18

1.2K 175 8
                                    

"Aku telah memerintahkan Jisoo untuk membunuh penyusup di kerajaan kita."

"Terus, apa yang harus kulakukan, Yang Mulia?"

"Tugasmu adalah, menyamar jadi penyusup dan bunuh Jisoo."

"Baik, Yang Mulia. Akan kulakukan."

"Bawa 10 anak buah terbaikmu bersamamu."

"Baik, Yang Mulia."

"Aku mengandalkanmu, Dahyun."

Dahyun mengangguk, lalu segera keluar dari istana untuk bersiap. Dahyun tersenyum miring saat dia telah berada di kamarnya. Dia menatap pada pedangnya yang sudah lama tidak dia gunakan. Dia meraih pedangnya dan mengeluarkan pedang tersebut dari sarungnya. Bayangan wajahnya terpancar di pedangnya yang mengkilap.

Dahyun memasukkan kembali pedangnya ke dalam sarung. Setelah itu, dia memakai penutup mulut. Dahyun kembali tersenyum miring di balik penutup mulutnya. Setelah semuanya selesai, dia pun memerintahkan 10 anak buah terbaiknya untuk mengikutinya.

"Malam ini, kau akan mati Kim Jisoo." Gumam Dahyun.

***

Jennie terengah-engah saat dia sampai di dalam hotel. Dia tahu bahwa Dahyun adalah seorang psikopat. Hanya saja, Dahyun pandai menyembunyikan identitasnya sebagai psikopat. Sekedar informasi, Dahyun bekerja sebagai manajer pemasaran pada sebuah perusahaan di Amerika. Saat ini, dia berada di Korea untuk bertemu dengan kliennya. Dan dia memilih Royal Suite Hotel sebagai tempatnya menginap.

Jennie menghela nafas lega saat melihat Dahyun yang sedang berbicara dengan kliennya di restoran hotel. Berarti, dia belum melakukan apapun terhadap Jisoo. Tanpa sengaja, tatapan Dahyun jatuh pada Jennie yang tengah berdiri di sudut dinding dari lobi hotel. Dia tersenyum pada Jennie dan memberi isyarat pada Jennie dengan menggesekkan telunjuknya di leher. Jennie bergidik ngeri. Dia takut sesuatu yang buruk akan terjadi kembali pada Jisoo.

Jennie pun beranjak dari lobi hotel. Dia berlari sepanjang hotel untuk mencari Jisoo. Jennie kembali bernafas lega saat dia melihat Jisoo yang baru saja keluar dari kamar seorang tamu. Jennie pun melangkah dengan cepat menghampiri Jisoo dan mengalungkan tangannya ke lengan Jisoo. Jisoo tersentak dan langsung menatap Jennie yang tampak panik itu.

"Ada apa, nona Kim?" Tanya Jisoo.

"Dia disini." Ucap Jennie dengan nafas yang terengah-engah.

Jisoo mengerutkan keningnya, "Dia? Dia siapa?"

"Dahyun!" Jennie menjeda kalimatnya, "Dia disini!"

Jisoo terdiam, mencerna jawaban Jennie. Satu detik kemudian, dia membelalakkan matanya.

"Da-Dahyun?" Jisoo menjeda kalimatnya, "Maksudmu, Kim Dahyun?"

Jennie mengangguk, "Kau harus berhenti kerja, Jisoo-ah."

"Wae?" Jisoo melepaskan genggaman Jennie, "Kenapa aku harus berhenti kerja?"

"Kau dulu pernah mati ditangannya!" Jennie mendengus, "Kuharap kau mengingatnya."

Jisoo mengangguk, "Iya aku ingat. Tapi, dia datang ke hotel ini sebagai tamu."

Jennie berdecak kesal. Susah sekali membujuk orang seperti Jisoo. Dia kembali memikirkan sebuah cara agar Jisoo bisa selamat dari ancaman Dahyun. Dia tak ingin Jisoo kembali berjumpa dengan Dahyun dan terluka.

Never Forget(Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang