35(Finale)

3.1K 182 20
                                    

"Apa?!" Jisoo menutup telinganya saat mendengar teriakan dari Seulgi. "Kenapa kau bodoh sekali sih, Kim Jisoo?!"

"Ya! Seulgi-ssi, pelankan suaramu!"

"Andwae!" Seulgi menggelengkan kepalanya, "Kau memang harus diberi pelajaran, Kim Jisoo!"

"Apa aku memang salah kalau bilang pada Jennie jika kita ini hanya sahabat?" Tanya Jisoo.

Seulgi mendengus, "Sekarang aku bertanya padamu." Seulgi menjeda kalimatnya, "Apakah kau benar-benar mencintai nona Park?"

Jisoo mengangguk mantap, "Tentu saja! Itu tak perlu ditanyakan lagi."

Seulgi tersenyum miring, "Aku tau kau tidak benar-benar mencintainya."

"Maksudmu?"

"Coba pikirkan, kau mencintai nona Park itu karena dia reinkarnasi dari cinta masa lalumu." Jawab Seulgi berusaha menjelaskan, "Aku tak yakin kau benar-benar mencintai nona Park."

Jisoo terdiam mendengar penjelasan dari Seulgi. Kalimat Seulgi ada benarnya. Hanya karena Rosé adalah reinkarnasi dari cinta masa lalunya, maka dia mencintai Rosé.

"Coba sekarang nona Jennie adalah reinkarnasi cinta masa lalumu juga." Seulgi kembali menjeda kalimatnya, "Apakah kau juga akan jatuh cinta pada nona Jennie?"

Jisoo menatap Seulgi tanpa bisa membuka mulutnya. Sekedar informasi, Jisoo sudah menceritakan semuanya pada Seulgi. Jennie juga bagian dari masa lalu Jisoo. Bedanya, Jennie adalah putri raja. Sedangkan dirinya hanyalah seorang jenderal perang wanita. Dan Rosé adalah reinkarnasi dari Kim Seolhyun.

"Pilih yang benar-benar kau cintai dari hatimu. Bukan karena dia reinkarnasi dari cinta masa lalumu." Ucap Seulgi kemudian.

Sebelum beranjak meninggalkan Jisoo, Seulgi menepuk pelan pundak kiri Jisoo. Setelah itu, dia pun keluar dari ruang istirahat karyawan dan kembali menjalani tugasnya sebagai manajer restoran. Sementara Jisoo, dia merenungi semua kalimat dari Seulgi. Memang benar dia mencintai Rosé. Tapi, Jisoo tidak merasakan adanya rasa cinta pada Rosé.

Jisoo pernah memperjuangkan Jennie saat masa kuliah. Dan Jisoo sempat senang karena dia dan Jennie sempat dekat namun, Jennie tidak bisa menerima Jisoo sebagai kekasihnya. Bukan karena dia tidak mencintai Jisoo. Tapi, Jennie sudah menjadi artis kala itu. Jadi, Jennie memikirkan karir dan kuliahnya terlebih dahulu.

Jisoo menunduk dalam. Air matanya tiba-tiba saja menetes tanpa seizinnya. Sekarang, dia meras jahat pada dua wanita yang sangat spesial di hidupnya. Kini, hatinya kembali dipaksa untuk memilih salah satu diantara mereka. Dan Jisoo mengusap air matanya saat dia tahu harus berbuat apa. Setelah itu, dia pun beranjak dari ruang karyawan.

***

Di tempat lain, Jennie tampak tidak bersemangat saat dirinya sedang melakukan meeting dengan produser serta para staff. Dia terus melamun dan tidak mendengarkan apa yang didengarkan oleh sang produser. Sang produser hanya bisa menghela nafasnya melihat keadaan Jennie.

"Jennie." Sang produser mencoba memanggil Jennie.

Jennie masih tidak merespon panggilan dari sang produser. Dia masih sibuk melamun.

"Jennie!" Kini, sang produser agak sedikit membentak.

Jennie sedikit tersentak atas bentakan sang produser. Dia pun menatap sang produser seraya berkata, "Ne, PD-nim?"

"Gwenchana?" Tanya sang produser dengan nada khawatirnya.

Jennie memaksakan senyumannya dan menggeleng, "Nan gwenchana, PD-nim."

Never Forget(Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang