08

1.9K 265 11
                                        

Pagi menjelang, mengharuskan setiap orang bangun untuk melakukan kegiatannya. Begitu juga dengan Jisoo. Dia sudah siap dengan pakaian dinasnya. Jisoo tersenyum sejenak setelah memoleskan make up tipis di wajahnya. Setelah itu, dia keluar dari kamarnya menuju ruang makan. Senyum Jisoo semakin melebar kala dia melihat Lisa, Umma dan Appa Kim lagi menikmati sarapan bersama.

"Selamat pagi!" Ujar Jisoo sembari mendaratkan sebuah ciuman di puncak kepala Lisa.

"Pagi juga, Jisoo." Balas Appa Kim.

"Kau tampak bahagia pagi ini." Umma Kim memberikan piring berisi nasi dan lauk pauk pada Jisoo, "Ada apa?"

Masih belum melunturkan senyumannya, Jisoo menjatuhkan duduknya dan menerima nasi tersebut dari tangan Umma Kim, "Karena pagi ini, aku bisa melihat senyuman Lisa lagi, Umma."

Appa dan Umma Kim tersenyum penuh arti. Mereka tahu sosok Jisoo yang amat penyayang itu. Dia sangat menyayangi Lisa lebih dari apapun meskipun Lisa bukanlah adik kandungnya. Setelah itu, keluarga Kim pun menghabiskan sarapan mereka diselingi percakapan ringan.

***

Rosé bangun terlebih dahulu daripada Jennie. Kini, dia tengah menyisir rambutnya. Dia baru saja selesai mandi dan rencananya, dia akan jalan-jalan ke sebuah pusat perbelanjaan di Seoul. Time Square Mall menjadi pilihan Rosé kali ini. Setelah dirasa cukup bersolek, Rosé pun keluar dari kamar menuju lobi hotel.

Di luar lobi hotel, sudah ada supir siaga yang menunggunya. Supir tersebut membungkukkan badannya pada Rosé. Rosé membalasnya dengan seyuman manis. Setelah itu, sang supir pun membuka pintu untuk Rosé. Rosé langsung masuk ke dalam mobil dan duduk dengan nyaman di kursi penumpang.

"Kita ke Time Square Mall ya, driver-nim." Perintah Rosé saat sang supir telah berada di dalam mobil.

Sang supir mengangguk, "Ne, nona Park."

Setelah itu, sang supir pun mengendarai mobil menjauh dari pekarangan hotel.

***

"Lihat Seolhyun, salju."

Seolhyun tersenyum saat melihat salju yang turun. Tangannya terjulur untuk menampung salju-salju yang turun itu. Senyuman Seolhyun menular pada Jisoo yang juga tersenyum. Dia senang jika Seolhyun bahagia. Baginya, kebahagiaan Seolhyun adalah segalanya.

"Kau suka?" Tanya Jisoo.

Seolhyun mengalihkan tatapannya pada Jisoo dan mengangguk, "Ini indah. Aku suka."

Jisoo membuka langkahnya mendekati Seolhyun dan memeluknya dari belakang. Jisoo menjatuhkan ciumannya ke puncak kepala dari Seolhyun. Seolhyun memegang tangan Jisoo yang melingkar di pinggangnya. Dia bahagia menjadi kekasih dari jenderal hebat seperti Jisoo.

"Aku senang kalau kau menyukainya." Ucap Jisoo semakin mengeratkan pelukannya.

"Kamsahamnida, Jisoo-ah."

Jisoo melepaskan pelukannya dan membalikkan tubuh Seolhyun untuk menghadapnya. Jisoo kembali tersenyum sebelum mendekatkan wajahnya. Mengerti maksud Jisoo, Seolhyun pun memejamkan matanya. Kedua insan tersebut pun saling melepaskan kehangatan di balik dinginnya salju yang turun.

Never Forget(Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang