Stage 20

567 73 17
                                        

Maunya update tadi malam, tapi, malah ketiduran

Semoga bisa menemani istirahat makan siang semuanya...

Salam sehat ^^

___________________________

21.30 WIB.

Raras duduk di salah satu kursi di pojokan dapur. Kursi yang sengaja di letakkan ibunya di dekat westafel sehingga ketika kelelahan berdiri karena memasak bisa langsung duduk. Waktu sudah malam, tapi, keriuhan di dalam kediaman orang tuanya masih berjalan. Semua sisi rumah dipenuhi dengan keluarga dari ayah dan ibunya. Teras depan, ruang tamu, ruang tengah, meja makan, teras samping, teras belakang, bahkan hingga kamar milik Renata dan Tania.

Besok adalah hari pernikahan Raras dan Wisnu. Sesuai jadwal yang sudah disusunnya matang, Raras sudah harus bersiap-siap sejak dini hari. Meski Raras dibantu oleh Maya dan semua karyawan di Permata Wedding, Raras tetap tidak bisa tenang tanpa berbuat apa-apa. Baru saja, dia bahkan masih merecoki Maya perihal semua persiapannya.

"Kok masih disini? Nggak tidur?" Salah satu tantenya tersenyum-senyum melihat Raras yang terduduk diam di dapur. "Calon manten jangan tidur kemaleman. Besok nggak kelihatan segar, loh." Tantenya bahkan sempat menggoda Raras.

Hmmm. Jujur saja, Raras memang lelah. Dia ingin sekali segera merebahkan tubuhnya dan memejamkan mata. Tapi, ketika mengingat bagaimana penampakan kamarnya tadi, Raras kembali enggak. Siapa yang bisa menyangka bahwa kedua adik dan sepupu-sepupunya dengan sukarela menghias kamarnya sedemikian rupa sampai Raras tidak mengenalinya. Dan yang membuat Raras semakin enggan adalah pipinya tidak bisa berhenti memanas ketika melihat semua dekorasi yang harusnya sudah biasa dia lihat dari semua kliennya selama ini.

"Sebentar lagi, Tante." Jawab Raras singkat.

Ting!

Pemberitahuan adanya pesan Whatsapp masuk ke smartphone Raras. Nama Wisnu muncul di layar. Tanpa peringatan, jantung Raras berdebar dan wajahnya kembali memanas.

Raras terakhir kali bertemu Wisnu seminggu yang lalu, ketika mereka janjian untuk mencoba hasil akhir pakaian yang akan mereka gunakan saat akad dan resepsi. Saat itu, karena Wisnu juga sedang sibuk, mereka tidak bertemu lama dan hanya bertukar obrolan sedikit. Sisanya, mereka banyak berdiskusi melalui Whatsapp.

Meskipun kedua orang tua Raras dan Wisnu sama-sama beradat Jawa, keduanya tidak dipaksa untuk mengikuti secara ketat acara adat Jawa, seperti dipingit. Hanya tradisi umum seperti siraman yang dilaksanakan di rumah masing-masing dan dilanjutkan dengan pengajian.

Wisnu Ananta

Udah tidur?

Raras masih memandangi pesan tersebut. Perasaannya campur aduk sampai dia tidak tahu harus membalas apa. Sudah lama sekali dia merasa segugup ini sampai tidak tahu apa yang harus dilakukan. Ketika tiba-tiba membayangkan apa yang akan dihadapinya besok setelah resmi menikah dengan Wisnu, kegugupan Raras bertambah. Mengingat kembali di masa lalu, Raras tidak pernah mengalami perasaan semacam ini.

Alih-alih membalas pesan Wisnu, Raras justru membuka riwayat obrolannya dengan Maya dan mengirimkan pesan baru.

Raras

May? Normal nggak sih kalo gw ngerasa gugup?

Entah karena Maya yang memang sedang membuka smartphone-nya, atau langsung membukanya ketika ada pemberitahuan masuk, pesan Raras terbaca dalam hitungan kurang dari lima detik. Maya juga tidak membuang-buang waktu untuk segera mengetikkan balasan.

Maya

Sumpah?

Demi apa?

Mister DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang