34 - Pipi Merah Jambu

62 7 0
                                    

Kini Bryan sedang mengajak Kayla berjalan-jalan mengunjungi Farm House Susu Lembang. Salah satu tempat wisata di Bandung. Farm House Susu Lembang ini merupakan sebuah Desa bergaya Eropa dan kebun binatang kecil.

Bryan sengaja membawa kameranya untuk mengabadikan moment mereka berdua, dan kini ia tengah serius mengambil potret Kayla yang sedang candid. Kayla sama sekali tidak tau bahwa Bryan mengambil fotonya.

Puas mengambil potret Kayla, Bryan berjalan menghampirinya yang kini tengah memberi makan seekor kelinci.

"Lucu ya?" seru Bryan pada Kayla dengan tatapan lekatnya.

"Heem." Kayla mengangguk setuju. Ia kini sedang sangat serius dengan kelinci di hadapannya.

"Kayak kamu." ujar Bryan lagi yang membuat Kayla menoleh padanya.

Tanpa disadarinya, pipi Kayla berubah merona. Yang ia rasakan hanya panas di seluruh bagian pipinya.

"Sayang." panggil Bryan lembut. Dan itu berhasil membuat pipi Kayla kembali merona.

"Hm." gumamnya tanpa mengalihkan pandangannya dari kelinci tadi. Ia malu untuk mendongak, takut Bryan menertawakannya akibat dia blushing -pikir Kayla.

"Pipi kamu kenapa?" tanya Bryan dengan nada yang dibuat seterkejut mungkin, padahal dia tau Kayla merona akibat ulahnya. Ia hanya senang menggoda sang pacar.

Kayla mendongak dengan wajah terkejutnya, ia langsung menutupi kedua pipinya dengan telapak tangan.

"Eng-enggak. Emang pipi aku kenapa?!" balasnya yang tiba-tiba sewot.

Bryan terkikik geli dengan ekspresi Kayla sekarang, kedua pipi yang di tekan telapak tangannya membuat mulutnya maju ke depan. "Pipi kamu merah kayak jambu!" tukas Bryan yang membuat pipi Kayla semakin panas.

"Ihh kamu apaan, deh!? Pipi aku biasa aja tuh." kata Kayla sambil mencoba menstabilkan detak jantung juga ekspresi wajahnya. Ia mengembungkan kedua pipinya pelan, membuat Bryan gemas dan akhirnya mencubit pelan kedua pipinya.

"Aww..jangan kenceng-kenceng dong! Pipi aku jadi tambah merah nih.." protes Kayla sambil menepis kedua jemari tangan Bryan dari pipinya.

Bryan kembali terkekeh, "Tuh 'kan ngaku sendiri pipinya udah merah." ujar Bryan yang masih belum puas menggoda Kayla.

"Enggak iihhh...kamu nyebelin!" ketus Kayla dengan bibir yang maju beberapa centi ke depan.

"Haha iya deh, maaf."

Kayla diam saja, tak berniat membalas ucapan Bryan.

"Sayang." panggil Bryan sambil menyentuh ujung dagu Kayla sekilas.

"Apa?" balas Kayla sewot.

"Jangan marah dong. Aku kan udah minta maaf."

"Aku gak marah!" sergah Kayla cepat.

"Terus itu kenapa bibirnya manyun terus?" tanya Bryan sambil mencubit bibir Kayla pelan, membuat Kayla langsung menepis tangan nakalnya.

"Enggak!" sanggahnya tegas. "Ih udah ah. Aku mau pulang!"

"Lho kok pulang?" Bryan mengerinyit bingung.

Kayla bangkit dari duduknya sambil menyampirkan tas selempang ke pundaknya. "Kita ke mall aja kalo gitu, mau beliin oleh-oleh buat Papa, Kak Key sama Bunda." putus Kayla setelah beberapa saat terdiam seperti menimang sesuatu.

Bryan menerbitkan senyumnya sembari mengangguk pelan, "Ya udah ayok. Abis itu kita jalan-jalan bentar ke jalan Braga, yuk." ujar Bryan sambil merangkulkan tangannya ke pundak Kayla.

DEAR KAYLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang