•25

1 0 0
                                    


Setelah tantangannya untuk putus di-amini oleh Korn, Champagne tak bisa berbuat apapun. Dengan emosi yang masih sangat tinggi, ia mengiyakannya. Namun, mengutuk Korn yang pastinya akan menyesal karena telah melakukan hal ini kepadanya.

Korn sendiri hanya bisa menghela nafasnya dalam-dalam, tak mau memperkeruh suasana. Ia memilih untuk melangkah pergi dan masuk ke kamar rawat Nee, lagi.

"Kenapa kamu kesini lagi?" tanya Nee

"Karena aku telah berjanji untuk menjagamu. Dan aku akan terus menepati janjiku..." jawab Kor

Nampaknya, ada suatu hal lain yang membebani fikiran Nee. Ia tak mau melihat kearah Korn dan menolak semua tawarannya. Ia hanya menangis dan terus menangis.

Sementara itu, fikiran Thun masih dipenuhi oleh amarah dan keinginan untuk balas dendam. Ketika mendapat telpon dari kantor polisi, ia langsung bergegas mengajak ajudannya untuk menemaninya. Kepada Kew, ia menitipkan Nee karena untuk saat ini, ia belum bisa datang untuk menjenguknya.

Di kantor polisi, ia tak mendapat begitu banyak informasi, hanya ada beberapa lembar print-an hasil potongan CCTV yang berhasil menangkap lokasi terakhir mobil TAXI curian yang dibawa oleh paman Thanong.

Segera setelah berjalan keluar, Thun langsung meminta seluruh bodyguard-nya untuk mencari paman Thanong. Hal ini dilakukannya, tanpa seizin pihak kepolisian. Rasa amarahnya telah menenggelamkan, seluruh rasa takutnya. Ia tak peduli akan hal apapun yang akan terjadi, yang penting, ia harus bisa menangkap Thanong dengan tangannya sendiri.

Champagne bertingkah seperti ikan yang kehabisan air. Saat dikamarnya, ia meronta-ronta, menghancurkan seluruh barang yang dilihatnya, dan berteriak histeris semaunya. Hal itu, membuat kedua orangtuanya penasaran. Mereka mengehmapirinya dan sangat terkejut melihat isi kamar Champagne yang sudah seperti kapal pecah.

Ayah langsung memakinya, mengatkan jika darah kotor Thanong telah membuat champagne menjadi seperti ini. Tak terima, Champagne langsung membalas semua perkataan ayahnya itu dengan nada yang lebih tinggi. Refleks, ayah langsung menamparnya hingga Champagne terdiam.

Kew ditemani Bualoi, datang menjenguk Nee. Mereka membawakan makanan favorit dan boneka kesayangannya. Namun, itu masih belum saja membuat Nee tersenyum. Ia malah bertanya mengenai Thun, yang sama sekali belum menghubunginya apalagi menjenguknya. Ternyata, itulah hal yang selalu membuat Nee sedih akhir-akhir ini.

Kew tak bisa menceritakan yang sebenarnya. Ia hanya mengatakan jika Thun sedang ada urusan penting yang lain. Makanya ia belum bisa datang menjenguk Nee.

Saat berjalan keluar bersama Korn, Kew menjelaskan apa yang sebenarnya sedang dilakukan oleh Thun. Sebenarnya, ia khawatir, namun saat ini Thun benar-benar tak mau mendengarkan perkataan dari siapapun. Hal yang terbaik yang bisa dilakukannya saat ini, hanyalah berdoa agar Thun tetap diberi keselamatan apapun yang akan terjadi.

Thun beserta para bodyguard-nya, menyisir sebuah perkampungan yang diduga sebagai tempat Thanong berada sekarang. Mereka menanyai satu persatu warga yang ditemuinya. Namun, belum nampak hasil yang memuasakan. Hinga akhirnya, salah seorang bodyguard melaporkan jika seorang warga pernah melihat Thanong.

Sialnya, Thanong muncul dan menguping semua pembicaraan mereka. Ia pun bergegas melarikan diri, sementara pasukan Thun bergegas pergi menuju tempat persembunyian Thanong.

Sesampainya disana, tentu saja Thun hanya melihat sebuah ruangan kosong yang dipenuhi oleh fotonya yang telah di coret-coret oleh darah. Ia melihat seisi ruangan dan menemukan, jika nasi dalam piring masih hangat. Dan itu berarti, thanong masih berada disekitar sini.

Muncullah, polisi yang langsung memarahi Thun. Mengatakan, jika perbuatannya yang gegabah ini, malah membuat Thanong berhasil kabur. Polisi, meminta agar Thun bersabar dan tidak melaukan tindakan yang tergesa-gesa seperti ini lagi. Bagaimanapun juga, polisi telah memiliki rencana tersendiri untuk menangkap Thanong.

Two Spirits Love (Completed) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang