Kayla mengucek matanya pelan ketika merasakan ada seseorang yang mengguncang tubuhnya.
"Kay, bangun dong, dek."
Samar-samar dia mendengar suara Kakaknya, tubuhnya semakin terguncang kuat.
Kayla menguap lebar, mengucek kembali matanya, mencoba mengumpulkan semua kesadarannya.
"Ada apa sih, Kak? Kay ngantuk," ujarnya dengan mata setengah terbuka.
Keynan mengusap puncak kepala Kayla. "Bangun yu, ada temen kamu di bawah." kata Keynan dengan senyum yang mengembang di wajahnya.
"Hah? Temen Kay siapa? Siapa yang malem-malem gini ke rumah kita?" tanya Kayla masih dengan mata yang terbuka setengah. Dia mencoba menjelaskan pandangannya agar tidak mengabur.
Kayla menoleh pada jam yang ada di atas nakasnya. "Ini udah tengah malem, mana ada orang bertamu jam segini?" tanyanya lagi, masih enggan beranjak dan keluar dari gulungan selimut tebalnya.
Ting
Dan apa itu? Siapa yang mengirim pesan padanya di jam segini? Tapi Kayla memilih untuk membiarkannya saja.
"Ayo lah, dek. Kasian temen kamu nungguin lama," Keynan kembali berucap, mencoba memaksa tubuh Kayla agar bangun.
"Ck, ada apa, sih?" Kayla berdecak kesal karena Kakaknya tidak berhenti mengganggu walau dia sudah menolak.
Keynan mengembangkan senyumnya ketika melihat Kayla mau bangkit dari tidurnya, "Yuk, turun." ajaknya lagi sambil membantu Kayla bangun dan berjalan, Kayla melangkahkan kaki dengan ogah-ogahan. Apa mau Keynan sebenarnya? Mana ada yang bertamu ke rumah orang tengah malam begini!
Ketika Kayla memasuki ruang tamu, lampu di sana di matikan. Tidak heran, karena ini sudah malam. Tapi, kata Keynan kan ada tamu, lalu dimana tamu itu?
"Kak-"
"Surprise!!!!!"
Kayla terperanjat kaget kala mendengar suara teriakan dan lampu ruang tamu yang tiba-tiba menyala. Dia membelalak ketika kesadarannya sudah terkumpul, dan kini matanya melihat dengan jelas ada seorang cowok berdiri di hadapannya sambil menenteng kue ulang tahun dengan lilin berangka 17 di atasnya yang masih menyala.
"Happy sweet seventeen, Kay." ucapnya seraya menyodorkan kue tersebut ke hadapan Kayla. "Make a wish." titahnya lagi yang membuat Kayla langsung mengangguk dan menutup mata, sebelum akhirnya lilin di atas kue tersebut di tiup.
"Selamat ulang tahun adek Kakak tersayang. Semoga di tahun ini semua yang kamu inginkan tercapai." ujar Keynan sambil memeluk dan mencium kening Kayla lembut. "Kadonya nanti nyusul pas Birthday Party, oke." Keynan berbisik di tengah-tengah pelukannya pada Kayla.
"Cukup doanya aja, Kay udah terima kasih, Kak." balas Kayla tersenyum.
Lalu Kelvin mendekati putri bungsunya, memeluk dan mengecup kening Kayla. "Doa terbaik dari Papa buat kamu, sayang." ucapnya setelah mengurai pelukan Kayla.
"Makasih, Pa."
"Dan lo, Yan," Kayla membalikan badanya, menatap sosok cowok yang masih berdiri tegak di sana. "Darimana lo tau ultah gue, perasaan gue gak pernah ngasih tau lo." tunjuknya dengan senyuman mengembang.
"Lho, sejak kapan aku lupa ulang tahun kamu, Kay." cowok itu terkekeh pelan. Membuat Kayla menautkan alisnya tajam, "Aku juga bawain kado buat kamu." ucapnya lagi sambil menyodorkan sebuah kotak kecil dengan pita pink di atasnya.
Kayla menerima kotak itu dan langsung membukanya pelan.
Sebuah jam tangan.
Mahal? Itu pasti.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEAR KAYLA
Teen Fiction'Mengenal tanpa dasar berkenalan?' Mungkin itu yang terjadi pada seorang Kayla Katrina dan Bryan Mahendra. Walau pada dasarnya wajah pria bernama Bryan itu memang tidak begitu asing baginya. Mengapa demikian? Ikuti cerita mereka dalam sebuah kisah m...