"Masuklah!" Ucap Seulgi pada Mina saat mobil polisi yang ditumpangi olehnya telah sampai di rumah Jisoo.
Mina menatap sendu pada rumah Jisoo. Dengan ragu, dia pun membuka pintu mobil polisi dan turun. Seulgi dan Joohyun juga ikut turun menyusul Mina untuk masuk ke rumah Jisoo. Melihat keraguan Mina untuk mengetuk pintu rumah dari Jisoo, Seulgi mewakilinya untuk mengetuk pintu rumah Jisoo.
Jantung Mina seolah berhenti berdetak saat mendengar suara pintu dibuka. Saat pintu terbuka sempurna, tampaklah sosok Jisoo berdiri di ambang pintu dengan tatapan datarnya pada Mina. Setelah itu, dia pun mengalihkan tatapannya pada Seulgi seolah bertanya pada sahabatnya itu.
"Dia ingin datang dan meminta maaf padamu, Jisoo-ssi." Ucap Seulgi yang mengerti dengan tatapan Jisoo.
Jisoo menghela nafasnya, kemudian kembali menatap Mina. Jisoo tidak tahu harus berkata apa pada Mina. Perbuatan Mina padanya, sudah tidak dapat dimaafkan meskipun Mina meminta maaf dengan tulus sekalipun.
"Mianhae, Jisoo-ah." Ucap Mina lirih.
Jisoo menggeleng, kemudian kembali menatap Seulgi, "Bawa dia pergi dari hadapanku."
Mina meraih lengan Jisoo, "Jebal. Aku mengakui kesalahanku dan menyesal."
Jisoo menepis tangan Mina yang memegang lengannya dan menatap tajam pada Mina, "Enyah kau!"
Mina menggeleng, "Andwae! Aku tidak akan pergi sebelum kau memaafkan semua perbuatanku, Jisoo-ah!"
Kedua tangan Jisoo telah terkepal dan siap untuk meninju wanita di depannya ini. Seulgi yang melihat itu pun segera merangkul Jisoo dan menenangkannya. Namun bukannya tenang, Jisoo malah meneteskan air matanya.
"Kau hampir membunuh kekasihku!" Bentak Jisoo disela isakannya.
Mina terdiam dan menundukkan kepalanya. Dia sungguh tidak berani menatap Jisoo sekarang. Dia benar-benar merasa menyesal dengan perbuatannya sekarang.
"Kematian Ibumu, bukan salahku!" Lagi, Jisoo membentak Mina dengan suara lantangnya.
Mina memberanikan dirinya menatap Jisoo, "Maksudmu, bukan kau yang menyebabkan kematian ibuku?"
Jisoo mengusap air matanya, "Orang yang kau suruh untuk membunuhku, adalah pelaku sebenarnya yang telah menyebabkan kematian Ibumu!"
"M-maksudmu, Dahyun?" Tanya Mina dengan nada bergetarnya kali ini.
Jisoo mengangguk, "Aku kesana untuk menolong Ibumu karena disuruh Ayahmu."
Tubuh Mina lemas mendengarkan penjelasan dari Jisoo. Dia tidak menyangka, Dahyun yang diperintahkan olehnya untuk membunuh Jisoo melalui Joohyun menyebabkan kematian Ibunya.
"Kini kau sudah mengetahui semuanya," Jisoo menepuk pelan pundak kiri Mina, "Sudah terlambat buat kau untuk meminta maaf padaku."
Mina tidak dapat menahan tangisannya lagi. Dia menangis keras di hadapan Jisoo, Seulgi dan Joohyun. Mina sampai membuka mulutnya untuk membiarkan udara masuk ke dalam paru-parunya. Dadanya terasa sangat sesak sekali. Dia masih belum bisa menerima kenyataan pahit ini.
"Appa-mu dan keluargaku sudah kenal baik." Jisoo menjeda kalimatnya, "Hanya saja, aku yang tidak ingin berteman denganmu saat SMA."
Mina berlutut di depan Jisoo. Kedua tangannya kembali meraih tangan kanan Jisoo seraya berkata, "Mianhae, Jisoo-ah. Aku tidak tau."
Jisoo menghela nafasnya, kemudian menarik Mina untuk berdiri, "Seperti yang aku bilang, aku tidak bisa memaafkanmu."
"Wae? Aku sudah mengakui kesalahanku, Jisoo-ah." Mina mengusap air matanya, "Kau masih tidak bisa memaafkanku?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Never Forget(Completed)
FanfictionSegala tentangmu, tidak akan pernah kulupakan.