33

1K 124 18
                                    

5 menit sebelum konser dimulai....

'Aku dan Umma sudah di lokasi ya.'

"Ne. Aku akan segera kesana."

'Geurae, aku akan menunggumu.'

Tanpa membalas Rosé, Jisoo pun langsung mematikan sambungan teleponnya. Setelah itu, dia pun mengambil kunci mobil dan melangkah keluar rumah dan masuk ke dalam mobilnya yang telah terparkir.

Jisoo segera melajukan mobil menjauhi rumahnya untuk menembus jalan raya kota Seoul. Sepanjang perjalanan, Jisoo bersenandung kecil mengikuti lagu yang diputar di radio mobilnya.

Sementara dari arah berlawanan, ada sebuah mobil ugal-ugalan dengan kecepatan tinggi. Tampaknya pengemudi mobil itu mabuk. Terlihat dari mobilnya yang berjalan kiri dan kanan. Jisoo mengerutkan keningnya saat melihat lampu mobil yang sangat terang menyorot langsung pada matanya. Karena lampu sorot dari mobil ugal-ugalan yang begitu terang, membuat Jisoo memutar setirnya ke kanan demi menghindari lampu sorot itu.

Namun, mobil ugal-ugalan itu semakin cepat, hingga membuat Jisoo terkejut dan langsung membanting setir ke kiri dan membuat mobil Jisoo berguling beberapa kali. Mobil Jisoo berhenti berguling saat badan mobilnya membentur sebuah pohon. Dan, kalian sudah tahu apa yang terjadi selanjutnya.

***

Konser Jennie sudah berlangsung selama satu jam lamanya. Tapi, Jennie masih tidak melihat kehadiran Jisoo di tribun penonton. Jennie agak kecewa sebenarnya. Tapi, dia berusaha tampil profesional. Mata Jennie berbinar saat dia melihat sosok Jisoo yang akhirnya menampakkan batang hidungnya di tribun penonton. Namun, Jennie merasa ada yang aneh dari Jisoo. Jisoo berjalan tak seperti biasanya. Karena jarak dari tribun yang diduduki oleh Jisoo jauh dari jarak pandang panggung, Jennie tidak bisa melihat apa yang terjadi pada tubuh Jisoo.

Sementara itu, Rosé, Seulgi dan Shin Hye tampak terkejut melihat tubuh Jisoo yang penuh luka. Mereka tampak panik dan melontarkan pertanyaan yang sama. Tapi, dengan santai dan tersenyum Jisoo menjawab, "Nan gwenchana."

"Bagaimana kau tidak apa-apa sementara tubuhmu mengalami luka yang sangat parah, Jisoo-ah?" Ucap Rosé dengan nada paniknya.

"Apa yang dikatakan oleh Chaeyoung benar, Jisoo." Shin Hye menjeda kalimatnya, "Kau harusnya langsung pulang ke rumah."

Jisoo menggeleng, "Jennie sudah memberiku tiket untuk menonton konsernya. Jadi aku harus menepati janjiku dengan hadir di konsernya."

Shin Hye hanya bisa menghela nafasnya. Sementara Rosé, dia segera mengambil tissue dari dalam tas slempangnya dan mengusap darah yang mengalir dari kepala Jisoo. Jisoo tersenyum pada Rosé. Dia bersyukur mempunyai kekasih perhatian seperti Rosé. Rosé hanya membalas sejenak tatapan Jisoo padanya. Setelah itu, dia kembali fokus mengusap darah yang mengalir dari kepala Jisoo.

"Kenapa sih kau selalu memaksakan dirimu untuk selalu kuat?" Nada suara Rosé terdengar bergetar saat bertanya pada Jisoo.

Jisoo menarik Rosé ke dalam pelukannya, "Agar aku bisa melindungi orang yang aku sayangi."

Rosé membalas pelukan Jisoo dengan erat. Air mata langsung mengalir saat itu juga dari kedua sudut mata Rosé. Dia tahu Jisoo ingin selalu melindunginya. Tapi, dia tidak ingin Jisoo selalu terlihat kuat sendirian. Rosé ingin menemani Jisoo dan juga ingin menjadi kuat di samping Jisoo.

"Aku tidak apa-apa." Jisoo mengecup puncak kepala dari Rosé, "Kau tidak usah khawatir ya?"

Rosé mengangguk di pelukan Jisoo. Jisoo melepaskan pelukannya dan mengusap air mata Rosé. Setelah itu, dia merangkul Rosé dan kembali menikmati konser Jennie.

Never Forget(Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang