Di tengah teriknya matahari menjelang siang, Kayla dan Mily sedang fokus pada permainan basketnya di lapangan sekolah bersama teman-temannya yang lain.
Sebentar lagi akan ada pertandingan sahabat dengan sekolah tetangga.
Meskipun Kayla dan Mily sudah kelas 12 dan seharusnya mereka sudah mulai lebih fokus pada ujian yang akan datang, tapi tetap mereka ingin mengikuti acara ini karena di antara para siswi yang lainnya, hanya Kayla dan Mily yang mereka percaya akan memenangkan pertandingan karena kemampuannya yang lumayan bagus dalam bidang olahraga. Hanya saja, Kayla mengajukan syarat harus ada adik kelas yang menggantikan posisinya sebagai ketua basket tim putri karena dia tidak mau terlalu di sibukan sebagai ketua tim. Setelah semuanya sepakat, Kayla pun meminta izin pada guru olahraganya agar dia masih bisa ikut bergabung dengan tim basket dan akan berhenti ketika akan menjelang ujian semester, dan untungnya gurunya itu memberi izin.
"Kay..." Loli melambaikan tangan ke arah Kayla dan Mily, Loli berdiri di sisi lapangan dengan Lisa yang mengangkat tinggi dua botol air mineral.
Setelah Kayla dan Mily pamit pada timnya, mereka berdua berjalan menghampiri Lisa dan Loli.
Lisa menyodorkan botol berisi air itu pada Kayla dan Mily yang langsung di tenggak oleh mereka.
"Thanks." kata Kayla sambil menyeka keringat yang mengucur di pelipisnya.
"Kay." Lisa memanggil.
"Hm."
"Pertandingannya dua hari lagi.."
"Iya, kenapa emang?"
"Gue saranin ini pertandingan terakhir buat kalian berdua, biar kalian juga lebih fokus sama ujian yang tinggal beberapa minggu lagi."
Mily manggut-manggut mendengar penjelasan Lisa, sedangkan Kayla hanya berdeham menanggapinya.
"Kay, Loli lupa nyampein..tadi kata Bryan, dia katanya mau ketemu sama Kay" ujar Loli menginterupsi pembicaraan Lisa.
"Mau ngapain?" Kayla mengerinyit bingung.
Loli menggeleng pelan, "Gak tau, dia cuma bilang mau ketemu sama Kay."
"Oh, oke. Gue ke kelas duluan kalo gitu." putus Kayla yang langsung beranjak pergi tanpa menunggu balasan dari ketiga temannya.
Mily dan Lisa saling melirik, kemudian menggedikkan bahunya satu sama lain.
"Kantin yuk," ajak Mily akhirnya setelah mereka terdiam beberapa saat.
"Ayok, Loli juga udah laper banget nungguin Mily daritadi." balas Loli antusias.
"Padahal kalo udah laper tinggal makan duluan aja, Li"
"Gak mau ah, Mily belum makan, kalo Mily belum makan Loli juga gak nafsu makannya."
Mily tersenyum kecil, ini yang dia suka dari Loli, selalu saja perhatian padanya, meski kadang keLolaannya selalu membuat Mily geram.
"Yaudah ayo, sekarang kita makan." Mily menarik tangan Loli berdiri lalu berjalan berdampingan dengan diikuti Lisa di belakang mereka yang sibuk memikirkan Kayla, ada apa dengannya?
***
Kayla celingukan saat telah sampai di dalam kelas dan mendapati kelas yang kosong, mencari sosok yang di bilang Loli ingin bertemu dengannya.
Mengerjap. Kayla mengkedipkan matanya beberapa kali, berdiri di depan kelas dengan keadaan linglung. Kenapa juga dia harus mencari Bryan?
"Gue kenapa?" gumam Kayla bertanya pada dirinya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEAR KAYLA
Teen Fiction'Mengenal tanpa dasar berkenalan?' Mungkin itu yang terjadi pada seorang Kayla Katrina dan Bryan Mahendra. Walau pada dasarnya wajah pria bernama Bryan itu memang tidak begitu asing baginya. Mengapa demikian? Ikuti cerita mereka dalam sebuah kisah m...