Stage 2

755 73 5
                                    

Wisnu menguap panjang dan menggerutu karena tidur panjangnya terganggu. Masih dengan mata menyipit menahan kantuk, Wisnu melihat jam di dinding depannya dan semakin menggerutu saat waktu menunjuk di angka tujuh. Untuk siklus hidup Wisnu, jam segitu masih terlalu pagi.

Suara bel dari pintu utama unit apartemennya tidak kunjung berhanti. Dengan terpaksa, Wisnu bangkit dari kasur nyamannya dan menyeret langkahnya untuk membuka pintu. Ruang tamunya masih sangat berantakan dan Adi – temannya masih tergeletak di sofa dan lantai akibat acara nonton bareng pertandingan bola dini hari. Wisnu bahkan beberapa kali menginjak bungkus manakan.

Begitu pintu dibuka, rasa kantuk Wisnu hilang. Sambil bersedekap, Irma – mamanya, memandang kesal pada kelakuan putra bungsunya yang terlalu lama membuka pintu.

"Kamu ngapain aja sih daritadi lama banget buka pintunya?"

Wisnu menggaruk lehernya yang tidak gatal. "Mama ngapaian kesini jam segini? Berangkat jam berapa dari Bintaro?"

"Kamu membiarkan Mama berdisi disini dan nggak mempersilahkan Mama masuk?" Bukannya menjawab, Irma malah bertanya balik yang tentu menyudutkan Wisnu.

Wisnu meringis. Kalau dia mempersilahkan mamanya masuk, seratus persen tanpa keraguan, mamanya akan melihat seperti apa kondisi di dalam apartemennya. Wisnu bukannya takut dimarahi. Dia hanya takut mamanya terlalu terkejut dan berspekulasi buruk tentang apa yang dia lakukan tadi malam. Seperti sebelum-sebelumnya.

"Kenapa? Ada dia di dalam?"

"Ma, berhenti buat spekulasi sendiri. Tadi malam kami cuma nonton bola. Bukan seperti yang Mama pikir dan bayangin selama ini."

"Serius, Wisnu? Kamu benar-benar membiarkan Mama berdiri di sini hanya untuk menyelamatkan pacar kamu itu?"

Drama lagi, batin Wisnu. "Ma. Aku ini normal, nggak menyimpang. Aku sukanya sama perempuan, masa iya aku pacaran sama Adi. Dia itu temen aku, Ma. Kami beneran cuma nonton bola tadi malem."

Irma sudah terlalu marah, sehingga penjelasan Wisnu tidak diterimanya baik-baik. Masih dengan penuh kemarahan, Irma mengulurkan rantang berisi makanan yang sengaja dibawakan untuk Wisnu.

"Papa masih nunggu di bawah. Kalau aja yang ngelihat hal ini bukannya Mama, melainkan Papa, abis kamu, Nu. Mama nggak mau tahu. Kalau sampai nanti malam kamu nggak pulang ke rumah, Mama bawa kamu ke psikiater untuk nyembuhin kelainan kamu. Mengerti?"

Tanpa menunggu respon dari Wisnu, Irma sudah lebih dulu pergi meninggalkan Wisnu. Dengan lemas, Wisnu masuk kembali ke dalam rumah dan melihat Adi yang sudah terduduk di sofa masih dengan wajah mengantuk.

"Siapa? Tante Irma?"

Wisnu mengangguk. Dia membawa rantang yang diserahkan mamanya ke dapur dan hanyut dalam pikirannya sendiri. Wisnu tidak tahu sejak kapan rumor tentang penyimpangan orientasi seksualnya benar-benar dipercaya oleh mamanya. Padahal, seperti yang sudah Wisnu jelaskan berkali-kali, dia tidak memiliki penyimpangan dalam memutuskan jenis kelamin mana yang disukainya.

Pertama kali Wisnu bertemu dengan Adi adalah saat dia sedang berlibur di Lombok dan berkenalan dengan Adi yang saat itu bekerja sebagai barista di sebuah bar. Karena jatuh cinta dengan kemampuan Adi dalam meracik kopi, Wisnu yang memang sedang kelimpungan menemukan barista untuk kafe barunya, berusaha semaksimal mungkin untuk membuat Adi tertarik meninggalkan Lombok untuk bergabung dengannya di Jakarta dan merintis bisnis coffee shop. Nyatanya, usaha Wisnu dan Adi berbuah manis. Sampai saat ini saja, Cup & Spoon sudah memiliki total delapan cabang yang tersebar di Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, dan Bali.

Sebenarnya, bukan hal yang aneh juga jika banyak orang yang mengira bahwa Wisnu dan Adi memiliki hubungan spesial dibanding sebatas rekan kerja. Selain menghabiskan banyak waktu di kafe, Wisnu dan Adi sama-sama memiliki hobi travelling dan hiking. Bisa dibilang, Wisnu dan Adi cocok dalam segala hal, yang membuat mereka selalu terlihat berdua kemanapun berada. Padahal, selain Adi, Wisnu juga memiliki satu lagi teman dekat yang namanya Pandu. Hanya karena Pandu sudah menikahlah, Wisnu dirumorkan memiliki hubungan khusus dengan Adi.

Mister DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang