Sudah hampir dua jam lebih Bryan mengemudikan mobilnya ke Bandung, dan tidak seperti biasanya tangannya pegal seperti sekarang. Ya, tangan sebelah kirinya terasa keram karena disana ada Kayla yang tidur dengan menyenderkan kepalanya ke tangan Bryan.
Sejam lalu Bryan memang menyuruh Kayla untuk tidur saja karena perjalanan dari Jakarta ke Bandung akan cukup lama, hampir dua jam setengah. Dan Kayla yang kebetulan sedang bosan pun memilih untuk mengikuti perkataan Bryan dengan tidur.
Setengah jam kemudian, Bryan memarkirkan mobilnya di sebuah halaman rumah minimalis dengan nuansa putih bersih di sekelilingnya, juga air mancur yang dikelilingi oleh taman kecil di halamannya.
Bryan tidak berniat bergerak seinci pun, ia takut tidur Kayla akan terganggu oleh pergerakannya. Sampai akhirnya sang Kakek muncul dari dalam rumah dan langsung membuka pintu mobil bermaksud menyambut cucunya.
"Aa udah nyampe ternyata." ucap Bisma -Kakek Bryan, begitu ia membuka pintu mobil Bryan.
"Pelan-pelan ngomongnya, Kek." pinta Bryan dengan jari telunjuk yang tertempel di mulutnya.
Bisma mengerutkan dahinya bingung saat ujung matanya menangkap sosok seseorang yang tengah terlelap dipundak sang cucu.
Ia bertanya pada Bryan dengan isyarat matanya. Bryan yang mengerti pun menjawab pertanyaan Kakeknya dengan senyuman.
"Ah, jadi ini calon cucu menantu Kakek, hm?" tanya Bisma menggoda Bryan.
Tiba-tiba Kayla menggeliat pelan, ia mulai mengucek matanya perlahan, membiarkan matanya terbiasa dengan sinar matahari senja yang menerobos dari kaca mobil Bryan.
"Kita udah sampe, ya?" tanyanya setengah sadar.
"Iya. Dan daritadi kamu ngebuat pundak cucu saya pegal akibat tidur pulasmu!" sarkas Bisma dengan tatapan mengintimidasinya pada Kayla.
Kayla terperanjat kaget ketika menyadari ada orang lain di sana selain dirinya dan Bryan. Ia langsung duduk tegap dan keluar dari mobil Bryan.
"Ah-eum..Kakek...ma-maaf tadi Kay ketiduran di pundak Bryan kayaknya." ujar Kayla dengan tatapan menyesalnya.
Bisma masih menatap Kayla tajam, membuat Kayla salah tingkah. Ia menggaruk tengkuknya yang sama sekali tidak gatal.
Kayla kembali terkejut saat Bisma tiba-tiba tertawa sambil memegangi perutnya yang sakit akibat tawanya yang kencang.
"Uhukk uhukk..."
Bryan ikut keluar dari mobil dan kini ia berdiri tepat disamping Kayla. "Kakek kebiasaan! Makanya kalo ketawa itu di atur dulu nadanya. Sampe keselek, kan." cibir Bryan sambil menyodorkan aqua yang sempat dibelinya saat perjalanan ke Bandung. Bisma langsung meraih aqua itu, lalu ia meminumnya.
"Tadi Kakek cuma ngerjain kamu doang, dia gak beneran galak kok." ucap Bryan kemudian yang membuat Kayla menoleh cepat padanya.
"Maksudnya?" tanya Kayla tak mengerti.
Bisma kembali tertawa, ia terkekeh pelan. "Kakek suka sama wajah kamu yang kaget kayak tadi." kata Bisma yang membuat Kayla seketika membulatkan bola matanya.
'Kakek sama cucu sama aja! Pantesan Bryan nyebelin, ternyata ada turunannya.' batin Kayla sambil meringis pelas, ia menatap sepasang Kakek dan cucu itu bergantian, dia jadi geli sendiri.
"Ngomong-ngomong, pilihan kamu Kakek acungi jempol, A." celetuk Bisma membuat Bryan terkekeh sedangkan Kayla merasa kini pipinya sudah sangat panas.
"Udah ah, kita masuk dulu. Kalian pasti cape."
"Tapi Kay mau jalan-jalan. Bryan udah janji mau ajak Kay jalan-jalan kalo udah di sini." ujar Kayla yang membuat langkah Bisma ketika hendak masuk rumah terhenti.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEAR KAYLA
Ficção Adolescente'Mengenal tanpa dasar berkenalan?' Mungkin itu yang terjadi pada seorang Kayla Katrina dan Bryan Mahendra. Walau pada dasarnya wajah pria bernama Bryan itu memang tidak begitu asing baginya. Mengapa demikian? Ikuti cerita mereka dalam sebuah kisah m...