•24

5 0 0
                                    


Paman Thanong kesal rencananya untuk mencelakai Thun harus gagal lagi. Ia mengiris jarinya, kemudian mengelapkan darahnya ke foto wajah Thun yang tertempel di dinding. Mulai saat ini, ia akan lebih meningkatkan usahanya untuk mencelakai Thun.

Nee semakin dibuat kesal oleh ulah dua bodyguard-nya itu. Saat ke kedai-pun, ia terus diikuti dan diawasi gerak-geriknya. Kepada Korn ia menceritakan perasaannya itu, namun Korn malah tertawa dan mengatakan jika itu adalah bentuk kekhawatiran Thun kepadanya.

"Eh gimana kalo kamu aja yang jadi bodyguard-ku?" pinta Nee

Korn menolaknya dan langsung berjalan pergi. Namun, Nee terus mengikutinya dari belakang dan memohon-mohon agar Korn mau mengabulkan permintaannya itu. Kesal karena ditolak terus, Nee langsung memanggil bodyguar-nya, kemudian memerintahkan merea untuk memberi pelajaran kepada Korn.

Sayangnya para bodyguard itu sudah diperintahkan untuk tidak menghajar orang, mereka hanya diperintahkan untuk melindungi Nee dari bahaya.

Sesampainya dirumah, Kew langsung disambut oleh beberapa bodyguard yang membukakan pintu dan mempersilahkannya masuk. Setelah berada di dalam rumah, Kew langsung menelpon Korn untuk curhat. Korn malah menyindirnya, mengatakan jika itu adalah resiko memiliki pacar kaya seperti Thun.

Paman Thanong telah menggenggam pisau ditangannya, hendak menyerang Thun. Namun, langkahnya terhenti ketika ia melihat beberapa bodyguard yang berada di sekeliling Thun. Tak kehilangan akal, paman Thanong langsung terfikir untuk meminta bantuan Champagne lagi.

Ia mengikuti Champagne yang sekarang sedang berada di kedai kopi bersama Korn. Saat menunggu diluar, ia melihat sosok Nee dan menguping pembicaraannya di telpon. Esok hari, Nee akan menyelinap pergi untuk jalan bersama teman-temannya. Ia akan berusaha mengecoh para bodyguard-nya sehingga ia bisa pergi sendirian.

Saat masuk ke dalam kedai, Nee langsung tak suka melihat kehadiran Champagne. Ia menyindirnya dan secara eksplisit mengusinya dari tmpat ini Champagne yang kesal langsung berdiri dan hendak pergi, namun Korn menahannya dan meminta maaf atas nama Nee.

Champagne tak suka dengan sikap korn yang terus saja membela Nee dihadapannya

"Maaf, aku tidak bermaksud seperti itu. Kalau memang kamu ingin pergi, silahkan pergi.." Korn

"Oh.. jadi sekarang kamu mengusirku? OK, aku akan pergi dari sini sekarang juga!" Champagne

Saat keluar dari kedai, Champagne langsung ditarik oleh paman Thanong. Mereka pun berbicara berdua di sebuah tempat makan. Champagne, mengaih janji paman Thanong yang mengatakan jika ia akan segera menyerahkan diri.

Dengan santainya, paman Thanong mengatakan jika dirinya masuk ke kantor polis maka ia akan terus disiksa dan memakan makanan yang tidak enak. Maka dari itu, ia akan melakukan semua hal yang diinginkannya sebelum masuk kedalam penjara.

Sepulangnya kerumah, paman Thanong mendaptakan sebuah ide brilian. Ia berencana utuk menculik Nee, yang secara pasti akan bisa membuat Thun datang kepadanya.

Phu dan juga Dong berusaha untuk berlatih menjadi bodyguard. Mereka berdua ingin melindungi Kew dari serangan orang-orang jahat. Untuk mengetes kemampuannya dengan mencoba untuk menyerang para bodyguard yang sedang berdiri di depan rumah Kew.

Tentu saja sudah bisa ditebak kalau Phu akan kalah dan tersakiti. Untung saja, pada waktu bersamaan, Thun tiba di rumah Kew dan menyuruh para bodyguard-nya untuk melepaskan Phu.

Saat masuk kedalam rumah, Thun langsung menggoda Kew, mengatakan jika Phu adalah pri ayang sangat tulus dan setia kepada Kew. Kew tersenyum geli, mengatakan jika dirinya juga merasa simpati terhadap niat baik Phu kepadanya.

Two Spirits Love (Completed) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang