35 - Gue Gak Salah Liat Kan?

49 6 1
                                    

"Mending sekarang kamu bersih-bersih dulu, setelah itu langsung tidur." ucap Bryan ketika ia sampai di rumah bersama Kayla, dan mendapati Kakek Bisma yang sedang menonton televisi di ruang tengah.

"Iya, kamu juga langsung istirahat." balas Kayla yang kemudian berjalan memasuki kamar tamu. Tidak mungkin juga kan dia tidur satu kamar dengan Bryan :v

Sementara itu, Bryan memilih untuk duduk sebentar bersama sang Kakek.

"Belum berangkat?" tanya Kakek Bisma pada Bryan tanpa mengalihkan pandangannya dari siaran televisi di hadapannya.

Bryan menggeleng pelan, "Nunggu Kay tidur." jawabnya sambil menoleh ke arah pintu kamar yang di tempati Kayla.

Bisma mengangguk paham. "Emang dia gak tau?" tanyanya lagi, kini ia tolehkan wajahnya sekilas pada sang cucu.

Bryan kembali menggeleng. "Takut dia kasih tau Bunda." sahut Bryan yang kini menunduk dalam, ia merasa sudah mengkhianati kepercayaan ibunya.

"Bundamu masih melarang?" Bisma mulai memasang raut seriusnya.

"Bunda  ngancem gak mau lagi ketemu Aa kalo Aa masih main kayak begitu." ujar Bryan lirih. Tidak terbayang nanti seberapa besar kemarahan Rhea ketika mengetahui semuanya.

Bisma menepuk pelan pundak sang cucu. Mencoba mengalirkan semangat darinya, "Sudahlah, ada Kakek di sini. Dan selama Bundamu tidak tahu, kau masih aman." balasnya santai.

Berbeda dengan Bryan. Ia menghembuskan napasnya kasar setelah baru saja menerima pesan dari si pengirim yang sama sejak kemarin.

"Kapan?" tanya Bisma lagi.

"Setengah jam lagi mungkin."

***

Bryan berjalan dengan berjingkit agar suara langkah kakinya tidak terdengar, membuka pintu kamar Kayla perlahan. Ia menghembuskan napas lega ketika melihat Kayla yang terlelap dengan nyenyak di atas kasur.

Dan dia langsung meraih jaket yang tersampir di kursi juga kunci mobil yang tergeletak di atas meja.

Kakeknya sudah tertidur. Setelahnya dia langsung keluar rumah diam-diam. Hingga tanpa di sadarinya Kayla yang ia kira sudah tidur ternyata berniat mengikutinya.

Gadis itu teringat dengan apa yang dikatakan oleh Rhea. Dan saat ia mendengar suara mobil yang keluar dari pekarangan rumah, ia langsung bangun dan menyambar sweater yang tergantung di pintu.

"Aduh, gue ikutin Bryan pakek apaan?!" desisnya frustasi.

Sampai akhirnya ujung matanya  melihat sosok seorang yang tengah mengemudikan motor.

"Mas, ojek ya?" tanyanya dengan kedua tangan yang terlentang menghadang jalanan.

"Iya, Teh. Saya baru mau pulang." jawab laki-laki itu.

"Nah, kebetulan. Anterin saya dulu, ya." pinta Kayla dengan tatapan memohonnya.

"Ya udah, sok atuh naik Teh." balas tukang ojek itu akhirnya.

Tanpa membuang waktu lama, Kayla langsung duduk di belakang lelaki itu.

"Kita teh mau kemana atuh Teh?" tanya lelaki itu saat Kayla sedang dengan teliti mengamati satu-persatu mobil yang sedang berlalu lalang di jalanan Bandung yang masih terbilang ramai di jam delapan seperti ini.

"Udah Mas ikutin arahan saya aja. Ikutin aja mobil BMW putih di depan itu!" titah Kayla yang langsung di anggukki oleh tukang ojek ini.

Lelaki ini pun seperti sedang menelisik mobil yang di sebutkan oleh penumpangnya. "Itu kayak mobilnya A Bryan," gumamnya yang ternyata masih dapat terdengar oleh Kayla.

DEAR KAYLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang