjad-jadi, ia berteriak meminta bantuan ibunya untuk membunuh Kew. Tentu saja ibu menolaknya dan memintanya untuk menyesali semua perbuatannya. Tak mau diceramahi, Champagne malah menyuruh ibu untuk pergi meninggalkannya.

Karena terus meronta-ronta, Champagne terjatuh dari kasur. Malang nian nasibnya, bekas luka waktu itu membuat salah satu kakinya harus diamputasi.....

Kew dan Thun semakin lengket saja. Sifat manja Thun, berhasil membuat Kew tak bisa pergi jauh-jauh darinya. Sementara Nee dan Korn semakin menunjukkan ketertarikannya satu sama lain.

Di kedai kopi, Korn selalu melontarkan rayuan-rayuan gombal tingkat dewa yang pastinya akan berhasil membuat hati seorang wanita melayang-layang kegirangan.

Tak ada hal signifikan yang terjadi dalam kehidupan teman-teman Kew. Yui yang makin dekat dengan seseorang berna Ken yang tentunya membuat Dong jadi patah hati. Dan Phu, tetap harus berjibaku dengan hantu Yaya yang tak mau lepas darinya.

Thun mengadakan sebuah acara makan kecil-kecilan. semua orang terdekatnya hadir dalam acara itu. Tak ada lagi kesal atau amarah apapun, hanya tawa riang yang terdengar jelas dari sudut manapun.

Kebahagiaan keluarga mereka bertambah, ketika Korn tiba-tiba berlutut di hadapa semua orang untuk melamar Nee.

"Kamu ini apa-apaan sih..." ucap Nee dengan tersipu malu

Korn tetap mengutarakan perasaannya dan meminta Nee untuk mejawabnya saati ini juga.

Dan setelah didesak oleh semua orang. Akhirnya, dengan raut wajah berseri-seri Nee mengiyakannya, membuat semua orang langsung bersorak sorai untuk memberikan selamat kepada mereka.

Two Spirits Love (Completed) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang