37 - Muka Tembok

49 6 0
                                    

Kayla kini tengah duduk di ruang VVIP sebuah restoran yang cukup ternama di ibu kota bersama Kakak dan Papanya. Ia bingung dengan Papanya yang bersikeras untuk tidak memesan makanan terlebih dahulu, lalu Kayla menyipitkan matanya dengan tatapan menyelidik yang dilayangkan pada Kelvin.

"Kenapa, sayang?" tanya Kelvin lembut saat mendapati bungsu Alejandro ini tengah menatapnya lekat.

Kayla mendengus pelan ketika mendapati Kelvin yang kini menggenggam tangannya lembut. Ia menoleh pada Keynan yang ternyata sama sekali tak terganggu olehnya dan Kelvin.

"Papa sebenernya nungguin siapa, sih? Kayla perhatiin dari tadi setiap Kay atau pun Kak Key mau pesen sesuatu pasti Papa larang." ucap Kayla akhirnya yang mengeluarkan isi pikirannya pada Kelvin yang kini hanya terdiam setelah mendengar pertanyaan putrinya.

"Pa." Kayla mengguncang lengan sang Papa pelan, membuat Kelvin berjengit lalu menatapnya lekat. Tapi apa? Itu tatapan sendunya.

"Papa kenapa?" tanya Kayla lagi saat melihat tatapan getir yang tersirat dari mata Papanya.

Kelvin tersenyum sekilas lalu mengelus pipi Kayla pelan. Senyumnya benar-benar mampu menenangkan hati Kayla yang sebelumnya khawatir padanya.

"Sayang.." Kelvin menggantungkan kalimatnya lalu menarik napas dalam, kemudian dikeluarkannya perlahan sebelum kembali berucap. "Mama kalian mau ketemu."

Deg. Keynan yang sebelumnya sibuk dengan ponselnya sambil berbalas pesan dengan Loli mendongak menatap Kelvin tak percaya. Sedangkan tubuh Kayla tiba-tiba menegang.

"Cih, masih inget punya anak dia?" sarkas Keynan sambil berdecih pelan.

"Key, gak gitu, Nak. Mama cuma mau liat kalian, Mama kangen sama kalian." ucap Kelvin berusaha memberi pengertian pada putra sulungnya.

Keynan mengangkat sebelah sudut bibirnya, ia tersenyum miring. "Setelah dia ninggalin kita, terus nikah lagi dan sampai sekarang masih gak punya anak dari suaminya baru dia akuin kita, gitu?" tanyanya sinis. Ia mendelik tajam pada Kelvin.

Sedangkan Kelvin kembali menggeleng, "Dengerin Papa dulu, Key..-"

"Kay ke toilet bentar." sela Kayla memotong ucapan Kelvin yang kemudian langsung beranjak menuju toilet.

Tapi saat hendak melewati pintu ruangan itu Kayla tak sengaja bertabrakan dengan seseorang yang akan masuk ke dalam ruang VVIP itu karena ia berjalan sambil menunduk.

"Heh, gak sopan banget sih, kamu! Udah nabrak gak minta maaf lagi!"

Dan lagi-lagi tubuhnya kembali menegang ketika mendengar suara seseorang dari arah belakangnya. Ia benar-benar sangat mengenali pemilik suara itu.

"Maaf, saya gak sengaja." sinis Kayla yang langsung berjalan begitu saja menuju toilet.

Di dalam toilet, Kayla memandangi dirinya sendiri yang berdiri di kaca besar yang terpasang di depan wastafel. Tanpa di minta air matanya luruh begitu saja, membuat bedak tipis yang dipakainya luntur. Tapi tidak terlalu terlihat karena Kayla memakainya dengan sangat-sangat tipis. Dengan cepat ia membasuh wajahnya dan kembali merapikan riasan naturalnya.

Kayla tersenyum manis pada dirinya sendiri yang berdiri di hadapan cermin.

'Saatnya Kayla Katrina Alejandro kembali pada sifatnya.'

Senyum yang tadinya sangat manis kini berganti dengan senyuman sinisnya sebelum akhirnya ia berjalan menuju ruang VVIP yang di pesan Papanya dengan tanpang tripleks.

Dari kaca luar ruangan itu sangat terlihat jelas bahwa kini ada seorang wanita yang duduk di meja keluarganya dan mencoba mengajak Keynan berinteraksi. Tapi Keynan tampak mengacuhkannya, membuat Kayla  yang melihat itu tersenyum miring ke arahnya.

DEAR KAYLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang