•18

4 0 0
                                    


Phu berdandan rapi, menyemprotkan semua minyak wangi yang dimilikinya ke badannya. Dengan gagah, ia berjalan keluar dari kamar mandi.

"Hey Phu.. tumben kamu mandi. Mau kemana?" Dong

"Aku mau mengajak Kew melihat matahari terbenam" Phu

"Tapi Phu... aku rasa aroma badan kamu itu sangat aneh. Bahkan, nyamuk pun sepentinya bia mati kalau berada didekatmu..." celetuk Mac

Phu mengendus bau badannya sendiri dan merasakan hal yang sama seperti yang dikatakan Mac. Ia pun bergegas masuk lagi kekamar mandi, "Arrgggghhh... nampaknya aku harus mandi lagiiiii" teriaknya

Ternyata, Kew sendiri sedang menikmati suasana dore hari dipinggir pantai bersama thun. Mereka berjalan berdampingan. Thun mulai membahas mengenai perasaannya kepada Kew, ia mengatakan jika dirinya tak suka sikap Kew yang nampaknya lebih menyukai Mek daripadanya.

"Lah.. kamu sendiri kan yang waktu itu bilang kalau kamu dan Mek adalah orang yang sama. Kalau aku berasa terhubung dengan Mek, kamu harusnya gak marah, dong.. Inget yaa, kita bahkan sama sekali gak punya hubungan apapun, kita cuman sebatas teman. Kamu duluan yang mendekatiku dan aku benar-benar tak memiliki perasaan padamu" Kew

Thun menatap Kew, "Kamu gak punya perasaan apapun padaku? Serius.. kamu gak pernah punya perasaan apapun buatku? "

Thun semakin mendekat, ia menarik badan Kew dan langsung menciumnya. Beberapa detik.. suasana seakan membeku. Hingga akhirnya Kew kembali 'sadar', ia melepaskan diri dari pelukan Thun dan berlari meninggalkan Thun yang berusaha mengejarnya.

"Kewalin... tunggu..." Thun

"Plisss... aku ini bukan pacarmu!!!!!" Kew

"Yaudah... kalau gitu kita pacaran...." Thun

"Huh?! Kamu nyium aku dulu baru kamu mau bertanggung jawab???" Kew

"Yaudah.. jadi kamu mau enggak jadi pacarku?" Thun

Tiba-tiba, mucul Yui. Kew langsung berlari dan bersembunyi dibelakangnya. thun menceritakan kejadian tadi.. Yui terkejut, namun hal itu langsung membuatnya terus menggoda Kew.

Korn asyik berkirim pesan dengan Champagne. Ia mengeirimkan foto pemandangan matahari terbenam di pantai. Champagne juga mengiriminya gambar langit sore hari di rumahnya.

Sayangnya, muncul Nee yang langsung mendistraksi ke-asyikannya, sehingga ia salah mengirim emoticon kepada Champagne. Melihat hal itu, Champagne malah jadi tertawa geli.

Ibu menghampiri Champagne, ia mengerti jika hubungan Champagne dan Thun memang tak bisa dilanjutkan lagi. Namun, ia meminta Champagne untuk segera memberitahu tahu Thun jika dengan kejadian ini, kemungkinan besar ayah akan menarik dana investasinya di perusahaan Thun.

Waktu liburan mereka telah selesai... mereka semua akhirnya harus kembali pulang. Sebelm naik ke mobil, Kew memaksa Ph untuk meminta maaf terlebih dahulu kepada Thun. Dengan rasa malu sekaligus tak enak, akhirnya Phu meminta maaf, Thun menjawabnya dengan sebuah senyuman.

Phu tiba-tiba terdiam... raut wajahnya menunjukkan jika dirinya ketakutan. Ia melihat sesosok arwah pria dari zaman Boran yang berjalan mengikuti Thun. Sontak saja, hal itu membuat yang lainnya jadi merinding ketakutan.

Tiba dirumah Kew, mereka semua turun dari mobil. Kew berterimakasih banyak kepada Thun yang telah mengajak mereka semua menghabiskan waktu ditempat yang sangat menyenangkan. Tak lupa.... kepada teman-temannya, Kew menceritakan jika lain kali Thun akan mengajak mereka berlibur ke luar negeri.

Sontak saja Thun mengernyitkan alis dan menghela nafas panjang. Ia tak mengatakan apapun, namun kita mengerti jika sebenarnya Thun hanya ingin mengajak Kew berduaan saja kalau nanti ia pergi ke luar negeri.

Two Spirits Love (Completed) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang