Krit bersama rombongan teman-teman Kew, tiba di kediaman orangtua Kew. Mereka telah mengetahui apa yang terjadi sehingga sangat khawatir sekaligus panik karenanya.Tak mau membuang waktu lebih lama lagi, mereka pun langsung masuk kedalam hutan untuk mencari Thun dan juga Kew. Setelah berkeliling lumayan lama, mereka hanya menemukan topi yang digunakan Champagne untuk melakukan penyamarannya tadi. Beberapa diantara mereka sudah mulai putus asa, namun Korn meyakinkan mereka jika setidaknya mereka telah mengambil jalan yang benar karena ada sebuah jejak yang berhasil ditemukannya.
Thun kembali sadar, dengan kondisi badannya yang telah terikat kuat pada sebuah tiang. Thanong sudah berdiri dihadapannya, tertawa sangat puas melihat kondisi Thun yang menurutnya telah berada di dalam genggamannya, "Sekarang aku akan membunuhmu!" teriaknya
Ancaman itu tak sedikitpun membuat Thun merasa takut. Ia malah menantang Thanong untuk membunuhnya detik ini juga. Sayangnya, Thanong mengatakan jika ia tak akan membunuh Thun hingga mendapat kabar bahwa Champagne telah menghabisi Nee dan Kew.
Setelah mendengar hal itu, barulah Thun merasa cemas sekaligus ketakutan. Ia tak rela jika orang-orang yang disayanginya harus tersakiti. Amarahnya berhasil memunculkan kekuatan telekinesis yang didimilikinya. Langit tiba-tiba berubah gelap, suara gemuruh petir mulai terdengar sangat keras.
Perubahan cuaca ini membuat orang-orang yang sedang mencari Kew ketakutan. Dong menganjurkan agar mereka pulang dulu dan menunggu cuacanya cerah kembali. Karena, kondisi ini terlalu berbahaya. Takutnya, mereka juga akan menjadi korban jika terus melanjutkan pencariannya.
Awalnya Korn serta Phu tak mau kembali begitu saja. apalagi, mereka belum menemukan jejak-jejak keberadaan Kew ataupun Thun. Namun, mereka sadar jika keselamatan mereka juga penting. Dan akhirnya mereka pun kembali pulang bersama-sama.
Champagne masih berusaha keras untuk mengejar Kew, sayangnya kondisi jalan yang berbatuan akhirnya membuat mereka tersandung hingga terjatuh ke dalam jurang yang untungnya tidak terlalu dalam. Mereka berdua sempat tak sadarkan diri, dan untunglah Kew terbangun lebih awal. Ia pun langsung berusaha bangkit untuk berlari kabur.
Thun berhasil melepasakan rantai yang mengikatnya. Ia mengambil sebuah benda tajam yang terletak di dekatnya, kemudian hendak menancapkannya ke badan Thanong. Namun, ia terdiam sejenak, teringat akan pesan Kew kepadanya.
Sial, diamnya Thun malah dimanfaatkan oleh Thanong yang langsung mengambil sebuah stik dan memukul Thun hinggah terjatuh ke tanah.
Thanong hendak menghajarnya lagi, namun secara tiba-tiba kita melihat Thun berubah menjadi sosok Mek. Dengan tenaganya yang besar, Mek berhasil mematahkan serangan Thanong dan menghajarnya balik. Dengan mudah, ia bisa membuat Thanong tersungkur kesakitan.
Lantas bagaimana nasib Kew? Sepertinya takdir memang masih berpihak kepadanya. Tanpa sengaja, Champagne yang sedang terobsesi untuk mencelakai Kew malah melukai dirinya sendiri. Ia terjaatuh dan sebuah potongan ranting yang cukup tajam, menancap di kakinya.
Kew yang polos, masih berusaha untuk menolongnya, Ia meminta Champagne untuk diam, karena ia akan menahan darah yang keluar dengan cara membalutnya menggunakan kain yang sengaja ia robek dari lengan bajunya.
Sayang,.. Champagne terus saja berburuk sangka. Ia tak mau menerima bantuan dari Kew dan memilih untuk mencabut ranting itu dengan tangannya sendiri. Padahal, langkahnya itu sangat berbahaya, dan beresiko untuk memperburuk lukanya.
Champagne tak menghiraukan rasa sakit yanng dialaminya. Ia tetap kekeh untuk membunuh Kew. Berkali-kali, ia mencoba untuk menusuknya menggunakan ranting yang sedang dipegangnya. NAmun, berkali-kali juga Kew berhasil menghindarinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Two Spirits Love (Completed)
Fanfic"Pernahkah kamu mengalami hal yang sama denganku? Memimpikan seseorang yang bahkan belum pernah aku temui dan aku kenal, namun aku merasa jika kami saling terhubung dan telah mengenal satu sama lain dalam waktu yang lama. Seakan-akan ada sesuatu dar...