02

3.3K 386 18
                                    

Kamu, yang dulu pernah hadir di kehidupanku.

Kamu, yang dulu pernah mengisi hatiku.

Kamu, yang dulu selalu mencintaiku.

Kamu, yang pernah menjadi masa laluku.

Kamu, yang akhirnya bisa kutemui lagi.

Dan aku, masih ingat janji masa lalu kita. Selalu, bahkan selamanya.

***

Jisoo terbangun saat mendengar bunyi alarmnya. Dia mengucek terlebih dahulu matanya, lalu beranjak dari ranjangnya menuju ke kamar mandi yang ada di dalam kamarnya untuk membersihkan dirinya. Selesai mandi, Jisoo pun memakai pakaian kerjanya lalu membuka langkahnya menuju dapur. Tangannya terjulur untuk membuka lemari dapur dan mengambil satu bungkus kopi instan untuk diseduh. Jisoo memang seorang penikmat kopi. Dia bisa meminum 5 bungkus kopi instan dalam sehari.

Jisoo tersenyum saat bau kopi yang diseduhnya menyeruak masuk ke dalam indera penciumannya. Dia pun meminum seteguk kopi tersebut lalu membuat sarapan untuknya dan Lisa. Jisoo membuat sarapan dengan telaten layaknya Ibu Rumah Tangga. Beberapa menit kemudian, sarapan tersebut pun selesai dibuat. Jisoo membawa sarapannya dan juga Lisa menuju kamar Lisa. Jisoo mendorong pintu kamar Lisa dengan tubuhnya. Begitu pintu terbuka, Jisoo langsung melemparkan senyumannya pada Lisa yang telah terbangun dan duduk di ranjangnya.

"Pagi, Lisa. Bagaimana tidurmu?" Tanya Jisoo begitu menyerahkan sarapan pada Lisa.

Lisa tersenyum sembari menerima sarapan dari tangan Jisoo, "Tidurku nyenyak Unnie."

"Bagus kalau tidurmu nyenyak. Unnie senang mendengarnya." Balas Jisoo.

Lalu, kedua kakak beradik tersebut pun menghabiskan sarapan mereka diiringi percakapan ringan dengan tawa yang sesekali muncul dari mulut keduanya.

"Unnie berangkat kerja dulu ya." Jisoo mengambil piring Lisa yang telah kosong, "Kau baik-baik di rumah ya?"

Lisa mengangguk, "Ne Unnie. Semangat kerjanya, Unnie."

Jisoo tersenyum, lalu keluar dari kamar Lisa kembali menuju dapur. Jisoo mencuci piringnya dan juga piring Lisa. Setelah itu, Jisoo pun keluar dari rumahnya untuk berangkat kerja.

"Hah! Hari ini pasti akan lebih baik lagi." Gumamnya.

***

"Mommy!!!" Terdengar suara teriakan yang menggema ke seluruh penjuru hotel. Dan suara tersebut cukup menganggu para tamu yang masih ingin istirahat.

"Aigo, Jennie-ah. Waeyo? Kenapa kau teriak-teriak?"

Ya, pemilik suara melengking itu adalah Jennie. Sedari tadi, dia menunjukkan wajah cemberutnya. Dan kini, dia telah berada di ruangan Park Shin Hye setelah suaranya menganggu tamu lain.

"Manajer baru itu kemana? Kenapa belum kelihatan?" Tanya Jennie dengan cengkok aegyo-nya.

"Maksudmu Kim Jibae-nim? Dia belum sampai. Wae?"

Jennie mendengus, "Kenapa dia lama sekali datangnya?"

Park Shin Hye tersenyum dan berdiri, lalu menghampiri Jennie, "Sabar sayang. Sebentar lagi Kim Jibae-nim pasti akan datang."

"Selamat pagi, Sajangnim." Park Shin Hye melihat ke arah pemilik suara tersebut dan tersenyum, "Pagi, Jisoo-ssi."

Mendengar sang Ibu menyebut nama itu, Jennie yang sedari tadi cemberut langsung berubah ceria dan menoleh ke arah pintu ruangan Ibunya.

Never Forget(Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang