7

320 83 4
                                    

THE BOOK

~ 7 ~

~ 7 ~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Para penduduk kota Bluegill kini tengah mengungsi di pesisir pantai dekat tebing karang. Puluhan pasang mata itu menatap takut ke arah kota yang di kelilingi asap serta suara-suara gesekan benda tajam.

Di depan para penduduk itu, Yixing duduk sembari mengobati seorang pria tua yang mengalami luka ditangannya akibat mencoba membantu tentara kerajaan.

"Hiks ibu, aku takut~"

Yixing menoleh kebelakang, memandangi anak-anak kecil yang terlihat sekali ketakutan. Mereka memeluk orangtua mereka sangat erat.

Pemuda itupun beralih menatap kota Bluegill.

'Kuharap nona dan tuan baik-baik saja.'



~oOo~



Ujung pedang milik Myungsoo kini sudah diselimuti darah. Matanya memandang datar, mengatakan bahwa ia tidak puas dengan apa yang dilihatnya.

Tentu saja, Sehun menahan ujung pedang itu dengan tangannya, tidak peduli jika tangannya terluka hingga mengeluarkan darah.

"Masih belum menyerah ?" tanya Myungsoo datar. Didorongnya kembali pedang itu, namun Sehun tetap menahannya, walaupun harus merasakan sakit.

Kekuatannya semakin menipis, pemilik buku Omega itu sudah tidak mampu mengeluarkan sihir untuk menyelamatkannya, yang bisa dia lakukan saat ini hanyalah menahan pedang itu untuk tidak membunuhnya.

"Pemutihan !"

Sehun membelalak-an matanya. Garis lingkaran berwarna putih muncul lalu mengelilingi tubuh keduanya. Sehun sangat tahu sihir apa itu.

"Aarrrkkkkkhhhhh !!!" pemilik buku Omega itu menjerit kala rasa panas menjalar di seluruh tubuhnya.

Myungsoo tersenyum puas, ditariknya pedang itu dari tangan Sehun, lalu ia biarkan pemuda itu menjerit kesakitan.

"Kau terlalu cepat 1000 tahun untuk menyerangku, penyihir bodoh. Kau dan dia, sama-sama penyihir yang tidak berguna. Kalian memiliki buku Alfa dan Omega, namun kalian tidak cukup kuat menggunakannya."

"Aarrrhkkhhh-sialan kau !!"

"Hah ? masih berani mengataiku ?" ujar Myungsoo. Pemuda itu mengarahkan telapak tangannya ke arah Sehun, lalu tak lama sebuah cahaya berbentuk bola kecil, sekecil biji kelapa, tertahan di telapak tangannya.

"Kau tahu apa yang terjadi jika sihir ini mengenaimu ?"

Sehun menatap dingin Myungsoo yang menyeringai.

The BookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang