20

379 96 13
                                    

THE BOOK

~ 20 ~

~ 20 ~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




"Semuanya hentikan !!"

Para tentara Magnolia menoleh ke arah Kai, begitu juga dengan tentara Gavhoria.

"Hentikan peperangan ini. Ini salah ! kita telah ditipu oleh raja itu ! sebaliknya, kita semua bisa binasa jika tetap melanjutkan peperangan ini !" ucap Kai lagi.

"Tapi tuan ! bagaimana tuan bisa berkata seperti itu ?" sahut salah seorang tentara.

Kai mendecak sebal, ia ingin kembali bicara, namun tangan Chanyeol menahan pundaknya. "Biar aku saja," ucap pria itu.

Chanyeol maju beberapa langkah, lalu mengangkat pedangnya.

"Dengar ! aku adalah pangeran Magnolia, putra mendiang raja Suho. Aku pangeran yang sudah kalian anggap mati."

Wajah para tentara kerajaan itu menampakan ekspresi terkejut. Bukan hanya tentara Magnolia, namun kerajaan Gavhoria pun terkejut.

"Tuan Kai ... apakah yang dikatakan dia benar ?" lirih salah seorang tentara.

Kai mengangguk mantap. "Dia pangeran Chanyeol. Sahabatku sejak kecil. Raja L tidak berhak lagi meminpin kalian, sekarang raja kalian adalah Chanyeol ! karena itu hentikan semua ini !"

Para tentara kerajaan terdiam. Mereka saling melirik satu sama lain, mencoba berkomunikasi hanya dengan tatapan mata.

"Aku tidak mau !" seru salah seorang tentara.

Chanyeol dan Kai terkejut mendengar ujaran salah satu tentara.

"Apa yang kau-"

"Kalau memang benar seperti itu, kenapa pangeran Chanyeol baru menampakan dirinya sekarang ?! kemana dia selama 7 tahun ini ? juga, bukankah dia putra yang hampir membunuh yang mulia ratu ?! juga dia yang menyebabkan raja Suho meninggal. Orang seperti dia tidak panas memimpin kami, raja L jauh lebih baik darinya !"

"Benar itu !"

"Benar ! kami tidak percaya dengannya !"

"ck, kalian..." geram Kai. Pemuda itu melirik ke arah Chanyeol dan mendapati pemuda itu memasang wajah sendu.

Tentara yang pertama kali menolak, kembali melirik tentara Gavhoria. "Kami akan mematuhi perintahnya ! tidak peduli jika nyawa kami yang menjadi taruhan !" seru tentara itu.

Tentara Magnolia menyahutnya dengan suara riuh.

"Hentikan !"

Suara berat itu menghentikan riuh para tentara. Mereka melirik ke arah sumber suara, lalu membulatkan mata.

The BookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang