16

1.3K 186 11
                                    

Rosé telah tiba di bandara Gimpo. Kini, dia tengah menunggu penerbangannya yang tinggal 5 menit itu. Sembari menunggu, dia mengeluarkan ponselnya dan tersenyum saat melihat wallpaper ponselnya. Itu lukisan dirinya dan Jisoo di jaman Dinasti Joseon. Lukisan terakhir dirinya saat bersama Jisoo sebelum Jisoo meninggal dengan tragis.

Jisoo dan Rosé bertemu kembali di bangku kuliah. Namun, saat itu Rosé belum tahu siapa dirinya. Hingga dia banyak mengabaikan Jisoo ketika Jisoo mengejar dirinya. Tapi saat dia telah mengetahui siapa dirinya, dia sudah benar-benar terlambat. Dia sempat menyesali semuanya dan melanjutkan pendidikannya di New York.

Rosé tersentak dengan ponselnya yang berbunyi. Dia tersenyum lebar saat melihat nama yang muncul di layar ponselnya. Jisoo, nama yang menelponnya itu. Tanpa basa basi, Rosé pun menggeser tombol hijau di layar ponselnya dan menempelkan ponselnya ke telinganya.

"Yeoboseyo?"

'Ya Yeobo! Kau dimana?'

"Aku di bandara."

'Huh? Ngapain kau di bandara?'

"Mau pulang ke New York."

'Yah! Padahal hari ini ulang tahunku. Dan aku berencana untuk menraktirmu.'

Rosé tersenyum mendengar nada manja sang kekasih di balik telpon. Dia sunggu menyesal harus balik ke New York saat sang kekasih sedang berulang tahun.

"Mianhae. Ada pekerjaan yang harus kuurus di New York." Ucap Rosé kemudian.

'Kau hati-hati ne. Jaga diri disana. Ingat, jangan genit!'

Rosé terkekeh pelan, "Aigo! Pacar aku kok manja begini ya?"

'Ih, aku serius, Yeobo!'

Rosé melebarkan senyumannya, "Ne, aku tidak akan genit-genit disana."

'Ingat makan tepat waktu ya!'

"Ne. Kau juga ingat makan tepat waktu."

'Hmm. Ya sudah, aku tutup telponnya ya? Saranghae.'

"Nado saranghae. Oh ya, saengil chukae, Yeobo."

Setelah berkata demikian, Rosé pun memutuskan sambungan telpon tersebut, lalu beranjak untuk melakukan check in terakhir sebelum naik ke pesawat.

***

Jeongyeon membereskan segala perlengkapan Jennie. Hari ini, Jennie telah keluar dari rumah sakit. Sedari tadi, senyum terus menghiasi wajah Jennie. Dia senang, akhirnya bisa keluar rumah sakit dan bertemu dengan Jisoo. Pandangan Jeongyeon dan Jennie teralihkan pada pintu kamar Jennie yang terbuka. Jeongyeon tersenyum dan membungkuk hormat pada Shin Hye.

"Kajja! Mommy sudah mengurus semuanya." Ucap Shin Hye.

Jennie menggandeng tangan Shin Hye dengan manja. Sementara Jeongyeon hanya bisa menggeleng melihat sifat manja Jennie itu.

"Oh iya, kau hari ini ada jadwal syuting video musik untuk lagu barumu." Ucap Jeongyeon.

Jennie menatap Jeongyeon yang kini berjalan di sampingnya, "Telpon produser-nim. Bilang padanya untuk mengubah jadwalnya jadi besok."

Jeongyeon tersenyum dan mengangguk. Lalu, dia pun merogoh saku celananya dan meraih ponselnya. Dia pun menelpon sang produser untuk memberitahukan yang dipesankan Jennie padanya.

Never Forget(Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang