"Rafa, aduh tungguin gue napa!" Seru Bryan sambil berlari mengejar Rafael yang terus berjalan menuju kantin.
Bruukkkk...
Dan tanpa sengaja Bryan menabrak seorang siswi yang sedang membawa tumpukkan buku menuju perpustakaan.
"Aduh sorry sorry, gue gak sengaja," ucap Bryan seraya membantu membereskan kembali buku yang dibawa siswi tersebut.
"Gak papa kok kak, akunya aja yang kurang hati-hati" ucap siswi itu yang sepertinya adik kelas Bryan.
"Eumm, gue boleh nanya gak?" Tanya Bryan saat mereka telah membereskan kembali buku-buku yang berjatuhan tadi.
"Iya, kenapa kak?" Balas siswi itu.
"Nama lo Kayla bukan?" Tanya Bryan yang membuat siswi itu mengerinyit bingung.
"Bukan kak, aku Nabila" koreksinya.
"Oh, pantes buluk" gumam Bryan.
"Hah? Kenapa kak?" Tanya Nabila saat melihat Bryan seperti menggumamkan sesuatu yang tidak dia dengar.
"Ahh, enggak kok. Sorry ya tadi gue gak sengaja nabrak lo. Gue duluan," pamit Bryan yang langsung kembali berlari menuju kantin.
***
"Gila lo, maen ninggalin gue aja!" Bryan menepuk pundak Rafael dengan tepukan yang sedikit keras sehingga membuat Rafael hampir saja tersedak oleh makanan yang sedang dia makan.
"Lo yang gila! Lo mau bunuh gue?! Udah tau gue lagi makan juga," dengus Rafael yang langsung meneguk minuman botolnya.
"Ya sorry, lagian lo tadi yang main tinggal gitu aja." Bryan langsung menyambar semangkuk bakso kuah yang ada dihadapan Rafael.
"Ehh ehh, itu punya gue elah." Rafael mencoba menggapai dan mengambil kembali kuah baksonya.
"Udah, lo beli lagi aja. Gue males pesen," ujar Bryan santai.
"Sialan lo!" Dan mau tak mau Rafael harus kembali memesan semangkuk bakso untuknya karena memang dia sedang merasa lapar.
Saat Rafael kembali duduk didepannya, tiba-tiba mata Bryan memicing. Melihat dan memastikan orang yang dilihatnya sekarang adalah orang yang pernah dia temui di bandara.
"Raf" panggil Bryan yang membuat Rafael mendongak.
"Hmm" balas Rafael yang sesekali memasukkan suapan bakso kedalam mulutnya.
"Lo liat deh cewek yang duduk dipojokan!" Titah Bryan yang sama sekali tak digubris oleh Rafael, dia malah lebih fokus pada kuah bakso dihadapannya.
"Adaww" Rafael meringis saat tiba-tiba saja tangan Bryan sudah bersarang dikepalanya. "Apasih" ketus Rafael.
"Gue suruh lo liat kursi yang ada dipojokan" geram Bryan sambil menunjukkan kepalan tangannya pada Rafael yang membuatnya langsung menoleh ke arah yang ditunjuk Bryan.
"Ngapain gue ngeliatin mereka?" Tanya Rafael polos.
"Gue mau ngasih tau kalo cewek yang lagi duduk bareng temen-temennya disana itu yang gue temuin di bandara, bodoh." Desis Bryan sambil menjitak kepala Rafael.
"Aduh duh, bro. Sans aja napa dah, lama-lama kepala gue di amputasi gara-gara lo jitak terus. Lo mau tanggung jawab?!" Ucap Rafael dengan dramatisnya.
"Lebay lu. Udah ah, mending gue samperin dia" ujar Bryan sambil mengedipkan sebelah matanya dan berniat beranjak dari mejanya.
"Etdah, lu mau kemana?" Kata Rafael tajam sambil memelototkan matanya.
"Kenalan" balas Bryan santai sambil melengos begitu saja dari hadapan Rafael.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEAR KAYLA
Teen Fiction'Mengenal tanpa dasar berkenalan?' Mungkin itu yang terjadi pada seorang Kayla Katrina dan Bryan Mahendra. Walau pada dasarnya wajah pria bernama Bryan itu memang tidak begitu asing baginya. Mengapa demikian? Ikuti cerita mereka dalam sebuah kisah m...