Stage 5

576 69 4
                                        

Tidak membutuhkan waktu lama dalam menentukan keputusan kapan dan dimana Wisnu dan Raras akan dikenalkan secara resmi oleh Pandu dan Maya. Dari kesepakatan bersama, keduanya akan dipertemukan di hari Jumat malam. Tempatnya tidak perlu jauh-jauh. Cukup di Cup & Spoon, sesuai permintaan Raras.

Sepulang dari meninjau persiapan pernikahan klien mereka yang diadakan besoknya, Raras dan Maya langsung menuju Cup & Spoon dengan motor milik Raras. Karena setiap hari Maya mengandalkan suaminya untuk mengantar jemput ke kantor Permata Wedding, Maya harus puas dengan menebeng Raras yang memang lebih nyaman menggunakan motor ketimbang mobil.

Sebelum berangkat, keduanya sudah menyempatkan diri untuk sholat Maghrib, sehingga harus menghadapi kemacetan parah di malam Sabtu dan tiba empat puluh menit lebih lama dari waktu yang seharusnya.

"Nggak apa-apa kita telat?"

Maya melihat kekhawatiran dari mata Raras. Untuk seseorang yang sangat tepat waktu, terlambat adalah kata tabu dalam kamus hidup Raras.

"It's okay, Ras. Ini juga kafe punya dia, jadi telat ataupun enggak, Mas Wisnu nggak akan kemana-mana."

Mendengar cara Maya memanggil nama Wisnu, Raras mengerutkan kening. "Gue nggak harus panggil dia Mas, kan? Entah kenapa gue nggak begitu nyaman harus manggil dia begitu."

Maya spontan tertawa karena kata-kata Raras. Sepanjang mengenal Raras, ini adalah pertama kalinya Maya melihat keraguan dan kekhawatiran di mata Raras. Kepercayaan diri dan kemandirian Raras tidak terasa sekuat biasanya. Melihat Raras seperti itu justru menenangkan hati Maya, karena pada akhirnya Raras mau menunjukkan sedikit kemanusiawiannya.

"Lo juga manggil suami gue pake embel-embel Mas. Kenapa sama dia nggak mau?"

"Kan gue nggak kenal sama dia."

"Justru karena belum kenal, makanya biar lebih sopan, kan?"

Raras seratus persen yakin bahwa otaknya tidak bekerja dengan baik kali ini. Dia tidak pernah merasa segugup ini, sekalipun. Tidak saat ujian akhir sekolah, tidak saat seleksi masuk universitas, tidak saat Bayu mengajaknya jadian, atau bahkan saat keluarga Bayu datang ke rumah untuk melamarnya.

Okeee, gue beneran udah nggak waras karena masih membawa-bawa nama dia.

Nyatanya, ini memang pertama kalinya Raras secara sadar dan sukarela mengantarkan diri untuk dikenalkan pada laki-laki oleh orang lain. Pengalamannya bersama laki-laki memanglah sangat terbatas. Selain Bayu, tidak banyak laki-laki yang cukup gila atau cukup berani untuk mau mendekatinya karena temperamennya yang terkenal judes, dingin, dan galak. Dan Raras tidak pernah punya niat merubahnya, meskipun seberapa sering Bayu mengeluh akan hal itu.

Maya membimbing Raras masuk melalui pintu utama. Karena suaminya juga pemilik Cup & Spoon, seluruh karyawan menyapa Maya dengan ramah. Ketika Maya sibuk berbicara dengan salah satu karyawan yang menyambut mereka di dekat meja kasir, Raras memilih untuk mengamati interior dan suasana di dalam kafe yang ternyata jauh lebih cozy dan menyenangkan dibanding dari luar. Meskipun Raras mengenal Pandu, ini adalag pertama kalinya Raras punya waktu untuk datang ke salah satu cabangnya.

"Yuk." Maya sudah selesai berbicara dengan karyawan tersebut dan menarik Raras untuk naik ke lantai dua.

"Di lantai dua suasananya jauh lebih nyaman, karena emang ditujukan untuk pelanggan yang mau menghabiskan waktu ketimbang menikmati makanan. Fasilitasnya juga lebih menyenangkan."

Ucapan Maya terbuktikan. Lantai dua kafe tersebut bernuansa terbuka, dimana setengahnya dibuat tanpa atap, sedangkan yang beratap dikelilingi dinding kaca yang membuatnya terang dan transparan. Tidak seperti di lantai satu yang hanya berisikan meja dan kursi, di lantai dua didominasi karpet sehingga pelanggan bisa lebih nyaman duduk di bawah. Suasananya jauh lebih artsy dan vintage. Tidak seperti lantai pertama yang lebih ramai dan berisik, disini suasananya jauh lebih tenang. Kebanyakan pelanggan fokus pada laptop, buku, atau ponselnya. Pelanggan yang tidak sendiri juga mengobrol hanya sesekali itupun dengan intonasi yang pelan.

Mister DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang