29 - Terbalik

57 7 1
                                    

Bryan tampak masih memilih buku yang hendak di bacanya di perpustakaan, sampai ekor matanya menangkap sebuah buku yang tampak seperti novel dengan judul 'Sebuah Usaha Melupakan', salah satu novel karya Boy Candra.

Perlahan tangannya mulai menggapai novel tersebut, meski pun dia jarang bahkan anti dengan buku bacaan yang hanya terdapat tulisan tak bergambar itu, dia cukup penasaran dengan isi ceritanya kali ini, sedikit menarik perhatiannya. Tapi tiba-tiba tangannya terasa sedikit keram, bahkan sampai novel itu tak sengaja terjatuh ke lantai. Ketika ia berjongkok hendak mengambil kembali novel itu, ia malah memegang sebuah tangan berjari lentik yang juga hendak membawa novel itu dari lantai.

Bryan menatap cewek yang juga tengah menatapnya sekarang. "Ah, Mai. Sorry." ucap Bryan yang langsung menarik kembali tangannya. "Dan makasih," lanjutnya sambil mengacungkan novel yang baru saja di sodorkan Maira.

"Kenapa bisa jatoh?" tanya Maira kemudian.

"Barusan tangan gue tiba-tiba keram." jawab Bryan. Ia dan Maira berjalan menuju salah satu meja kosong. "Tumben lo ke perpus."

"Lagi bosen aja, gue mau coba baca-baca." balas Maira seraya menunjukan sebuah buku yang hendak di bacanya pada Bryan.

Bryan mengangguk sembari membulatkan mulutnya membentuk huruf 'o'.

"Lo sendiri?" Maira balik bertanya.

"Shhutt..di sini dilarang berisik." kata Bryan sambil berbisik. Padahal sebenarnya dia hanya bermaksud untuk menghindar dari pertanyaan Maira, memilih untuk tidak menjawabnya. Masa iya dia harus menjawab kalau dia sedang berusaha menghindari Kayla.

Tanpa ia sadari, dari salah satu meja di sudut perpustakaan ada sepasang mata yang menatapnya dan Maira dengan tatapan datar.

"Yan."

"Hm."

"Gue boleh nanya, gak?"

"Tanya aja." Bryan menjawab dengan mata yang masih fokus pada buku yang di bacanya.

"Bener ya kalo lo itu punya kembaran?" tanya Maira lagi dengan mimik wajah yang berubah serius, ia menatap Bryan lekat.

Bryan terdiam beberapa saat sebelum akhirnya mengangguk pelan.

"Dan bener juga kalo kembaran lo itu pacarnya Kayla?" Bryan langsung menoleh pada Maira yang masih menatapnya lekat.

"Kenapa lo nanya sama gue? Gue gak tau, tanya sendiri aja sama orangnya!!" jawab Bryan yang tiba-tiba meninggikan nada bicaranya.

"Bryan!" Bu Yunita yang kebetulan berada tak jauh dari sana menegur Bryan agar tidak meninggikan suaranya, ia merupakan guru penjaga perpustakaan. "Kalau mau ribut-ribut jangan di sini, ini perpustakaan bukan lapangan futsal!"

"Iya, maaf bu." ucapnya menyesal.

Bu Yunita hanya menggelengkan kepalanya pelan sebelum kembali berkeliling dan mengawasi setiap murid yang ada di perpustakaan.

"Lo marah sama gue, Yan?"

Bryan tak menjawab, ia malah berdiri dan hendak beranjak pergi meninggalkan Maira.

"Lho lho, Yan, mau kemana?" Sekali lagi, pertanyaan Maira sama sekali tidak di gubris oleh Bryan yang melenggang keluar perpustakaan.

Cewek yang tadi duduk di meja pojok pun tidak tinggal diam, ia langsung bangkit dan berjalan berniat mengikuti Bryan.

Cewek itu menghentikan langkahnya ketika ia melihat seorang cowok duduk di taman belakang sekolahnya. Ia berjalan perlahan mendekati cowok itu, lalu duduk di sampingnya begitu saja tanpa menghiraukan keterkejutan cowok itu ketika tiba-tiba dia duduk bersamanya.

DEAR KAYLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang