Seorang gadis tengah berdiri di depan sebuah makam dengan nisan yang bertuliskan nama Kim Dahyun. Gadis tersebut mengepalkan kedua tangannya seraya menatap kepada nama yang tertera di nisan tersebut. Dialah, Kim Yerim atau yang lebih dikenal sebagai Yeri, adik perempuan dari Dahyun. Air mata tidak menetes dari kedua matanya karena dia berjanji untuk tidak meneteskan air matanya lagi pada Dahyun.
"Kau ingin membalaskan dendam kakakmu?" Yeri membuang tatapannya pada seseorang yang entah sejak kapan telah berdiri di sampingnya. Dialah, Myoui Mina.
"Ngapain kau kemari?" Tanya Yeri dengan nada dinginnya.
Mina tersenyum pada Yeri, "Aku ikut berduka soal Dahyun."
Yeri memalingkan tatapannya dari Mina. Dia kembali menatap makam Dahyun seraya berkata, "Aku tidak akan bersedih hanya karena kakakku meninggal."
Mina mengangguk, "Untuk itulah, aku mau kau membalaskan dendammu pada orang yang telah membunuh kakakmu."
Yeri menatap tajam pada Mina, "Siapa orang itu?"
"Kim Jisoo." Mina menjeda kalimatnya, "Kurasa kau telah mengenal nama itu."
Yeri terdiam saat Mina menyebutkan nama itu. Benar! Yeri merasa familiar dengan nama itu. Nama yang pernah muncul dalam daftar korban Dahyun. Yeri kemudian tersenyum miring dan mengangguk cepat, "Tunjukkan padaku wajah Kim Jisoo."
Mina mengeluarkan ponselnya dan menunjukkan wajah Jisoo pada Yeri. Mina tersenyum miring saat melihat wajah marah dari Yeri. Kali ini, rencananya untuk melenyapkan Jisoo pasti akan berhasil.
"Kau harus membayar apa yang telah kau buat, Jisoo-ssi!" Batin Mina.
"Akan kubayar kau jika kau sanggup melenyapkannya." Ucap Mina kemudian.
Yeri menggeleng, "Simpan saja uangmu. Tujuanku hanya membalaskan dendam kakakku."
Mina mengangguk, lalu menyimpan kembali ponselnya. Dia menepuk pelan pundak Yeri seraya berkata, "Semoga beruntung."
Setelah itu, Mina pun pergi dari sana. Meninggalkan Yeri yang berdiri tegak di depan makam kakaknya.
"Aku akan membalas dendammu, kak." Batin Yeri.
***
Joohyun menghempaskan tubuhnya di sofa ruang tamu. Dua tahun menikah dengan Seulgi, baru kali ini dia melihat Seulgi yang begitu bahagia. Dirinya merasa bersalah karena telah merusak kebahagiaan wanita yang sangat dicintainya itu. Tanpa sadar, air mata menetes dari kedua matanya. Joohyun menggunakan kedua tangannya untuk menutupi wajahnya. Dia menangis terisak.
Ya, Joohyun selalu menangis sendirian saat Seulgi tidak ada. Dia tidak mau tampak sedih di depan Seulgi. Sejak kematian kedua orang tuanya, Seulgi sangat menjaga Joohyun. Itulah yang membuat Joohyun menikahi Seulgi. Selama menikah, kebutuhan Joohyun selalu dipenuhi oleh Seulgi.
Drrrtttt!! Drrrttt!!
Joohyun terkesiap saat merasakan getaran ponselnya. Dia meraih ponselnya yang diletakkan di meja. Joohyun tersenyum saat melihat nama Seulgi terpampang di layar ponselnya. Jempolnya menggeser tombol hijau di layarnya seraya berkata, "Wae? Tumben kau telpon."
'Tidak tau. Aku tiba-tiba kangen padamu.'
Joohyun mengusap air matanya dan terkekeh pelan, "Biasanya juga kau tidak ingat istri."
'Ya! Tega sekali kau berbicara seperti itu.'
"Ne, ne. Waeyo? Kenapa kau menelponku disela-sela kerjaanmu?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Never Forget(Completed)
FanfictionSegala tentangmu, tidak akan pernah kulupakan.