25 - Terluka I

57 8 0
                                    

"Bun, Bryan berangkat ya." teriak Bryan dari ambang pintu utama.

"Iya, Aa hati-hati. Jangan lupa kasih kado dari Bunda buat Kay." Rhea balas berteriak dari arah dapur.

"Iya, Bunda." Bryan mengangguk kecil yang sebenarnya tidak dapat terlihat oleh Rhea karena memang dia sedang berada di dapur.

Bryan langsung masuk ke dalam mobilnya dan langsung melaju ke arah rumah Kayla. Berhubung siang tadi dia baru pulang dari Bandung, jadi sore ini dia berencana untuk mengajak Kayla jalan-jalan, sekalian memberikan kado untuk ulang tahun Kayla kemarin.

Bryan menghentikan mobilnya tepat di depan gerbang rumah Kayla, dimana kini ada seorang gadis manis berpipi chubby dengan rambut di kucir kuda tengah berdiri. Ia memutuskan untuk keluar mobil.

"Loli? Ngapain di sini?" tanyanya saat dia mendekati Loli.

Gadis itu menoleh lalu tersenyum lebar ke arahnya, "Ah, Bryan ternyata. Loli lagi nungguin Kak Key ambil motor." balasnya dengan senyum yang terus mengembang di wajah imutnya itu.

Bryan mengangguk paham. "Eum..Kaylanya ada?" tanya Bryan kemudian.

"Kay?" Loli tampak berpikir sejenak. "Oh, dia tadi pergi ke taman sama-"

"Sayang, ayok." ucapan Loli terpotong karena Keynan tiba-tiba muncul dan menginterupsi percakapan mereka. "Eh, ada Bryan ternyata. Sorry ya, tadi gue gak liat."

"Gak papa, Kak." Bryan tersenyum memaklumi. "Tapi, Kaylanya ada gak, Kak?"

"Tadi sih dia ke taman deket sini, tau deh mau ngapain. Kamu samperin aja.."

"Oh, gitu, ya. Ya udah, makasih Kak. Aku duluan" ucap Bryan lagi yang kemudian berlalu menuju mobilnya dan melaju menuju taman yang di maksud Keynan.

Sesampainya di taman, dia memarkirkan mobil di tempat parkiran yang tersedia. Lalu meraih sebucket bunga lily di kursi samping kemudi yang sengaja dia beli saat hendak menuju rumah Kayla.

Bryan turun dari mobil dan mulai mencari keberadaan Kayla di taman. Dia masih penasaran, dengan siapa Kayla pergi. Karena tadi Loli seperti ingin mengatakan sesuatu, tapi sempat terpotong karena Keynan.

Sudah hampir lima menit Bryan berputar-putar mengelilingi taman untuk mencari Kayla, tapi dia tidak menemukannya.

"Apa Kay udah pergi?"

Bryan menggeleng, mengenyahkan pemikiran itu dari kepalanya. Masa iya Keynan berbohong? Dia memilih untuk kembali beranjak mencari Kayla.

Namun sudut matanya menangkap bayangan sosok yang sangat familiar. Dengan kecepatan kilat, Bryan menoleh dan memicingkan matanya menatap rambut panjang bergelombang yang diikat satu dengan seorang pria duduk di sampingnya tidak berada jauh dari tempatnya berdiri sekarang.

'Gak mungkin itu dia.' Bryan menggeleng pelan, mungkin dia berhalusinasi. Tapi baru beberapa detik, dia kembali menghentikan langkahnya. Kembali menoleh ke arah yang sama. Dua orang yang duduk di kursi yang terlindungi dari sinar matahari oleh sebuah pohon rindang itu sangat familiar sekali.

Bryan memberanikan diri untuk melangkah mendekat. Dia berdiri dibalik pohon besar, yang tepat di belakang pohon itu terdapat kursi taman yang sedang di tempati oleh seorang pria dan wanita.

"Jadi, udah jelas ya. Temen-temen SMP kita juga udah pada setuju, kita reunian besok lusa. Nanti aku jemput kamu ke rumah."

Samar-sama Bryan mendengar percakapan di antara keduanya.

"SMP?" Bryan bergumam pelan, hingga hanya dirinya sendiri yang dapat mendengar gumaman lirih itu.

"Iya, Ri. Nanti aku juga hubungin anak-anak alumni SMP yang se-angkatan sama kita. Siapa tau ada yang lupa kamu kasih tau."

DEAR KAYLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang