Sore ini, semua peserta camping di kumpulkan di lapangan dan berdiri melingkari para pembina camping yang akan memberi pengumuman.
"Kalian semua pasti tau kalau sekolah kita selalu mengadakan camping tiga bulan sebelum ujian semester, kalian juga tentu tau alasannya mengapa. Ada yang berkenan menjelaskan?" Ucap salah satu pembina camping pada semua peserta sampai seseorang mengangkat tangannya.
"Iya, Hilman?"
"Camping di adakan agar semua murid kelas 12 tidak terlalu pusing karena pelajaran dan kegiatan yang mulai padat menjelang ujian semester, terlebih di semester genap nanti kita akan lebih fokus pada ujian nasional, dan otomatis karena itu juga kita butuh refresing." Jelas salah satu murid kelas 12 Cakrawala.
"Ada yang lainnya?" Timpal pembina camping yang lain. Kemudian ada lagi seorang siswa yang mengangkat tangannya.
"Buat bikin moment-moment tertentu, seperti kenangan terakhir sebelum kita lulus SMA." Farrel menjawab.
"Iya, kakak yakin semuanya mengerti dan kita gak akan terlalu banyak melakukan kegiatan kali ini kecuali mungkin ada beberapa kegiatan penelitian untuk mata pelajaran tertentu, kalian bisa berkumpul atau bermain dengan teman-teman kalian di sekitar tempat camping. Sedangkan yang bertugas piket di dapur harap segera mencari menu tepat untuk malam nanti, sekian dari saya dan silahkan bersenang-senang." Tutup sang pembina yang langsung membubarkan semua peserta camping.
"Gue mau tidur aja," celetuk Tia sambil menguap lebar di hadapan teman-temannya.
"Yee...emang dasarnya lo kebo," cibir Carol mencebikkan bibirnya.
"Apa lo perkedel gosong!" Carol yang tidak terima dikatai seperti itu oleh Tia melengos begitu saja dari hadapan teman-temannya.
"Kalian kebiasaan banget deh." Timbrung Lisa yang kemudian tertawa bersama Mily dan Loli walau pada dasarnya Loli tidak mengerti, tapi dia tetap tertawa bersama teman-temannya, sedangkan Kayla hanya terkekeh kecil melihat tingkah teman-temannya itu.
"Sekarang kita ngapain?" Mily memutar bola matanya ke atas, berlagak sedang berpikir keras.
"Loli laper."
"Gue tidur sama Tia deh, males ngapa-ngapain." Lisa melenggang menyusul Tia menuju tendanya.
"Mily temenin Loli ayok," rengek Loli menarik-narik tangan Mily yang membuatnya mendengus malas.
"Oke oke, Kay lo mau kemana?" Tambah Mily bertanya pada Kayla yang sedang mengobrak-abrik isi tasnya.
"Baca novel, sambil jalan-jalan di kebun teh."
"Sendiri?"
"Iyalah, sama siapa lagi?"
"Gue temenin deh,"
"Temenin Loli aja." Kayla menoleh ke arah Loli yang kini sedang menekuk wajahnya.
"Tapi gak papa lo sendiri?" tanya Mily khawatir.
"Gue bukan anak kecil," balas Kayla datar yang langsung beranjak pergi dari hadapan Mily dan Loli.
Semakin jauh Kayla melangkah, semakin dingin pula cuaca di sekitar perkebunan teh itu, Kayla menghela napas panjang saat menyadari dia hanya menggunakan baju kaus sesikut tanpa membawa jaket.
Kayla memutuskan untuk duduk di kursi yang ada di pinggir pohon teh, mulai membaca novelnya serius dengan tangan yang sesekali menyilang. Semakin sore, semakin lebat pula kabut yang menutupi sebagian lahan kebun teh yang Kayla kunjungi, dia sadar, teman-teman sekelasnya yang lain tidak ada yang sampai ke tempatnya berada karena mungkin dia terlalu jauh melangkah menyusuri kebun teh ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEAR KAYLA
Teen Fiction'Mengenal tanpa dasar berkenalan?' Mungkin itu yang terjadi pada seorang Kayla Katrina dan Bryan Mahendra. Walau pada dasarnya wajah pria bernama Bryan itu memang tidak begitu asing baginya. Mengapa demikian? Ikuti cerita mereka dalam sebuah kisah m...