🐁
Pagi ini Jimin menemui ayahnya dan meminta penjelasan dari ayahnya itu tentang kehidupannya dulu sampai sekarang. Dan disinilah mereka ditaman belakanh rumah sakit dengan duduk berdampingan dikursi panjang. Jimin menatap air mancur didepannya dengan pikiran yang berkecamuk didalam dirinya. Begitupun dengan Chanyeol yang tidak tahu harus bicara apa dan bingung dengan sifat anaknya yang tidak melihat Seokjin diruangan yeoja tinggi itu.
"kenapa kau tidak melihat kakakmu kemarin?" akhirnya Chanyeol bertanya pada Jimin.
Jimin menghela nafas sebelum menjawab pertanyaan ayahnya.
"entahlah, appa....aku hanya kasian deng-
"kau tidak perlu kasihan dengannya dia sudah mencelakaimu dan Seokjin" potong Chanyeol sedikit marah pada Jimin.
"maafkan aku, appa...tapi, aku lebih penasaran kenapa dia melakukan itu pada kita dan tentang perkataannya waktu itu..." akhirnya Jimin memberanikan diri mengeluarkan pernyataan itu didepan ayahnya membuat Chanyeol menghela nafas dengan mengusap wajahnya kasar. Ia tidak tahu harus memulai ceritanya dari mana tentang masa lalunya dan ia belum siap untuk menceritakannya pada Jimin.
"aku tidak memaksa appa untuk bercerita sekarang jika appa tidak mau, tapi aku akan melakukan semua hal yang aku inginkan mulai sekarang"
"Jimin, jangan melakukan hal aneh-aneh"
"aku tidak akan melakukan hal aneh-aneh...hanya saja aku akan menemani Namjoom sampai sembuh itu saja"
"JANGAN....baiklah appa akan cerita semuanya" Chanyeol menghela nafas sebelum memulai ceritanya.
"dulu appa dan ayah Namjoon (Kim Jaebum) memang selalu merebut kekuasaan satu sama lain bahkan appa dan Jaebum juga selalu berebut wilayah kelompok mafia kami. Dia dan appa tidak pernah akur hingga Jaebuk menjadi ketua seluruh mafia yang ada dan appa tidak terima dengan hal itu..." Chanyeol menjeda ceritanya. Ia melirik Jimin yang menatapnya dan mendengarkan ceritanya dengan tenang tanpa ekspresi sedikitpun.
"....karena appa tidak terima dengan hal itu dan tidak bisa berbuat apa-apa, appa memutuskan untuk berhenti menjadi anggota mafia, tapi hal itu tidak disetujui oleh Jaebum dengan alasan tidak akan seru jika appa menyerah begitu saja....lalu appa diundang kerumahnya bersama ibumu saat Seokjin masih berusia sepuluh tahun dan kau berusia tujuh tahun...tapi, saat itu appa tidak mengajakmu dan hanya mengajal Seokjin saja. Dirumah Jaebum appa dan Jaebum bicara formal dan tak appa sangka Jaebum memberikan kertas yang kemarin dibawa Hasung yang isinya tentang penyerahan kekuasaan dan wilayahnya pada appa. Saat itu appa terkejut dan bertanya padanya, tapi appa diajak Jaebum keruang kerjanya disana appa dijelaskan semuanya tentang penyerangan yang akan terjadi dan segalanya dan dia meminta bantuan appa..."
"apa appa menerimanya?" potong Jimin.
"ya...appa menerimanya dan membantunya...seminggu setelah pertemuan kami penyerangan itu dilakukan dan appa dengan anak buah appa pergi kesana dan semuanya sudah terlambat Jaebum dan istrinya sudah meninggal...dan hal terakhir yang appa lakukan adalah mrmbakar mayat keduanya dan rumahnya tanpa tahu Namjoon ada dilantai atas menyaksikan semuanya...itulah cerita sesungguhnya Jimin" kata Chanyeol mengakiri ceritanya.
"jadi, Namjoon salah paham dengan semuanya"
"begitulah"
Setelah Jimin mendapatkan titik terangnya, ia langsung berlari meninggalkan Chanyeol dibangku taman sendirian sambil meneriaki namanya. Chanyeol hanya bisa menghela nafas dan pergi dari taman tersebut menuju kamar rawat Seokjin yang sudah dipindahkan dari ruang IGD kekamar rawat VVIP.
Jimin berlari menuju kamar rawat Namjoon kemarin. Entah kenapa dia ingin menemui namja itu dan menceritakan semuanya pada namja brengsek yang sayangnya dicintai kakaknya itu. Sampai dikamar yang ditempati Namjoon, Jimin langsung membuka kamar Namjoom dengan kasar membuat Hasung yang sedang menyuapi Namjoon itu menoleh begitu juga dengan Namjoon yang menatap Jimin dengan penuh tanda tanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[end]Omicidio e amore
FanfictionKookmin Namja psychopath bertemu dengan seorang yeoja pemarah dan merasa jatuh cinta. BoyxGs