24

921 124 2
                                    

Seulgi menggeliat pelan dan membuka matanya secara perlahan. Dia merasa istirahatnya sudah cukup. Seulgi menjatuhkan pandangannya ke samping dan melihat bahwa Yeji sudah tidak berada di sampingnya. Seulgi mengangkat tangan kirinya dan melihat jam tangannya yang telah menunjukkan pukul 17.24 waktu Korea. Dia merenggangkan otot tubuhnya sejenak, lalu beranjak dari sofa lobi hotel menuju ruang loker.

Seulgi tersenyum saat melihat Yeji yang telah bersiap untuk pulang. Dia pun mendekati Yeji dan mengusap puncak kepala Yeji. Yeji tersentak dan menatap Seulgi yang sedang tersenyum padanya. Yeji pun membalas senyuman Seulgi. Bagi Yeji, dia sangat beruntung bisa bertemu dengan Seulgi yang selalu membantunya saat berada dalam kesulitan. Seulgi selalu menjadi senior dan kakak yang baik bagi Yeji.

"Kau sudah mau pulang?" Tanya Seulgi kemudian.

Yeji mengangguk, "Aku ingin mengistirahatkan tubuhku di ranjangku yang empuk."

Seulgi terkekeh. Kemudian berjalan menuju lokernya. Dia mengeluarkan baju gantinya dari sana dan menggantinya. Yeji yang telah siap, menunggu Seulgi di luar. Seperti kebiasaannya setiap saat. Dia pulang bersama Seulgi.

"Kajja, kita pulang." Ucap Seulgi yang hanya diangguki oleh Yeji.

Lalu, mereka pun keluar dari hotel dan pulang bersama.

***

Aku memang bahagia terlahir kembali sebagai diriku. Aku juga bahagia bisa melihat dia yang pernah mengisi memori masa laluku.

Tapi, itu semua hanyalah harapan. Aku yang saat ini merana tanpa tau apa artinya. Hatiku sakit, tapi aku masih bisa menahannya. Berkali-kali kata cinta terucap meskipun itu dalam hati.

Orang yang kucintai, hanya menganggapku sebagai sahabat. Ya, sahabat! Tidak lebih dari itu. Aku berharap terlalu jauh padanya. Dan aku baru sadar, jika apa yang aku inginkan, tidak bisa aku dapatkan.

Miris memang. Tapi, inilah kisah cintaku. Meskipun bukan sebagai tokoh utama yang selalu mendapat kebahagiaan, tapi aku selalu bersyukur menjadi sahabatnya dan berada di sampingnya.

***

Jennie menghela nafasnya. Saat ini, dia tengah latihan di ruangan khusus di apartemennya. Konsernya hanya tinggal beberapa hari itu. Dengan giat, dia berlatih koreografinya. Sooyoung dengan setia menemani Jennie berlatih. Peluh sudah menetes membasahi wajah Jennie. Jennie begitu fokus dengan konsernya dan tak ingin membuat kesalahan pada konsernya itu.

Setelah beberapa menit latihan, Jennie pun beristirahat. Dia tersenyum pada Sooyoung yang menyodorkan padanya sebotol air mineral. Jennie meminum seteguk air mineral tersebut. Sooyoung kembali tersenyum melihat kesungguhan Jennie dalam melakukan konsernya ini. Sooyoung menjatuhkan duduknya di samping Jennie. Keduanya memandang kaca yang ada di hadapan mereka.

"Kau sungguh bekerja keras dengan konsermu kali ini." Ucap Sooyoung.

"Yang bisa kulakukan cuma ini." Jennie meneguk kembali air mineralnya, "Untuk sekarang, aku akan fokus ke konserku yang tinggal beberapa hari lagi."

Sooyoung menghela nafasnya, "Kau tau, sebenarnya aku juga sedang ada masalah dengan kekasihku."

Jennie menatap Sooyoung, "Seung Wan?" Jennie terkekeh, "Kau tidak sungguh-sungguh mengatakan itu kan?"

Sooyoung menggeleng, "Entahlah. Aku merasa ada yang aneh padanya akhir-akhir ini."

"Aneh?" Jennie mengerutkan keningnya, "Bukannya selama ini kalian baik-baik saja?"

Never Forget(Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang