21

1.1K 167 11
                                    

Kruyuk!!

Rosé memegang perutnya yang lapar. Sebuah keajaiban memang dia bisa bertahan selama satu bulan tanpa memakan apapun. Minum pun hanya seteguk. Untuk saat ini, tiada apapun yang lebih penting selain kehadiran Jisoo. Jika Jisoo pergi meninggalkannya, buat apa dia masih bertahan? Kehilangan seseorang yang sangat dicintai itu memang sangat berat.

Rosé tersentak saat melihat tangan seseorang yang tengah menyodorkan kotak bekal padanya. Rosé menatap orang tersebut dan melemparkan senyuman tipisnya. Sementara orang yang dipandang hanya bisa menghela nafas panjangnya dan menjatuhkan duduknya di samping Rosé.

"Jangan bersedih terus."

"Bagaimana caranya supaya aku tidak sedih, Unnie?"

Orang yang ternyata Jennie itu pun menghela nafasnya, "Jisoo tidak akan senang melihatmu dalam kondisi yang sekarang."

Rosé tersenyum hambar. Baginya sekarang adalah, bagaimana caranya agar dirinya bisa bertemu dengan Jisoo di alam baka.

"Makanlah," Jennie kembali menyodorkan kotak bekal pada Rosé, "Sudah satu bulan kau tidak makan."

Rosé menatap Jennie, lalu menggeleng. Membuat Jennie berdecak kesal dan membuka kotak bekal tersebut. Jennie mengambil satu sendok nasi, lalu menyodorkannya di depan mulut Rosé, "Buka mulutmu!"

Rosé masih bersikukuh untuk menolak makanan yang diberikan.

"Jangan pancing kesabaranku, Park Chaeyoung!" Nada bicara Jennie mulai meninggi.

"Buat apa aku makan kalau di hadapanku sekarang bukan Jisoo?" Ucap Rosé seraya memalingkan wajahnya ke arah lain.

Jennie kembali berdecak, "Jangan menyiksa dirimu sendiri seperti ini. Unnie memohon padamu."

Rosé tersenyum manis. Dia membuang tatapannya pada Jennie, "Kau terlalu mengkhawatirkanku, Unnie."

"Bagaimana aku tidak khawatir melihat kondisi adik perempuanku yang seperti ini?!" Suara Jennie mulai terdengar lirih. "Unnie memohon padamu atas nama Jisoo, makanlah."

Rosé kembali menggeleng, "Tidak Unnie. Aku tidak lapar."

Jennie memejamkan matanya. Dia gagal membujuk Rosé. Sejenak, dia memikirkan tentang permintaan Shin Hye padanya.

***

"Mommy?"

"Masuklah."

Jennie melangkah masuk ke dalam ruangan Shin Hye dan menjatuhkan duduknya di kursi yang berhadapan langsung dengan Shin Hye.

"Ada apa Mommy memanggilku?"

Shin Hye menghela nafasnya sejenak. Ada rasa tidak enak saat hendak mengatakan ini semua pada Jennie. Di satu sisi, Shin Hye ingin melihat kembali senyuman Rosé. Di satu sisi, dia tidak ingin menghancurkan rencana Jennie.

"Mommy ada masalah?"

Shin Hye menatap Jennie dan tersenyum, "Sebenarnya, ada satu hal yang ingin Mommy sampaikan padamu."

"Apa itu, Mom?"

"Begini--" Shin Hye menjeda kalimatnya, "Ini soal Chaeyoung."

Jennie menghela nafasnya saat mendengar nama adik perempuannya itu. Rosé sudah dibujuk oleh banyak orang. Tapi, dia tetap keras kepala pada pendiriannya.

Never Forget(Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang