39 - Iri

54 6 0
                                    

Kayla langsung turun dari motor Bryan ketika Bryan baru saja memarkirkan motornya di parkiran cafe.

"Bunda." seru Kayla ketika ia melihat Rhea yang sedang melayani salah satu pelanggannya.

Rhea menoleh dan langsung tersenyum hangat pada Kayla.

"Tunggu sebentar ya, Mbak." ucap Rhea pada pelanggannya dan memberikan note yang berisi pesanan pelanggan pada pelayannya. Setelah itu ia berjalan mendekati Kayla yang juga tengah berjalan mendekatinya.

"Kay kangen." rengek Kayla manja kemudian memeluk Rhea dengan hangatnya.

"Sama sayang, Bunda juga kangen." balas Rhea yang perlahan mulai mengurai pelukannya dengan Kayla.

"Apalagi mulai besok kita pasti jarang ketemu." lirih Kayla dengan mulut yang mengerucut.

"Kalo ada waktu sebelum belajar buat ujian aku pasti jemput kamu buat ketemu sama Bunda walau sebentar." timbrung Bryan yang baru saja masuk ke dalam cafe lalu menyalimi tangan Rhea pelan.

"Tapi alangkah baiknya kalian fokus belajar dulu buat ngadepin ujian, biar kalian lulus dengan nilai yang memuaskan." Rhea menasihati kedua remaja itu. Membuat Bryan mengangguk dan Kayla kembali memeluknya sekilas.

"O iya, Bunda ada resep baru lho, sayang." kata Rhea yang membuat Kayla langsung antusias.

"Apa Bunda?" tanya Kayla semangat.

"Ada deh, gimana kalo kita masak sekarang?" tanya Rhea meminta pendapat Kayla.

"Lho, kalo Bunda sama Kay masak di dapur Bryan sama siapa?" rajuk Bryan sambil memberengut kesal.

"Sebenernya tadi aku ajak Loli, Lisa  sama Mily juga buat ke sini. Kamu ajak Rafa sama Vino aja," usul Kayla yang membuat Bryan berpikir sebentar sebelum akhirnya mengangguk setuju.

"Aku tinggal ya, sayang." pamitnya yang kemudian berjalan menuju dapur cafe bersama Rhea.

Tanpa mereka ketahui, ada seorang perempuan yang duduk di kursi yang ada di salah satu pojok cafe, menatap mereka bertiga dengan tatapan sendunya. Ia merasa iri ketika melihat Kayla yang begitu dekat dengan orang lain, sedangkan dengannya? Kayla benar-benar memilih menjauh dengannya yang bernotabene ibu kandungnya sendiri.

Andai Anna berada di posisi Rhea saat ini, hatinya mungkin benar-benar bahagia.

"Sayang, kamu kenapa?" tanya seorang pria sebayanya yang duduk tepat di depannya.

Anna menggeleng, lalu tersenyum sekilas pada sang suami."Enggak kok, Mas. Aku cuma keinget anak-anak aja." jawab Anna yang tak sepenuhnya berbohong karena dia benar-benar sedang memikirkan mereka berdua.

"Mereka masih belum mau ketemu dan ngobrol sama kamu?" tanya Arlan -suami Anna.

Anna kembali menggeleng, "Mereka kayaknya masih marah sama aku." jawabnya dengan lirih juga tatapan yang berubah sendu.

Arlan mengusap pundak istrinya, berharap dengan begitu bisa sedikit menenangkan perasaan Anna.

"Aku ngerti kok. Kamu sabar, ya. Ada saatnya nanti mereka maafin kamu."

***

"Yang bener aja, gue kemarin di suruh bawa barang banyak pas anter pacar gue shopping. Emang gue babu apa?! Mana belanjanya lama banget! Makanya besoknya langsung gue putusin aja tu cewek." gerutu Vino yang sejak setengah jam lalu duduk berkumpul dengan Bryan dan Rafael juga ketiga sahabat Kayla di cafe Rhea.

Rafael cekikikan mendengar gerutuan Vino yang masih kesal atas kejadian mengerikan dengan pacarnya.

Sedangkan Bryan menatapnya ngeri. Berbeda dengan Mily yang kini melotot ke arah Vino. Ia menjitak kepala Vino membuat cowok itu mendesis menatap Mily tajam.

DEAR KAYLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang