9 - Pecah

69 9 2
                                    

Sudah hampir tiga bulan sejak Bryan pindah ke Indonesia dan bersekolah disini sampai akhirnya bertemu Kayla di bandara saat pertama kali dia menginjakkan kakinya kembali di tanah kelahirannya.

Saat pertama kali dia merasakan jatuh cinta pada pandangan pertama, saat itu pula dia bertekad untuk mendapatkan hati Kayla yang katanya susah diluluhkan itu.

Bryan sudah mencoba berbagai cara walau hanya sekedar untuk bisa menarik perhatian Kayla, namun sampai saat ini pun dia masih belum berhasil.

Tapi meskipun begitu tidak membuat semangat Bryan untuk mendapatkan Kayla dan membuatnya jatuh cinta itu berkurang sampai hilang. Sekarang dia malah lebih semangat lagi mendekati Kayla.

"Wooyyy." Vino menggebrak meja yang ada dihadapannya saat dia tiba didalam kelas.

"Apasih lo, maen gebrak-gebrak meja aja. Emang ni meja punya nenek moyang lo, kalo rusak gimana? Tanggung jawab lu." Dengus Rafael yang kesal karena tidurnya yang hampir pulas itu terganggu oleh Vino.

"Elah, lebay amat lo. Ya sorry, gue kelewat semangat tadi."

"Tumben semangat. Biasanya juga lo yang paling males masuk kelas." Sindir Bryan sambil melirik Vino sekilas.

"Yaelah Yan, lo mah suka bener kalo ngomong."

"Btw, gue ada berita terkini. Hot news, lo mau tau gak?" Tanya Vino heboh.

Ya memang, karena diantara mereka bertiga hanya Vino lah yang paling up to date soal gosip-gosip yang beredar disekolahnya, entah itu berisi info penting atau info tak penting, sampai info saat tukang penjual cilok yang gerobaknya terjungkal kedalam selokan pun ia bicarakan. Unfaedah banget!

"Apa? Batagornya Mpok Ipeh naik harga lagi? Beritanya udah basi itu mah!" Ucap Rafael sambil memutar kedua bola matanya malas menatap Vino.

Ntahlah, hampir semua murid terheran dengan batagor Mpok Ipeh yang sering sekali naik turun harga.

"Bukan itu somplak! Ini berita buat Bryan."

"Apa?"

"Kemaren gue liat si Farrel modusin si Kay buat nganterin dia pulang bareng dengan alasan urusan OSIS, gila 'kan?" Kata Vino heboh sendiri saat mengatakannya.

"Farrel?" Tanya Bryan dengan nafas yang sudah mulai tidak beraturan karena menahan emosi.

"Iya, Farrel Bramantyo, anak kelas 12-D."

"Si KETOS itu?" Rafael menimpali.

"Siapa lagi kalo bukan si KETOS sok kecakepan itu?"

"Wahh ini gak bisa dibiarin! Kalo nggak bisa-bisa gue ketikung."

"Ehh Yan, mau kemana?" Vino berteriak saat melihat Bryan yang sudah beranjak dari tempat duduknya dan langsung melenggang pergi keluar kelas.

"KEJAARRR..."

***

"Udah deh, kalian berdua gak bosen apa tiap hari berantem mulu. Dari masih sekolah dasar juga kita bareng perasaan kalian masih sama aja suka berantem." Ucap Lisa dengan nada super duper jengahnya.

Kini Kayla dan ketiga temannya sedang asik mengobrol dikantin dan seperti biasanya dengan tambahan perdebatan-perdebatan kecil Loli dan Mily yang tidak pernah ketinggalan setiap kali mereka berkumpul.

"Hai, gue boleh ikut duduk?" Sapa seseorang yang menghampiri meja mereka dengan menenteng semangkuk bakso kuah ditangannya.

"Duduk aja Rel." Balas Kayla. Setelah mendapat izin Farrel pun akhirnya duduk disebelahnya.

DEAR KAYLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang