Ketika mata kita bertemu, akankah takdir kita juga bertemu?
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Seoul, 09.25 KST
Seorang gadis cantik sedang berlalu lalang untuk mengecek seluruh tamu yang keluar masuk hotel tempatnya bekerja. Penampilannya yang anggun ditambah dengan senyuman serta ucapan ramahnya itu membuat para pelanggan puas dengan pelayanan hotel ini.
"Terima kasih, silahkan datang kembali." Ucapnya dengan senyuman ramahnya.
"Jisoo-ssi!" Gadis tersebut membalikkan badannya menatap pada pemilik suara bijaksana tersebut.
"Ne Sajangnim?"
Seseorang yang dipanggil 'Sajangnim' oleh gadis yang bernama Jisoo ini pun berjalan mendekati Jisoo, "Bagaimana kondisi hotel hari ini?"
"Seperti yang bisa anda lihat, Sajangnim." Jisoo menjeda kalimatnya, "Hotel terlihat ramai."
"Bagus." Sang Sajangnim menganggukkan kepalanya, "Ikut aku ke ruanganku, Jisoo-ssi."
Jisoo hanya mengangguk dan mengikuti sang atasan ke ruangannya. Jisoo adalah manajer dari Seoul Royal Suite Hotel. Pekerjaan dia adalah mengecek dan memastikan setiap tamu yang datang ke hotel mendapatkan pelayanan yang memuaskan. Dan kali ini, dia sedikit bingung karena sang atasan menyuruhnya ikut ke ruangan.
"Duduklah." Jisoo mengangguk, kemudian menjatuhkan duduknya ke atas kursi.
"Sajangnim, ada perlu apa memanggil saya?" Tanya Jisoo begitu duduk.
Sang atasan menghela nafasya sejenak sebelum berkata, "Hari ini, anak perempuan saya, Kim Jennie akan datang untuk menginap di hotel." Sang atasan menjeda kalimatnya sejenak, "Saya harap, kamu dapat melayani dia dengan baik."
Jisoo mengerutkan keningnya, "Bukannya ada Kang Seulgi?"
Sang atasan menggeleng, "Kang Seulgi adalah manajer restoran. Sedangkan kau adalah manajer umum di hotel ini."
"Tapi Sajangnim, tamu-tamu yang harus saya layani masih banyak."
"Saya bisa menyuruh Yeji untuk mengurus tamu-tamu itu." Sang atasan menjeda kalimatnya, "Dan kau pasti sudah tau kan apa profesi anak perempuan saya itu?"
Jisoo mengangguk, "Ne Sajangnim, arraseo."
Sang atasan tersenyum, "Bagus. Berikan pelayanan terbaikmu pada anak perempuan saya."
Kembali, Jisoo mengangguk, "Ne Sajangnim."
"Geurae, kau boleh keluar dari ruangan saya."
Jisoo berdiri dari kursinya dan memberi hormat sebelum keluar dari ruangan atasannya. Jisoo menghela sejenak nafasnya sebelum akhirnya dia membalikkan badannya dan....
"Kamjagiya!!"
"Aish! Jinjja, Jisoo-ssi?"
"Ya, Kang Seulgi! Ngapain kau disini?!"
"Aku tadi melihat Sajangnim membawamu ke ruangannya." Seulgi menjeda kalimatnya, "Dan aku sedikit penasaran apa yang wanita tua itu bicarakan padamu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Never Forget(Completed)
FanfictionSegala tentangmu, tidak akan pernah kulupakan.