Jisoo baru saja selesai membantu Umma Kim membersihkan piring bekas makan malam mereka. Kini, dia tengah duduk di ruang tamu bersama dengan Lisa. Meskipun mata Jisoo menatap layar TV, tapi pikirannya sedang melayang jauh. Benar dia mencintai Rosé. Tapi, alasannya hanya karena Rosé adalah reinkarnasi kekasih masa lalunya. Jisoo menghela pelan nafasnya. Tapi sayang, helaan nafasnya itu didengar oleh Lisa. Dia membuang pandangannya pada Jisoo seraya berkata, "Capek ya?"
Jisoo menatap Lisa dan menggeleng. Lalu, dia kembali menatap layar TV yang menampilkan drama favoritnya. Lisa tersenyum. Dia mengerti ekspresi Jisoo. Jisoo sedang dilema. Dan dia tidak mau mengungkit itu lagi. Lisa membuang pandangannya kembali pada layar TV. Kali ini, kedua kakak beradik itu hanya diam menikmati tontonan drama dengan pikiran mereka masing-masing. Hingga, Jisoo berdiri dan berjalan menuju kamarnya.
***
Royal Suite Hotel...
Rosé baru saja selesai membersihkan dirinya. Kini, dia berada di kamar VIPnya dan membaca novel yang baru saja dibelinya sebelum pulang ke hotel. Namun, Rosé tidak benar-benar membaca novel tersebut. Matanya memang melihat setiap huruf dari novel itu. Tapi tidak dengan pikirannya. Rosé akhirnya menutup novel tersebut dan meraih ponselnya yang diletakkan di atas nakas.
Helaan nafas kasar lolos begitu saja dari mulutnya saat melihat wallpaper ponselnya. Wallpaper itu tidak pernah diubahnya sejak dia mengetahui siapa dirinya. Setetes air mata jatuh membasahi pipinya. Kejadian satu bulan yang lalu, membuatnya kembali trauma akan kehilangan Jisoo. Apalagi berita tentang kaburnya pembunuh bayaran yang mengincar nyawa Jisoo.
"Dulu, aku berjanji pada Mina kalau aku akan menjadi kuat. Kenapa sekarang aku malah menjadi lemah begini?" Batin Rosé.
Rosé menggeleng, "Andwae! Aku harus bisa menjadi kuat untuk melindungi Jisoo dari bahaya."
Rosé bangkit dari ranjangnya dan keluar dari kamar VIP tersebut setelah memoles dirinya dan memakai pakaian kasualnya. Rosé bertekad untuk ke rumah Jisoo kali ini untuk menjaganya. Namun, dia tidak tahu bahaya yang sedang mengintainya.
Rosé tidak menyadari seseorang sedang menatapnya dari jauh dengan senyuman miringnya. Orang tersebut berada di dalam mobil curiannya sembari mengintai Rosé. Kim Dahyun. Ya, dialah orang itu. Dahyun menjalankan mobilnya saat melihat mobil Rosé mulai berjalan meninggalkan hotel.
Karena jalanan yang mulai sepi, maka Dahyun dengan berani mempercepat laju mobilnya sehingga berada tepat di samping mobil Rosé. Dahyun pun menabrakkan samping badan mobilnya ke arah mobil Rosé. Membuat Rosé kehilangan kendali dan menabrak tiang listrik. Dahyun menghentikan mobilnya dan keluar menghampiri mobil yang dikendarai oleh Rosé.
Dahyun membuka pintu kemudi Rosé dan mengeluarkan Rosé secara paksa. Dia tersenyum miring saat melihat tatapan Rosé yang begitu tajam padanya.
"Lepaskan aku, bajingan!" Bentak Rosé dengan nada tinggi.
Dahyun menggeleng, "Kau bakal menjadi umpan yang bagus buatku."
Setelah itu, Dahyun pun membawa Rosé secara paksa ke arah mobil curiannya. Dia membuka pintu bagian penumpang dan memaksa tubuh Rosé untuk masuk ke dalam. Karena Rosé terus memberontak, Dahyun pun mengeluarkan jarum suntik yang telah berisi cairan penenang dari saku celananya. Dahyun segera menyuntikkan cairan itu ke leher Rosé.
Perlahan namun pasti, tenaga Rosé mulai berkurang dan pada akhirnya, Rosé tidak sadarkan diri. Dahyun pun menidurkan Rosé ke bangku penumpang. Setelah menutup pintu bagian penumpang, Dahyun pun berjalan memutar menuju pintu kemudi. Dahyun menghidupkan mesin mobilnya setelah menutup pintu kemudi dan menjalankan mobil curiannya itu ke sebuah tempat yang telah disediakannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Never Forget(Completed)
FanfictionSegala tentangmu, tidak akan pernah kulupakan.