11 - Camping I

60 10 2
                                    

"Ayo anak-anak semuanya masuk." Ujar wali kelas murid kelas 12-A sambil mengabsen satu-persatu murid-muridnya agar mulai masuk kedalam bis. "Kia, Abigail, Alif, Celina, Bella..."

"Kay ayok!!" Seru Mily sambil menarik tangan Kayla, sedangkan Kayla hanya diam menurut saja terhadap apa yang dilakukan Mily padanya.

"Bryan! Bryan dimana?" Tanya bu Melda pada murid-murid yang masih belum menaiki bis. "Vino, Rafa! Dimana Bryan?" Tanya bu Melda menatap Vino dan Rafael bergantian.

"Tadi sih katanya mau anter Maira sampai ke depan bis kelasnya bu, tapi gak tau deh." Jawab Vino tenang.

Kay yang mendengar penuturan Vino mendadak diam mematung dipintu bis.

"Heuh. Yasudah, kita tunggu dia didalam saja. Sekarang kalian masuk!" Perintah bu Melda yang langsung dipatuhi oleh murid-muridnya.

"Kay."

"Kay?"

"Kayla!" Seru Rafael yang hendak masuk terlebih dahulu kedalam bis, tapi dipintu bis itu masih ada Kayla yang entah mengapa berdiri seperti patung.

"Kay, lo kenapa sih?!" Mily langsung bangkit dari kursinya dan menghampiri Kayla kebelakang lalu menarik kembali tangannya.

"Sorry." Ucap Kayla pada Rafael.

"Si Kay kenapa ya?" Bisik Vino yang berada dibelakang Rafael.

"Gak tau gue. Udah deh ya, gak usah mulai kepo sama kehidupan orang lain lagi!" Ujar Rafael malas.

"Gue cuma nanya babi!"

Saat semua murid sudah di dalam bis dan bu Melda juga sudah akan naik, sudah hampir lima belas menit juga mereka menunggu tapi Bryan tak kunjung datang.

"Gimana bu, kita berangkat sekarang aja atau gimana?" Tanya sopir bis.

"Iya bu, udah lama ini. Bis kelas yang lain aja udah pada berangkat, tinggal bis kita ini." Sahut beberapa orang murid. "Iya bu, kita berangkat aja."

Sementara itu, Vino dan Rafael berusaha menghubungi Bryan tapi ponselnya malah tidak aktif.

"Hmm, yasudah. Berhubung kita sudah cukup lama juga menunggu Bryan tapi dia masih belum datang, kita berangkat sekarang saja." Putus bu Melda. Kayla yang mendengar itu langsung menoleh ke arah bu Melda dan hendak berbicara.

"Tapi bu, gimana kalo terjadi sesuatu sama Bryan, atau enggak dia lagi ada masalah sedikit makanya dia terlambat." Bantah Kayla.

"Ini sudah hampir 20 menit Kay," bu Melda mencoba memberi penjelasan.

"Tapi-"

"Sudah-sudah. Baiklah, kita tunggu dia lima menit lagi, tapi kalau sampai lima menit dia masih belum datang kita mulai perjalanan kita tanpa Bryan." Ucap bu Melda dengan penekanan dikalimat terakhirnya. Kayla yang mendengarnya merasa sedikit lega, setidaknya Bryan tidak akan ketinggalan bis.

"Tapi kenapa gue jadi peduli sama dia? Sukur-sukur dia gak jadi ikut." Kayla membatin.

Tapi sampai sepuluh menit kemudian pun Bryan masih belum datang juga dan akhirnya bu Melda memerintahkan kepada supir bis agar segera menjalankan bisnya. Kayla sempat memprotes kembali tapi kali ini protesannya tidak didengarkan oleh bu Melda. Saat pintu bis sudah ditutup dan bis juga sudah mulai berjalan tiba-tiba dari kaca spion bis terlihat seperti ada orang yang mengejar bis sambil melambai-lambaikan tangannya.

"Sepertinya itu den Bryan deh, bu." Ujar mang Asep, supir bis.

"Tunggu!!"

"Heiii!!!"

DEAR KAYLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang